part 07 :Mery Sovie Anna

63 0 0
                                    

*Terngiang didalam benak gue nama penelepon yang menyebutkan nama Mery Sovie Anna*,

"Maaf nunggu lama soalnya aku panas in Donatnya dulu" ujar Karina yang datang membawa Donat di sebuah piring besar. "Iya gak apa kok?" Jawab gue dengan melemparkan senyum, Karina pun duduk di samping gue sambil menatap mata gue. *Di dalam hati gue merasa Grogi karena ara cewek cantik sedang menatap gue dengan begitu dekatnya "ya Allah...aku mensyukuri nikmat ini" semakin Grogi yang membuat gue agak canggung saat ini*, "To the Point aja...pri, kenapa kamu aku panggil kesini" tiba tiba Karina berkata dengan serius. Suasana menjadi tegang karena seketika Karina berkata dengan nada serius, "sebenarnya gue juga ingin bertanya kepada lo Kar, karena selama gue gak sadarkan diri dirumah sakit banyak hal hal aneh yang gue rasakan termasuk sikap lo yang ramah ini terhadap gue karena gue dan lo hanya berkenalan sekali aja dan lagi pula kita hanya sebagai penumpang dan Tukang ojek aja" gue yang melemparkan perkataan dalam hati yang mengganjal ini kepada Karina. "Oh...itu, emmm...aku akan ceritakan juga. Jadi begini ceritanya..." Karina yang ingin menceritakan,

*Flash Back*
Kejadian Mundur saat seminggu yang lalu, waktu itu sehabis mengantar Karina pulang.
Tepat jam 01:00 dini hari, waktu itu aku melangkah menuju pintu rumah ku. Lalu "greb" entah darimana kau memelukku Apri dengan erat, sampai sampai aku yang ingin memberontak pun tak bisa karena pelukanmu membuatku terlena. Sempat aku berpikir bahwa kau adalah laki laki yang berbeda seperti yang lain, kau berkata "jangan memanggilku Erza lagi, namaku Apri" seraya saat itu aku jatuh cinta padamu, lalu kau memberiku setangkai melati. Aku terpaku disaat kau pergi meninggalkanku, lalu aku mengejarmu sampai ke jalan raya yang berjarak 5 meter dari rumahku. Kau menghilang tanpa jejak, lalu aku melihat di pohon kamboja pinggir jalan sesosok wanita yang sedang berayun di batang pohon itu sambil menunjuk ke arah Selatan yang mengarah ke wilayah Citayam. Seperti terkena Hipnotis diriku dan aku pun langsung memesan ojek online dengan tujuan yang menurutku itu tak kupikirkan. Aku ingat, aku memesan ojek itu dengan tujuan Stasiun Citayam. Setelah itu aku pun bergegas tetapi di lain sisi aku merasa bingung dan bertanya "kenapa aku ini, kok aku kesana?" Terlintas sebuah kata kata di hati ku. Setelah itu aku melihat kerumunan warga yang menggotong seseorang memasuki Ambulance, tanpa berpikir panjang karena entah apa hatiku bergetar dan ingin melihat orang itu. Aku turun dari Ojek dan membayarnya, lalu....aku melihat seseorang itu dan aku terkejut bahwa itu kau Apri. Aku pun berkata kepada petugas Ambulance bahwa aku adalah anggota keluargamu, aku mengantarmu dan membawa semua barang barang mu saat kau pingsan menuju Rumah sakit.

Itulah alasanku, tetapi aku ingin meminta bantuan kepada mu untuk menghentikan Ayahku karena aku mempercayaimu sepenuhnya.

*Karina menceritakan semuanya*
Saat ini gue dan Karina di Balkon lantai dua rumah Karina, setelah ia menceritakan semuanya tentang apa saja yang tadi menjadi teka teki di hati gue. "Gue harus apa Na?" Jawab gue kepada Karina yang sedang berkaca kaca, "tolong...bunuh Ayahku!"dengan mata yang penuh amarah Karina mengatakan. Gue kaget mendengar Karina mengatakan itu sampai mulut gue menganga "Apa!".
"Tolong aku....Apri...?!,Hiks...hiks...hiks....sebagai gantinya apapun kuberikan untukmu, kau mau apa....hah!!, uang....atau tubuhku ini atau....kau mau diriku ini melayani mu...aku rela...!" Karina yang menangis menyampaikan itu sambil menggenggam erat tangan gue. *Pikiran gue berkata lain tentangnya "apa maksudnya ini, gue masih belom kenal banget sama nih cewek!!. Aduh...masa gue harus bunuh Ayahnya?!"*, Gue pun berkata agar Karina menghentikan niatnya itu untuk membunuh Ayahnya sendiri dan sebab kedua gue gak mau karena gue gak mau masuk penjara "begini Na...emangnya apa sebabnya lo mau membunuh Ayah lo sendiri?" Tanya gue yang menatap tepat ke mata Karina.
Gue terjebak dalam keadaan sulit sekarang, lalu....tiba tiba Karina mencium bibir gue "kecup" terasa manis saat ia mencium. Terdengar bisikan di saat Karina mencium gue "Jauhi gadis itu...jika kau tak mendengar ku, kau akan Mati!".
Karina melepas ciumanya itu, dan dalam hati gue untuk membalas bisikan itu *gue tau ini lo...Gue mohon kepada lo Kuntilanak, jauh in gue!*.

Kuntilanak vs Ojek Online Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang