14 Teman lama (Regi)

93 40 18
                                    

Halo hay teman²?

Emm, dan disini lagi gak ada background music nya:(

Tapi gak apa², langsung tancap ke cerita nya gas keun yah wkwk

Eittt...

Jangan lupa

Budidaya kan vote dan lestarikan komentar kalian ya 😘😘





Selamat membaca guys 😉😉

~~~~~

~Regi

Sekitar 5 tahun aku tidak bertemu lagi dengan dia, bahkan nomor ponsel dan alamat nya pun aku tidak tau.

Dia tiba-tiba saja menghilang bagaikan di telan bumi, tanpa ada jejak sekali pun.

Padahal dulu kami sangat dekat, bahkan seperti kakak adik kandung.

Bahkan seluruh universitas mengira kami memiliki hubungan hahah, yang benar saja.

Setiap mengingat itu aku selalu tertawa, karna itu terasa sangat lucu.

"Kenapa kau? Apa aku salah menggunakan pakaian?" Tanya seseorang yang menatap ku bingung karna senyum-senyum sendiri.

"Tidak, hanya saja jika mengingat yang dulu itu terasa sangat lucu"

"Ayo lah, jangan mengingat yang lalu. Aku benci jika di bilang gay" Katanya dengan muka memerah.

"Hahahh, okok. Aku berhenti tertawa"

"Kemana saja kau? Kenapa tiba-tiba menghilang?, Kenapa nomor ponsel mu tidak aktif?, Kenapa kau tidak tinggal di rumah mu di New York lagi?" Sederet pertanyaanku yang tak bisa aku hentikan sejak bertemu nya.

"Aku masih hidup, dan indonesian tempat ku kerja sekarang" Jawabnya dengan singkat padat dan sangat membuat ku kesal.

"Selalu saja irit bicara" Aku memutar bola mata dengan malas.

"Aku memang seperti itu" Jawabnya dengan santai.

"Iya seperti itu, irit bicara, dingin , acuh dan selalu mengeluarkan aura hitam kau sama saja seperti Kai"

"Jangan menyamakan aku dengan kekasih mu itu"

"Kai itu laki-laki" Jawabku kesal.

"Jadi kau berpacaran dengan seorang pria?" Dia menatap ku dengan menaikkan sebelah alisnya.

"Aku masih menyukai perempuan" Jawabku mulai marah.

"Masih? Untuk sekarang?"

"Kau!" Aku menunjuk wajah nya yang tersenyum melihat ku mulai berdiri.

"Akan ku bunuh kau Dev" Aku mempersiapkan kedua tangan ku untuk mencekiknya.

"Kak Regi, ayo pulang" Suara teriakan dari arah belakangku membuat ke menghentikan aksi ku, yang membuat pria di depanku terkekeh.

"Lihat saja kau Dev, jika bertemu lagi jangan harap kau masih bernafas" Ancam ku, lalu meninggalkan nya.

Dia hanya mengangkat kedua bahunya tanda tak perduli, ingin sekali aku mematahkan lehernya.

"Ayo kak Regi" Panggil anak kecil itu lagi, dengan mendengus aku segera menghampiri nya.

"Kenapa lama sekali?" Tanya anak kecil ini dengan menatap ku sinis.

"Kau seperti anak perempuan saja"

"Apa kata mu?"

"Elora kami pulang dulu, Kenzoe sepertinya sedang datang bulan" Ucapku yang membuat Elora tertawa.

"Aww" Aku menatap sinis ke arah Kenzoe, karna dia baru saya menginjak kaki ku, dengan cepat dia berjalan menjauhi ku.

"Hey anak kecil! Kemari kau!" Teriakku yang membuat beberapa orang menatap ku aneh, huff untung saja ini sedang di parkiran jadi hanya beberapa orang saja.

"Jika saja momy memberi ijin ku mengemudi pasti aku tidak akan mengajak mu ke mall ini, uhh sangat menjengkelkan" Kata anak kecil itu yang sudah memasuki mobil.

"Apa kau kira aku senang membawa mu dengan mobil ku, aku jadi tidak bisa berkencan karna harus mengasuh bayi gorila seperti mu"

"Memangnya ada gadis yang menyukai mu? Hahah, jawabnya tidak" Dengan nyaring anak kecil itu tertawa sengaja mengejek ku dengan leluconnya sendiri.

"Kurang ajar kau anak kecil, jika saya hukum tidak ada di negara ini sudah aku mutilasi kau" Bukannya takut tapi bertambah keras suara tawa bocah itu.

"Apa kau tidak takut pada kakak ku?" Tanyanya dengan nada mengejek.

"Kakak mu juga akan ku hajar" Jawabku yang sok berani.

"Oh iya? Ok, aku akan menelepon kakak ku" Jawabnya mengeluarkan ponsel nya dari saku.

"Cepat turun, itu rumah mu"

"Hahhaha, kau takut ya?" Anak kecil ini mulai menggoda ku.

"Aku ada urusan, cepat turun"

"Hahahaha, ok ok. Jika penakut ya penakut saja kak Regi" Katanya sambil tertawa.

"Untung saja kau anak kecil, jika saja dewasa seperti ku sudah aku aja berkelahi pasti kalah dia hahhaha" Dengan tawa nyaring aku membanggakan diri, padahal saja anak kecil itu sudah turun dari tadi.

Aku mengambil ponsel di saku celana ku, dan mencari kontak yang baru saja aku masukan beberapa jam tadi.

"Halo?" Jawabku setelah tersambung.


"Ada apa?" Jawab
Di sebrang sana dengan dingin.


"Aku ingin bertemu besok, ada yang harus aku bahas"

"Tenang apa?"

"Elora "

"Baiklah lah"

"Thanks Dev"

Tut tut tut

Panggilan di tutup dari sebarang, hanya butuh sedikit lagi, dan puzzle nya akan selesai, beberapa keping lagi.


Maaf yah part sedikit.
Kan lagi corona, jadi bawaan nya rebahan melulu sampai lupa mau ngetik.

Btw udah 2 bulan lebih ya gak up, ada kesan apa gitu yang mau di ceritain kalian ? Tulis di komentar yah.

Oh iya, jangan lupa budidayakan vote dan lestarikan komentar kalian ya 🤗

Untuk part selanjutnya di tunggu yah...

Love you all 😘

#Stay safe all

Lovely BleedingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang