"Marvel, kok adik kamu belum turun?" tanya Sarah, saat melihat Rara tidak ada dimeja makan. Padahal sudah waktunya sarapan.
"Oh iya lupa mom. Belom Marvel panggil.Bentar aku panggil," ucap Marvel kemudian segera pergi ke kamar Rara.
"Princess, bangun sayang..."
Tok
Tok
Tok
"Ra??"
Hening. Tak ada suara dari dalam kamar. Hingga akhirnya Marvel memutuskan untuk membuka kamar Rara yang tak pernah terkunci itu.
"Kakak masuk ya?"
Ceklek
Krieett
"Rara... Kamu dikamar mandi?" tanya Marvel saat tak melihat Rara ditempat tidurnya.
"Lho, kok gak ada?" ucap Marvel panik. Ia kemudian segera keluar dari kamar Rara dan menuju ke meja makan untuk memberitahukan kepada anggota keluarga yang lain.
"Rara nggak ada," ucap Marvel panik dengan nafas yang tersenggal senggal.
"Apa maksudmu Vel? Kamu udh cek dikamarnya kan?" tanya Hendrey, ikutan panik.
"Udah pa. Tapi dia nggak ada."
"Samuel, suruh bodyguard untuk mencari."
"Tidak Hendrey. Jangan gegabah dan panik. Rara pasti tidak akan hilang begitu saja dari mansion ini. Aku sudah menaruh banyak CCTV disetiap sudut mansion. Penjagaan juga semakin diperketat. Jika Rara keluar dari mansion tidak mungkin para bodyguard itu tidak melihatnya," ucap William dengan wajah tenangnya.
"Benar kata kakek. Bahkan jika seseorang membantunya keluar dari mansion ini. Mustahil baginya untuk dapat keluar dengan mudah tanpa ketahuan," ucap Rey membenarkan.
Mendengar ucapan Rey, Samuel tersedak air ludahnya sendiri. Pasalnya ia pernah membantu Rara keluar dari mansion secara diam-diam.
"Tunggu. Disini yang nggak ada Alex dan Rara. Coba kamu cek ke kamarnya Alex," ucap Alland yang menyadari Alex juga tidak ada dimeja makan. Padahal Alex selalu tapat waktu bahkan ketika jam sarapan pagi.
"Ok--"
"Biar aku saja," ucap Max dingin dan segera bangkit dari kursinya menuju kamar Alex.
Ketika sampai dikamar Alex ia melihat Rara berada dipelukan Alex. Ia memeluk pinggang Rara posessive. Melihat itu Max merasa sangat.... Cemburu?
"Alex, bangun kau bajingan," ucap Max kesal dengan nada dinginnya.
Sedangkan Alex tetap terdiam. Seperti tak mendengar ucapan Max. Padahal Max tau bahwa Alex sudah bangun dari tidurnya.
"Alex lepaskan tanganmu atau aku akan menembak kepalamu!" ucap Max sambil mengambil pistol di laci meja Alex.
Memastikan bahwa pistol itu telah terisi peluru. Max kemudian mengarahkan pistol itu kekepala Alex.
"Ck, berisik. Kau tidak ingin melihat Rara ketakutan karenamu kan?" ucap Alex malas. Ia sama sekali tidak takut apabila Max bisa saja benar-benar menembak kepalanya.
"Lepaskan tanganmu."
"Sudah. Kau puas sekarang?" ucap Alex setelah melepaskan tangannya dari pinggang Rara.
Melihat itu Max segera duduk disamping Rara dan segera membangunkannya.
"Bangun princess. Ini sudah pagi. Kamu terlambat sekolah nanti," ucap Max lembut sambil mencium kening Rara.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY POSESSIVE BROTHER (END)
Novela JuvenilSeorang gadis yang hidup dengan sebuah kebohongan besar yg disembunyikan keluarganya. Hingga datang 'mereka' yang mengaku sebagai keluarga kandungnya. Manakah yang harus ia percaya? ❌PLAGIAT MENJAUH 💢 KALAU PLAGIAT CERITAKU, LANGSUNG AKU SHARE AKUN...