part 16 : Terimakasih

50 0 0
                                    

Setelah itu gue berpamitan kepada Karina untuk pulang kerumah.

Karina yang memandang gue melangkah ke depan pagar dari depan pintu rumahnya terlihat berkaca kaca , saat ini yang terngiang dalam hati gue hanya senyumnya dan ucapan Terimakasih darinya yang terdengar seperti Nyanyian embun di pagi hari yang cerah.

Malam Jum'at Kliwon pukul 23:00, Gue dan Karina duduk berdua di Balkon lantai dua rumahnya. Seperti yang di katakan Karina jika malam ini adalah malam yang akan merenggut nyawanya karena Khodam Ayahnya akan datang dan menjadikan Karina sebagai Tumbal untuk kesaktian Ayahnya. Gue pun mempunyai strategi untuk menghadapi Khodam Ayahnya, yaitu menghubungi Yayan atau Keling salah satu teman gue yang saat ini bekerja di Street Boutique Tebet karena mempunyai Ilmu kebatinan yang mampu melawan segala jenis Khodam. Gue yang mengirim pesan ke Keling melalui chat di Whatsapp saat ini yang berisi *Ling...tolong gue soalnya gue sedang didalam keadaan sangat genting, gue di mintai tolong oleh Karina gebetan gue untuk melenyapkan Khodam Ayahnya yang ingin menyantap nyawanya atau menumbalkannya untuk kesaktian* itu lah isi pesan yang gue ketik. Gue yang menunggu tengah malam sambil menghibur Karina dengan semua Guyonan gue yang mungkin dianggap membosankan itu oleh Karina tetapi gue terus mencoba agar ia tersenyum dan tak memikirkan rasa takutnya itu. Tiba tiba Karina berkata dengan topik yang berbeda "Hei pri...aku kemarin diajak oleh temanku untuk meng Cover kan lagu Melly Goeslaw yang berjudul Bagaikan Langit di alun youtube miliknya yang bernama Putih abu abu, aku sangat senang sekali" ia mengatakannya dengan senyum indah di bibir kecilnya itu.
Pukul 23:40 ingin menuju ke tengah malam, Akhirnya Keling yang ditemani kawannya bernama Uli pun datang ke rumah Karina atas permintaan gue. "Sekarang kita ngapain nih ling?" Tanya gue kepada Keling yang sedang mengeluarkan sebuah perlengkapan Ritualnya dari ransel besar yang di pegang Uli, "liat aja...Pri pokoknya semuanya beres" jawab Keling sembari menaruh sebuah kendi dan Cawan yang berisi sesajen dengan dua buah kemenyan. Waktu pun sudah menunjukan pukul 00:00 tepat tengah malam, Angin mulai berhembus kencang sampai pohon beringin di samping balkon lantai dua rumah Karina bergerak seperti ingin roboh "wussh". "Grrrr" muncul suara geraman Harimau dari balik semak semak yang menghadap tepat di bawah Balkon. "Kalian...Bersiaplah!" Ujar Keling sambil menyalahkan kemenyan dan menggenggam beberapa buah bunga sedap malam, tiba tiba gue mendengar sebuah bisikan dari telinga gue "panggil aku Apri..."suara bisikan itu *dalam hati gue bergumam "enggak...gue gak sudi manggil lo!!, gue tau ini suara lo Kuntilanak jelek!!"*. "Hihihi...hihihi...hihihi...sudah ku bilang dari awal bahwa gadis itu hanya akan membawa mu pada masalah!" Suara bisikan itu yang menggema di telinga gue. "KARINA...AMELIA...binti Nurdin...graaa!" Suara teriakan seseorang yang diiringi oleh geraman yang sangat keras seperti gemuruh perang. "Duar" suara ledakan seperti petasan korek terdengar dari bawah balkon, Karina ketakutan dan ia langsung memeluk gue "Apri...aku takut?!". Keling yang sedang komat kamit itu pun langsung melemparkan bunga sedap malam dari genggamannya tadi ke arah pojok balkon, "syut " terlihat sosok Harimau besar yang marah dari pojok balkon. "Ha...harimau, dari mana dia munculnya?!" Uli terkejut melihat Harimau yang muncul secara tiba tiba, "Apri...cepat kau panggil aku...jika tidak semuanya akan mati...!" Suara bisikan dari telinga gue. Suasana berubah menjadi mencekam karena muncul seekor Harimau dari pojok balkon, "Apri...lo tetep di belakang ya?, jaga gadis itu...biar gue yang lawan ini Harimau...!" Ujar Keling yang berlari ke arah Harimau itu. "Geni...pahriyangan!" Keling mengeluarkan sebuah kujang berwarna merah dari sakunya dan melesat ke arah Harimau itu. "Graaaa...dasar Dukun bodoh!!, aku tak akan bisa kau gores dengan senjatamu itu...graaaaaoooo!" Harimau itu pun marah dan ingin menyerang Keling dengan kuku yang terlihat tajam dengan ujung runcing bagai pasak baja. "Sri Paduka Maharaja...Sang Hyang...TriLoka" Kujang yang dipegang Keling menjadi tiga cabang dan mengeluarkan cahaya berwarna merah seperti Api, "graa...Maung Bodas!" Harimau itu merubah warnanya menjadi Putih dan melesat ke arah Keling dengan secepat kilat. "Brak" mereka beradu,"ctar...ctar...ctar" yang mengakibatkan percikan seperti kembang api.

Kuntilanak vs Ojek Online Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang