"Mr. Unknown?"
Rara menatap siluet seorang pria yang berdiri didepan pancaran sinar matahari yang terbenam. Tubuhnya tinggi, lengan yang kekar dengan bahu lebar yang nyaman untuk bersandar.
Xavier menolehkan wajahnya ke arah Rara yang berdiri tidak jauh darinya. Ia mengembangkan senyumnya yang tak pernah ia perlihatkan kepada siapapun kecuali ibunya.
"Akhirnya kamu tiba."
"Apakah kau benar-benar si Mr. Unknwon? Orang yang selalu mengirimiku pesan?" tanya Rara sambil menatap mata Xavier.
Mata itu. Ia merasa pernah melihatnya di suatu tempat. Mata berwarna hitam gelap yang tajam. Ia mengulas kembali memorinya, berusaha mengingat siapa orang itu. Karena ia merasa tidak asing dengannya.
"Iya aku adalah M--"
"Tunggu! Kau... Kau adalah orang yang hampir tertabrak waktu itu kan?" tanya Rara menunjuk ke arah Xavier.
Ia yakin betul bahwa orang yang ada di depannya ini adalah orang yang sama yang pernah diselamatkannya waktu itu. Bahkan suara mereka juga sama.
Xavier sangat terkejut dengan ucapan Rara.
Ia tidak mengira bahwa Rara akan mengenalinya begitu saja walaupun dirinya belum menjelaskan identitasnya. Namun juga ada perasaan senang di hati Xavier ketika Rara masih mengingatnya bahkan mengenalinya dengan betul."Iya. Aku adalah orang yang pernah kamu selamatkan," ucap Xavier sambil tersenyum.
"Kau... Terlihat lebih baik sekarang," ucap Rara.
"Tentu. Itu semua berkat dirimu. Aku memiliki tujuan hidup sekarang."
"Itu bukan karena diriku. Itu karena kamu masih mempunyai keinginan untuk hidup tapi kau hanya tidak mempunyai tekad untuk tetap hidup."
"Ya. Mungkin sekarang aku akan memiliki tekad untuk hidup demi dirimu."
"Ck... Berhentilah bicara omong kosong," ucap Rara jengah sedangkan Xavier hanya menatap Rara sambil tersenyum.
"Jadi, kau ingin mengajakku kemana?" tanya Rara saat Xavier membuatnya tak nyaman ketika ia terus memandangi dirinya.
" Ayo, ikutlah denganku," ucap Xavier sambil menarik tangan Rara lembut.
Perjalanan dilalui dalam keheningan. Tak ada salah satu dari mereka yang berniat untuk membuka suara terlebih dahulu. Namun bukan berarti situasi mereka akan canggung malah sebaliknya mereka lebih nyaman dalam keheningan.
Mobil melaju semakin jauh. Masuk ke area hutan di perbatasan antar kota. Pohon-pohon menjulang tinggi, langit semakin gelap jalanan semakin sepi, hanya lampu mobil yang menjadi penerangan di jalan yang gelap itu.
"Kenapa kita memasuki hutan? K-kau mau membawaku kemana?" tanya Rara gugup.
"Kau akan segera tau jika kita tiba nanti."
"Katakan tempatnya terlebih dulu. Aku tidak tau kau akan membawaku kemana. Lagipula aku tidak bisa mempercayaimu... Aku baru saja mengenalmu. Bagaimana aku akan langsung mempercayaimu," ucap Rara marah.
Mendengar Rara mengatakan hal tersebut Xavier mengeratkan cengkraman di kemudinya. Wajahnya mengeras serta pandangannya menjadi lebih tajam. Ia benar-benar marah ketika Rara tidak mempercayainya.
Namun Xavier menahan amarahnya. Sekarang bukan waktunya ia menunjukkan sifat aslinya. Ia harus memenagkan hati Rara. Ia harus berpikir logis, memang Rara baru mengenalnya dan Rara tidak pernah keluar dari mansionnya kecuali dengan anggota keluarganya. Jadi ia berusaha memaklumi hal tersebut.
"Tenanglah. Jangan takut, aku berjanji aku tidak akan menyakitimu," ucap Xavier tetap tenang.
"Lagipula kamu adalah orang yang menyelamatkanku waktu itu. Aku tidak akan menyakitimu, karena aku berhutang nyawa padamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
MY POSESSIVE BROTHER (END)
Teen FictionSeorang gadis yang hidup dengan sebuah kebohongan besar yg disembunyikan keluarganya. Hingga datang 'mereka' yang mengaku sebagai keluarga kandungnya. Manakah yang harus ia percaya? ❌PLAGIAT MENJAUH 💢 KALAU PLAGIAT CERITAKU, LANGSUNG AKU SHARE AKUN...