Part 08 : Boneka Santet

67 0 0
                                    

Di tempat lain yang tak jauh dari Apri tepatnya di rumah kecil tempat para pekerja Proyek yang membangun bilik untuk dijadikan Cafe di samping rumah Karina, "pur...firasat gue gak enak nih, gue takut aja si Apri kenapa napa?" Ujar Cunar yang sedang merebahkan badannya di atas tikar kecil samping Galon air. Jawab Gopur sambil menatap Cunar "santai aja Di...si coeg itu palingan lagi mantap mantap sama anak bos, emangnya lo gak tau ya...?, tiga hari yang lalu teman kita si Romi pun diajak ke kamarnya dengan cewek itu". Cunar yang seketika bangkit berdiri dan membentak Gopur "tapi lo tau kan, sehabis itu kenapa!!. Romi meninggal Pur...!" Cunar berteriak sampai semua para pekerja proyek disitu menoleh kearahnya.

Kembali lagi ke Apri dan Karina yang sedang berdua di Balkon lantai dua rumah Karina, tiba tiba "ting nong!" Bel rumah Karina berbunyi. "Emmm...boleh minta tolong gak Apri sayang...ambilin paket aku diluar dong kayaknya udah datang tuh...?" dengan manis Karina berkata, "eh.....iya...iya" gue mengangguk angguk seperti seekor Anjing peliharaanya *"waduh seneng nih hati bila cewek secantik dia memanggil gue sayang dengan manjanya...mimpi apa gue semalem" hati berseru bagai disinari cahaya pagi*. Gue pun bergegas turun dan mengambil paket untuk Karina.

"Permisi Go Send!!" Teriak seseorang dari balik Pintu, "kiit" gue membuka pintu. "Apri!" Orang yang membawa paket Karina itu terkejut, "hah kak...Nami!" Tak gue sangka yang membawa pesanan itu kak Nami yang satu Komunitas di KAO (Kumpulan Admin Ojol) yang terletak di jl. Manyar depan pasar Bukit Duri. "Nih paket atas nama Karina Amelia" ujar Nami, "eeee....iya kak orangnya diatas jadi Apri aja yang anterin" jawab gue.
"Emang nih cewek siapa lo...hahaha cewek baru lo ya?, bandel lo emang!" Seru Nami dengan nada sedikit bercanda. "Hehehe iya kak, emm...kakak mau masuk dulu enggak soalnya ada banyak makanan loh?" Gue mengajak Nami, "Enggak deh pri soalnya gue harus buru buru balik lagi ke Base Camp, kan lo tau kalo gue gak balik lagi Encang Gondrong lo bisa ngomel ngomel kalo gak ditemenin" jawab Nami, "heheh...iya bener juga, suhu kita yang satu itu nanti kalo dia marah bisa berabe" sahut gue. Akhirnya Nami pun pergi dan gue membawa paketnya untuk diberikan ke Karina yang sedang di Balkon lantai dua, "tap tap" gue yang melangkah dengan menaiki anak tangga dan tiba tiba "asyik banget ya kamu ngobrolnya tadi...sama mba mba yang nganter paketnya?!" Karina muncul di depan gue sambil menggenggam sebuah Boneka yang mirip Boneka Santet dengan paku yang menusuk di sekujur tubuh boneka itu. Karina terlihat marah "aku cemburu!, sini paketnya!" Karina sambil menarik paketnya itu dari tangan gue secara paksa. Lalu ia pun menuju ke kamar tidurnya yang menghadap berseberangan dengan Balkonnya." Tunggu di Ruang Tamu dan awas jangan ke atas lagi kamu....!" Teriak Karina dengan kesal dan ia membanting pintu kamarnya "gubrak!".Gue pun turun dan menuju ke Ruang Tamu untuk menunggu Karina, "aneh tuh cewek" Gumam gue yang kebingungan melihat Karina yang seketika berubah sikap.

Gue pun menunggu Karina diruang tamunya sambil memencet mencet sebuah botol plastik bekas air mineral yang sudah kosong " kreekk","tap tap" Karina pun turun dan ia terlihat mengganti bajunya dengan pakaian yang tertutup dan memakai hijab berwarna hitam pudar."Lo mau kemana Na?" Tanya gue, "mau pergi....gak mood aku!" Ia menjawab dengan jutek.
"Mau gue anter gak?" Ujar gue yang menawarkan tumpangan kepada Karina, "gak usah!! Aku sama temen dijemput!" Karina sembari membetulkan Hijabnya yang miring. "Yaudah pri...aku pergi, kau ke tempat para pekerja saja soalnya rumah ingin aku kunci sebab gak enak kalo kamu sendiri disini nanti Ayah bisa marah kepadaku bila ada laki laki dirumah selain para pekerja bangunan" sambil mengangkat sebuah tas kecil berwarna putih Karina pun beranjak melangkah pergi dan gue mengikutinya melangkah keluar rumahnya. "Ckrek" Karina mrngunci pintunya,"Na..." gue dengan nada gugup. "Apa lagi?, gih sana...aku ingin pergi mungkin pulangnya agak lama!" Karina mengusir gue di depan pintunya, sambil melangkah ke tempat pekerja bangunan yang disitu ada Gopur dan Cunar dengan langkah kaki yang teramat lesu sambil menatap Karina yang keluar dari pagar rumahnya *sepertinya hati gue bimbang antara sedih dan takut, gue nyaman dengan Karina tetapi dilain sisi ia menginginkan gue untuk membunuh Ayahnya dan gue menolak karena gue takut masuk penjara*, gue melangkah dengan hati yang bimbang dengan langit Sore yang menghiasi warnanya sampai gue merasa jika awan pun melihat gue dengan rasa iba nya.
Akhirnya gue masuk ke dalam rumah para pekerja bangunan yang letaknya dipojok rumah Karina, "Pur...Nar..."teriak gue memanggil kedua teman gue dari pintu yang keadaanya sedang terbuka itu. "Kenapa nyo...kok lo disini, mba Karina kemana?" Sahut Gopur yang melangkah mendekati gue dengan bertelanjang dada tanpa mengenakan baju. "Pergi...nyo" jawab gue dengan wajah murung, "kenapa sih nyo? Muka lo suram gitu? Masuk...masuk cerita sini sambil ngopi di dalam" Gopur mengajak gue masuk kedalam rumah para pekerja bangunan itu.

Kuntilanak vs Ojek Online Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang