Akhirnya semua ini berakhir, Ayah Karina yang sudah dijatuhkan hukuman mati oleh Hakim dan di penjara di tempat yang bernama Nusakambangan. Karina yang saat ini tinggal sendiri di rumah, para pekerja bangunan itu melanjutkan pekerjaan mereka seperti biasa. Sedangkan gue yang melakukan aktifitas kembali seperti biasa.
Gopur,Cunar dan Pak Mul terkejut bahwa teman mereka yang bernama Solihin adalah anggota kepolisian yang menyamar untuk mencari Nurdin Ayahnya Karina selama ini. Mereka bertiga pun di jadikan anggota penyamar untuk kepolisian oleh Solihin karena sudah membantu juga dalam masalah kemarin. Joko yang mendapatkan uang 500 ribu dari menjual informasi kepada kepolisian kemarin sedang asyik bermain Game di Cafe nya, sedangkan Kojay yang bekerja satu Cafe dengan Joko juga sedang bermain Game. Kehidupan berjalan Normal kembali, saat ini gue sedang mengantarkan penumpang yang hendak pulang ke kantor di wilayah Kuningan yang dikenal jalur macet pada sore hari. Setelah gue mengantarkan seorang bapak bapak membawa ransel besar tiba tiba ban motor gue kempes, "aduh banyak banget penyakitnya nih motor!" Gumam gue yang sembari meminggirkan motor. "Tring" gue mendapatkan sebuah pesan sms dan gue membukanya, pesan itu dari Karina dan isinya adalah:
*maaf aku mengganggunya Apri tetapi jika kau tak sibuk, bisakah kamu datang kerumahku?. Aku ingin membicarakan sesuatu yang penting secara empat mata denganmu dan ini menyangkut hidupku yang saat ini sedang diujung tanduk.*Setelah itu gue bergegas ke tukang tambal ban untuk mengisi ban motor gue yang kempes tadi. Lalu gue yang sudah mengisi angin ban motor gue bergegas kerumah Karina untuk menemuinya. Waktu menunjukan pukul 19:00, saat itu jalan mulai padat merayap dikarenakan memasuki jam pulang Kantor. Gue melintasi kemacetan di wilayah Lenteng Agung yang memang diakibatkan pembangunan gorong gorong di sisi sisi jalan. Akhirnya gue sampai kerumah Karina dengan wajah lelah dan keringat yang mengucur diseluruh badan akibat terjebak macet tadi, melangkah kaki ini menuju halaman rumah Karina. Seperti biasa gue tak bisa melewati pagar Ghaib di tengah halaman rumah Karina, lalu gue membaca Ayat Kursi yang di sarankan Cunar mampu untuk menembus Pagar Ghaib. Akhirnya gue pun melewati pagar Ghaib tersebut dan mengetuk pintu Karina dengan mengucapkan salam "Assalamualaikum",Karina membukakan pintunya. Saat itu gue dan Karina pun berbicara empat mata di ruang tamunya, sambil menggeser posisi duduk di sofa ia pun berkata serius "maaf Apri aku mengganggu mu lagi, karena ada sesuatu yang ingin aku sampaikan kepadamu. Ini tentang ku dan hidupku yang sudah di ujung tanduk sebab Ayah ku sudah menjadikan ku Tumbal kesaktian nya sejak aku lahir dan pada malam Jum'at Kliwon nanti aku akan di santap oleh Khodam milik Ayah ku sebagai makanannya, maka itu aku meminta bantuan padamu karena hanya kau lah yang bisa membantu ku saat ini" pungkas Karina yang menatap ku dengan mata yang penuh harapan. "Apa yang harus gue lakukan Na?" Balas gue yang menatapnya dengan wajah kebingungan, "cukup kau menemaniku sepanjang malam Apri, karena waktu itu aku melihat kau melenyapkan Kuntilanak itu hanya dengan Aura mu saja dan aku bertanya kepada Pak Mul si pekerja bangunan yang mengetahui bahwa Aura mu bukan Aura biasa tetapi Aura mu itu adalah pemilik mata Ajna yang mampu melenyapkan Roh Jahat" jawab Karina. "Jujur gue bingung waktu itu dan gue gak lakukan apa apa?" Gue yang sedikit bingung mendengar ucapan Karina tentang Aura gue itu. "Aku mohon padamu, tolong membantu ku karena aku tidak ingin mati sebagai Tumbal!" Ujarnya dengan wajah yang muram. "Emmm...baiklah akan gue coba Na,
Walau gue gak tau bagaimana caranya tetapi gue harus berusaha demi lo sebab gue sayang sama lo saat ini" gue yang berkata penuh keseriusan dari dalam hati, *di dalam hati berkata "aduh gimana nih?"*.
Gue memeluk Karina dengan erat, terasa jantung gue berdetak cepat bagai menaiki Kereta Halilintar yang ada di Dufan Ancol.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kuntilanak vs Ojek Online
Fantasíasemenjak bertemu Kuntilanak itu kehidupan ku berubah