"Kita mau kemana lagi?" tanya Rara saat Xavier membawanya untuk kembali berjalan meninggalkan jembatan tersebut.
"Ini sudah malam. Kita harus beristirahat."
"Beristirahat? Dimana?" tanya Rara heran.
"Beberapa meter lagi kita akan sampai."
Mereka melanjutkan perjalanan mereka hingga sampailah disebuah rumah yang lumayan besar. Rumah dengan cat berwarna putih yang memiliki gaya Eropa klasik.
Didepan rumah juga terdapat ayunan dan taman bunga yang berwarna warni. Rara menatap rumah itu dengan mata berbinar. Walaupun rumah itu tidak semewah dan sebesar mansionnya. Tetapi rumah itu menebarkan suasana yang hangat.
"Wah... Rumah yang indah," ucap Rara kagum sambil sedikit membuka mulutnya.
"Kukira mansionmu lebih baik dari ini," ucap Xavier sambil menatap mata berbinar Rara. Ia juga merasa senang melihat Rara sangat menyukai rumah itu. Awalnya ia mengira Rara akan merasa kurang nyaman karena dibandingkan mansion miliknya rumah ini tidak ada apa-apanya.
"Tidak, ini lebih baik dari mansion ku," ucap Rara yakin.
Xavier terkekeh pelan melihat wajah penuh keyakinan Rara. Dimatanya Rara terlihat sangat menggemaskan.
"Ayo kita masuk dulu. Udara diluar dingin. Kau bisa sakit nanti," ucap Xavier.
"Umm... Baiklah ayo," ucap Rara bersemangat.
Pintu rumah telah terbuka. Xavier membawa Rara untuk duduk di ruang TV.
"Duduklah disini dulu. Aku akan membuatkanmu coklat hangat," ucap Xavier.
"Kau tidak perlu repot-repot.begitu," ucap Rara tak ingin merasa tak enak.
"Aku tidak merasa direpotkan," ujar Xavier.
"Terserah kau saja."
Xavier kemudian segera pergi ke dapur meninggalkan Rara sendirian di ruang TV. Setelah Xavier pergi Rara bangkit dari kursinya dan mengelilingi ruangan untuk mengetahui lebih dalam tentang ruangan itu.
"Disini tidak ada foto sama sekali... Kukira akan ada banyak foto tentang dirinya dan ibunya," ucap Rara.
Saat Rara melihat berbagai furniture diruangan tersebut ia tanpa sengaja tersandung oleh kakinya sendiri hingga ia jatuh telungkup.
"Sss... Aw, sakit banget," ringis Rara sambil memegang sikunya yang terkantuk dilantai.
Saat ia akan berdiri ia melihat sebuah gagang pisau berwarna hitam.
"Pisau? Kenapa ada pisau dibawah sofa?" ujar Rara heran.
Rara kemudian berniat mengambil pisau tersebut hingga sebuah suara datang mengagetkannya.
"Rara!!" ujar Xavier dengan nada membentak.
Xavier baru saja keluar dari dapur dengan 2 gelas coklat hangat. Ia segera pergi ke ruang TV untuk memberikannya kepada Rara. Ketika ia sampai di sana ia melihat Rara sedang berjongkok dengan salah tangan terlulur dibawah sofa seperti ingin mengambil sesuatu dari sana. Saat itu Xavier langsung ingat apa yang ada dibawah sofa itu.
Melihat itu ia tanpa sadar membentak Rara. Rara melihat ke arahnya dengan kaget dan segera berdiri.
"Kamu mau apa?" tanya Xavier dengan wajah datarnya.
Ia tak dapat menutupi perasaannya sekarang. Ia takut jika Rara sudah melihat pisau yang ada dibawah sofa itu. Jika Rara benar2 telah mengetahuinya maka ia tidak akan ragu2 untuk menunjukkan wajah aslinya pada Rara. Ia akan membawa Rara pergi sejauh mungkin dan mengurungnya diruangannya agar ia tidak dapat melarikan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY POSESSIVE BROTHER (END)
Fiksi RemajaSeorang gadis yang hidup dengan sebuah kebohongan besar yg disembunyikan keluarganya. Hingga datang 'mereka' yang mengaku sebagai keluarga kandungnya. Manakah yang harus ia percaya? ❌PLAGIAT MENJAUH 💢 KALAU PLAGIAT CERITAKU, LANGSUNG AKU SHARE AKUN...