part 09 : Trauma

60 0 0
                                    

Akhirnya Gue duduk ditemani segelas kopi hangat di samping Gopur dan Cunar yang sedang mendengarkan obrolan obrolan para pekerja Bangunan yang membahas kejadian kejadian di tempat ini. Di iringi Lagu Dangdut yang berjudul Egois yang penyanyinya adalah sang Jawara Dangdut dari Televisi Swasta *mengapa tak mencoba....jujur...kita kasih...karna sesungguhnya engkau dan aku...takut berpisah...(lirik dari lagi Egois)*, gue pun yang mendengarkan lagu itu seakan tenggelam di satu persatu kata kata yang terasa semakin kuat di hati sebab kondisi gue saat ini sama dengan apa yang diutarakan di lagu itu.
Dikeramaian hati ini terasa sepi, apakah saat ini gue jatuh cinta pandangan pertama kepada Karina yang adalah cewek SMK dengan paras manis itu. "Karina...!" Tiba tiba suara teriakan seseorang di depan Rumah Karina.
"Siapa itu pur?" Tanya gue yang menengok ke arah luar, "itu pak Bos dan sekaligus Ayah dari Karina" ujar Gopur yang wajahnya berubah menjadi tegang, bukan hanya Gopur yang wajahnya berubah Tegang tetapi para pekerja bangunan pun juga tegang. Sosok pria tua dengan kemeja hitam rapih dan dasi kupu kupu itulah Ayah dari Karina Amelia, "gubrak!" Ayah Karina pun mendobrak pintu Rumahnya sendiri dengan tendangannya. "Haduh...baru saja di betulin...pak Bos merusaknya lagi" gumam salah satu pekerja bangunan itu yang memakai kupluk dan tampak terlihat lusu. "Pak emang selalu begitu ya dia?" Tanya gue kepada pekerja bangunan yang bergumam tadi, "ia mas...saya adalah pekerja paling lama disini jadi saya mengetahui sifat pak Bos saya, ini bukan sekali atau kedua kali ia begitu" jawabnya. "Macam Psikopath aja dia?!" Cletuk gue, "iya memang benar ia adalah seorang psikopath karena dahulunya ia mantan pembunuh bayaran para petinggi Negara di Era G30S PKI yang membantai para buruh dan Mahasiswa saat itu" pungkas laki laki tua salah satu pekerja bangunan yang memang terlihat Senior daripada yang lain, ia dikenal dengan nama Pak Mul. "Benar pri...jadi lo gak boleh sembarangan disini" ujar Gopur, Cunar muncul dari sebelah Gopur dan berkata " ada Rumor mengatakan bahwa Karina Amelia yang sebagai putri tunggalnya itu merasakan Trauma berat terhadap siksaan ayahnya, maka dari itu Karina dan Ayahnya jarang sekali bertemu di waktu bersamaan". *Dalam hati gue mengingat perkataan Karina yang berniat ingin membunuh Ayahnya sendiri*, " dan jika mereka bertemu di  waktu secara bersamaan suasana disana berubah menjadi gaduh dan penuh Teriakan dan suara benda yang pecah serta terlempar seperti di arena perang antar kampung" sahut pak Mul. *Gumam gue dalam hati " kasihan Karina, apa mungkin itu adalah penyebabnya ia menjadi Trauma dan mempunyai niat untuk membunuh ayahnya sendiri" hati ini pun menuturkan*, "gumprang!" Suara benda seperti piring terjatuh dari dalam Rumah Karina yang membuat kami semua pun menjadi tegang.
"ANAK KURANG AJAR....!" teriakan Ayah Karina yang terdengar sampai ke luar rumah, Pak Mul berkata "Gopur...Cunar....sembunyikan teman mu itu karena Pak Bos tidak suka ada orang lain selain para perkerja bangunan". Akhirnya Gopur dan Cunar menggiring gue untuk bersembunyi di suatu ruangan seperti gudang di belakang rumah para pekerja bangunan, "lo sini aja pri jangan kemana mana" ujar Gopur sambil memberi sebungkus Rokok kepada gue, "jangan keluar pri sampai nanti malam" sahut Cunar.
Di dalam ruangan seperti gudang gue pun duduk bersandar dengan tembok yang terlihat sudah setengah rapuh, tiba tiba muncul sebuah rambut panjang yang menjulur seperti akar pohon dari atas gue " hihihihi". "Aduh lo lagi please jangan ganggu gue deh!!, saat ini kondisinya gak tepat tau?!" Ujar gue. Muncul kepala seorang wanita yang mungkin adalah sosok Kuntilanak yang mengganggu gue akhir akhir ini, terlihat pucat dari atap gudang yang saat itu gue yang sedang bersandar. "Sudah ku bilang...Apri jauhi Gadis itu!" Ujar Kuntilanak itu, gue berdiri dan membentak Kuntilanak itu walaupun gue sedikit takut"pergi!!"."Hihihi....hihihi" lalu Kuntilanak itu menghilang dan Rambutnya yang menjulur seperti akar pohon itu pun juga menghilang. Saat ini gue di dalam gudang rumah para pekerja bangunan yang terlihat kotor, dilantainya terlihat semen semen yang berserakan dengan lampu kecil berwarna kuning yang sedikit redup serta langit langit yang sudah mulai berlubang karena lapuk termakan air hujan.

Kuntilanak vs Ojek Online Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang