part 05 : Pagar Ghaib

75 0 0
                                    

Setelah itu gue diizinkan pulang oleh Dokter dari Rumah Sakit karena keadaan gue yang sudah membaik.

*Dalam perasaan yang masih mengganjal ini karena banyak sekali hal yang perlu gue ingin tau di saat gue pingsan terkapar dirumah sakit selama Seminggu*

Gue dan Umi pun pergi dari Rumah sakit itu dengan menaiki sepeda Motor kesayangan gue yang penampilanya sangat berantakan. Sesampainya di rumah gue pun langsung menuju ke sebuah Goa yang sejuk penuh Inspirasi itu yang gue sebut Kamar. Setelah itu gue pun Mandi untuk keluar Rumah kembali yang bertujuan mencari Rezeki di jalan lagi, "mi...Apri kan udah sehat boleh gak Apri ngojek lagi?" Meminta Izin kepada Umi sambil mencium tanganya. "Iya pri tapi Apri hati hati ya?" Jawab Umi dengan lembut, setelah itu gue pun pergi.

Di perjalanan gue mendapatkan suatu pemikiran yang menginginkan menemui Karina untuk mencari tau atas Catatan kecil yang ditulisnya di Puisi yang di berikan kepada gue tadi, Lampu Merah persimpangan Margonda yang padat merayap dan langit pun dihiasi awan awan gelap yang bersiap menjatuhkan Hujannya untuk membasahi Bumi.
Akhirnya gue sampai dirumah Karina Amelia yang nampak seperti Proyek gagal dengan banyak bangunan bangunan setengah jadi.
"Tap tap" gue melangkah masuk menuju sebuah Pagar besi berkarat dengan tinggi kira kira 5 meter dan besi besi itu berbentuk seperti galah dari batang pohon Bambu yang di ujungnya meruncing, "permisi assalamualaikum...!" Teriak gue memberi salam, nampak seorang laki laki yang wajahnya terlihat Familiar. Terkejut laki laki itu melihat gue di luar pagar "hah....lo pri?!, mau ngapain kesini ngo?". "Lah...lo pur?, kenapa disini?" Gue pun ikut terkejut, Gopur adalah sahabat gue yang menyukai satu amien yang sama dengan gue yaitu One Piece. Gopur juga pernah satu tempat duduk di sekolah yang sama dengan gue dan pernah membuat karya komik di Webtoon bersama gue dengan judul komiknya Evo.
Gopur pun membukakan pintu pagarnya untuk gue, "gimana anak dan isteri lo si Sesti sehat sehat kan?" Tanya gue sambil melangkah, " Sehat nyo...malah Arzan (anaknya Gopur) udah bisa main handphone" jawab Gopur, " widih canggih!" Gue yang senang mendengar hal itu. "Tap" langkah gue terhenti karena serasa terikat dari belakang dan ditarik seseuatu, " kenapa lo nyo?" Gopur yang terlihat cemas. "Entah nyo" jawab gue, seketika gue melihat dihadapan gue terpapang sebuah Baja  besar menutupi langkah gue seperti sebuah pagar. Tiba tiba melintas sebuah suara berbisik di telinga gue "kau tak bisa maju lagi karena Rumah ini dipagari oleh Pagar Ghaib yang melemahkan kekuatan Arwah lain dari luar", gue masih mencoba melangkah kaki ini ke depan. "Tap tap " seorang laki laki yang juga wajahnya familiar dan dikenali oleh gue, "udah pri jangan dipaksa percuma aja!" Ujar Cunar atau bernama asli Nardi teman satu kampung Gopur yang juga sering bermain dengan gue disana. "Emang kenapa nar?" Gopur yang melihat heran, "karena ini sudah dipagari oleh Pagar Ghaib milik bos yang juga pemilik Proyek kita ini pur" jawab Cunar yang memang juga melihat pagar ghaib yang tampak seperti baja besar. "Jadi lo kerja di sini pur?" Tanya gue, "iya nyo. Gue lagi ada kerja borongan di sini untuk membangun sebuah Bilik yang bakal dijadiin Cafe disini, nah lo sendiri ngapain?" Sahut Gopur dan balik bertanya kepada gue. "Gue nyari orang nyo" jawab gue, "siapa nyo?, setau gue disini cuma ada para per kerja proyek" ujar Gopur. "Masa sih, gue nyari seorang Gadis SMK yang berparas Cantik" gue berkata. "Mungkin maksudnya si Karina pur, anaknya si Bos" jawab Cunar. "Iya bener namanya Karina" gue merespon Cunar dengan jawaban ceria, "ada urusan apa lo?" Sahut Gopur.
"Ada pokoknya, penting deh!" Jawab Gue, tiba tiba orang dibicarakan muncul dari dalam rumahnya "hei...ayok sini, ngapain di depan situ?" Dengan senyum manisnya Karina menyapa gue. Gue mencoba melangkah walau terasa berat, "sini pri...gue bantu" ujar Cunar yang menjulurkan tangannya kepada gue. "Tap" seketika gue bisa melangkah kedepan lagi "tenang gue punya penangkal untuk mengatasi pagar Ghaib ini" ucapnya sambil menarik gue melangkah maju kedepan. Akhirnya gue pun mendekati Karina berkat bantuan Cunar, "di...hebat lo bisa ngelakuin itu?" Ujar Gopur. "Masa lo lupa pur?!, Pagar Ghaib ini lemah terhadap Ayat suci Al Qur'an!, makanya lo ngaji pur jangan main silat mulu!" Cunar yang sewot terhadap Gopur.

Kuntilanak vs Ojek Online Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang