part 18 : Bagaikan Langit

53 0 0
                                    

"Argghhh!" Gue yang berteriak seperti sedang mengalami mimpi buruk, "hosh...hosh" gue tersadar di sebuah kamar yang terlihat rapih dan kemudian gue melihat seluruh tubuh gue yang di balut perban. "Kiiiit" seseorang masuk dan membuka pintu kamar, "Assalamualaikum.... lo udah sadar pri?!" Ujar Keling yang membawa sebuah makanan ringan seperti kue bolu diatas mangkuk berwarna kuning. Dengan tatapan aneh gue melihat Keling, "nih makanan dari cewek lo!, lo sekarang ada di kamarnya soalnya lo gak sadar selama dua hari sejak kejadian Harimau Khodam yang kemarin ingin menyerang lo dan cewek lo. Tetapi lo langsung mengamuk dan mencekik Harimau itu dengan satu tangan, kita semua yang melihat itu terkejut" Pungkas Keling sambil  menaruh mangkuk di samping gue. Waktu menunjukkan pukul 13:00, "tik tik" bunyi denting jam dinding di kamar Karina, "Ling....Karina dimana?" Tanya gue. "Tadi sih dia pergi keluar, emm...dia bilang sih....ada janji untuk rekaman Cover bersama teman temannya" jawab Keling dengan polosnya, "oiya gue mau nanya dong...tentang kejadian kemarin bagaimana akhirnya dan kenapa gue bisa disini?" Gue yang menannyakan itu dengan wajah yang terlihat kepo (ingin tau banget). "Jadi....." Keling yang mulai bercerita,
*Flash back*
Disaat Harimau Khodam itu ingin menerkam Karina yang saat itu dalam pelukan gue, tiba tiba "crak" sebuah bayangan besar yang bersosok Kuntilanak berwarna merah muncul di belakang gue. Lalu Kuntilanak mencabik cabik Harimau itu seperti daging potong yang memuncratkan banyak darah dimana mana, "graaa" tetapi Harimau itu membelah dirinya menjadi 10 bagian. Keling, Uli dan Karina yang menyaksikan kejadian itu merasa panik ditengah tengah kondisi seperti ini, tiba tiba terdengar bunyi nada seperti lagu Bethoven dari sebuah jam dinding yang berada di atas rak kayu pinggir Balkon Karina yang membuat suasana mencekam dan terasa dingin. Keling pun tanpa aba aba langsung menarik Karina dari gue yang saat itu sedang menundukkan kepala, "ayo....kak....sepertinya situasi ini sudah tidak kondusif lagi" hajar Keling, "lalu bagaimana dengan Apri bang?" Jawab Karina yang sambil melangkah meninggalkan Balkon bersama Keling dan Uli. "Biarkan saja kak!, karena saat ini dia bukan Apri!" Sahut Uli. Keling,Uli dan Karina menjaga jarak mereka dari perselisihan antara Harimau Khodam dan Kuntilanak merah yang berwujud bayangan di belakang gue itu. "Wung" mereka bertiga melihat tubuh gue melayang ke udara dan mengeluarkan kucuran darah dari dalam baju yang menetes ke bawah lantai "cip cip". "Hihihi....hihihi....hihihi" gue tertawa melengking, "Bang....Apri kenapa itu?" Ujar Karina yang cemas melihat gue dari depan pintu Balkon untuk menjaga jarak. "Dia kesurupan" jawab Keling, "sret!" terlihat sebuah kuku yang sangat panjang muncul dari jari jemari gue "crak" dengan secepat kedipan mata gue saat itu melemparkan serangan kepada Harimau Khodam yang menjadi 10 bagian itu dan mengakibatkan setengah Balkon rumah Karina Hancur "tratak" terlihat atap atap Balkon rumah Karina ambruk dan menjadi serpihan serpihan kecil. Reruntuhan atap Balkon rumah Karina menjadi debu dan puing puing yang berserakan jatuh ke bawah tepat di pekarangan teras rumah Karina. "Uwoooo" di dalam kepulan debu terdengar suara Harimau yang kesakitan, "srak...trang...jdar" terlihat sesosok bayangan yang  sedang menguliti Harimau dengan sadisnya. Akhirnya Harimau itu pun lenyap dan tubuh gue yang tadi melayang pun terjatuh ke lantai, "Apri!!" Karina berlari ke gue yang sedang terlentang di reruntuhan Balkon Karina yang Hancur.
*Itulah yang diceritakan Keling lepas gue yang saat ini baru sadar*
"Oh begitu ceritanya" sambil memasang wajah lesu gue berkata, "hei jangan lesu gitu dong...pri!!, mending lo buka Youtube dan liat Karina sedang membawakan lagu Bagaikan Langit ciptaan Melly Goeslaw sekarang. Emmm....yah...semoga dengan melihat itu lo bisa tersenyum lagi?!" Keling yang menyodorkan Handphone miliknya kepada gue.
Gue dan Keling menyaksikan Karina di Youtube, lirik Lagu Bagaikan Langit : "oh.....Asmara yang terindah mewarnai bumi  yang ku cinta menjanjikan aku terbang ke atas ke langit ketujuh Bersamamu......Bagaikan Langit di sore hari berwarna biru sebiru hatiku....menantikan kabar yang aku tunggu, peluk dan cium hangatnya untukku....." terlihat Karina yang menyanyikan lagu itu dengan senyum manisnya. Lalu setelah itu gue dan Keling pun melihat Balkon yang tadi diceritakan Keling hancur, gue melihat Balkon itu saat ini dengan keadaan hancur. "Ulah lo nih pri!" Ujar Keling, *dalam hati berkata "huffft parah banget, yaudahlah nanti gue akan bertanggung jawab atas perbuatan gue ini dengan mengganti kerusakan yang telah gue buat"* memandangi Balkon dengan wajah lesu.

Kuntilanak vs Ojek Online Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang