KINI Aaron telah berdiri dihadapan Ameera yang masih terduduk dilantai akibat dari laki laki itu mendorongnya tadi.
Wanita misterius itu pun telah berada sejajar disebelah Aaron, ntah la dia memandang Ameera seperti tidak bersahabat, mata yang memicing menatap lama padanya.
Setelah itu ia menoleh pada Aaron yang mana jarak antara wajah mereka sangat dekat, namun tak disangka lagi pergerakan wanita itu yang tiba tiba saja merangkul lengan kekar Aaron yang tersingkap oleh kaus panjang lengannya membuat Ameera merasa terusik.
"Siapa dia Aaron?" Masih tak bergeming sudah dua kali ditanyai Aaron hanya menatap tajam kepada Ameera yang juga menatapnya, lebih tepat lagi Ameera menatap penuh arti kepada dua orang dihadapannya saat ini
'ada hubungan apa mereka?' Sesaat Ameera membatin,
"Aaron!" Seru gadis itu lagi namun kali ini membuat tatapan Aaron beralih padanya "jawab pertanyaan ku, siapa dia?"
"Ameera" gumam Aaron yang kini kembali menatap Ameera disana, Wanita itu berdecih sinis dengan Smirk diwajah "jadi kamu si Ameera itu"
Ameera mengernyit, memangnya tau apa tentang dia?!.
Karena jenuh dengan keadaan seperti sekarang, Ameera pun akhirnya berdiri dengan pelan, menghapus kasar sisa jejak air mata di wajah, 'cengeng sekali, apa aku tadi menangis?'
"Maaf tapi bisakah kau hentikan menatap ku seperti itu, aku merasa tidak nyaman" kata Ameera sesopan mungkin setelah ia berhasil berdiri dihadapan Aaron dan gadis itu.
"Lihat lah Aaron gadis mu ini berani sekali memerintahku" tudingnya pada Aaron.
Mendengar itu jelas membuat Ameera merasa dongkol.
Apa apaan ini! Memangnya dia siapa? Sok tau! Gadisnya? Aku ya aku, bukan milik siapapun kecuali tuhan ku. Lagi lagi Ameera menggerutu dalam hatinya.
"Laura" Aaron menepis tangan halus yang merangkulnya, terlihat tak terima wania misterius yang bernama Laura itu terus saja kembali menggandeng Aaron namun tetap gagal, Aaron tetaplah Aaron, laki laki dingin bak malaikat pencabut nyawa.
Rasa rasa menatap orang lain seperti haus akan membunuh.
Tante Sarah bilang, siapapun yang mengusik. Aaron akan mengurusnya tapi kenapa si Laura ini tidak? Berbagai macam pertanyaan terngiang di benak Ameera.
Belasan tahun mereka berpisah, lebih tepatnya Ameera yang pergi melarikan diri.
Dan sekarang ntah kenapa diri Aaron seperti berada jauh dari tempatnya berpijak. Laki laki itu benar benar sudah berubah.
"Hey kau!" Ameera tersentak ketika Laura menyergahnya "apa lagi yang kau tunggu, cepat pergi dari sini" sama saja seperti Aaron, intonasi mereka dalam berbicara tak jauh beda. Sama sama dingin.
Dengan senang hati jika itu kemauannya, jelas Ameera memang ingin pergi dari tempat ini sekarang juga, tak lama setelah ia menatap Laura yang juga membalasnya dingin, tanpa sengaja sudut netra Ameera menangkap iris legam milik Aaron, lebih pekat dari biasanya. Ada apa? Ameera bergidik ia merasa Aaron seperti ingin membunuhnya.
Astaghfirullah...Ameera telah berprasangka buruk duluan.
Tanpa ingin menjawab lagi, Ameera bergerak melewati Laura dan Aaron, ia harus cepat cepat pergi sekarang juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ambivalen
RandomKelembutan, belum tentu menjamin cinta. Kejam, bukan berarti benar benar membenci. CopyRight2020. Kopiko_