Aku lupa banget update ini, sungguh. Udah ada di draft padahal. Bear with me yaa~
Karena Pak Ethan udah tamat (ih sedih, tapi jan lupa ikutan PO Pak Ethan gais wkwk), jadi aku bakal mulai fokus ke Juna. Semoga bisa selesai dalam waktu dekat!
-
Buat siapapun yang bilang cewek itu lebih sulit dimengerti, mungkin sekarang bisa merevisi kalimatnya, atau paling tidak berpikir dua kali untuk menyebutkan itu. Karena, sumpah, Juna jelas lebih sulit dimengerti!
Pertanyaan-pertanyaan dalam kepalaku nggak bisa kujawab, dan aku hanya bisa pasrah dengan menghilangkan pertanyaan itu, dan bilang pada Mas Andra bahwa Juna memintaku untuk nggak bertanya soal itu.
Well, he didn't exactly say that, tapi aku rasa itu jalan lebih aman daripada ribut. Aku sama sekali nggak paham. But better safe than sorry.
Karena kemarin, aku memilih untuk pulang sendiri dengan ojol ketimbang diantar Juna. Lagi pula Juna juga nggak banyak bicara setelahnya, dan aku lebih baik haha-hihi dengan supir ojol daripada diam-diam di mobil bareng Juna.
Dan bukan hanya kemarin, hari ini juga aku bingung harus bersikap bagaimana ke Juna. Aku mendadak ciut. Tadinya aku malah sempat minta orang lain untuk menggantikan aku bertanya, tapi semuanya menolak. Beberapa bahkan nggak sungkan bilang kalau Juna lagi mode galak.
Pada akhirnya, aku nggak bisa menghindar. Meski kikuk, sebisa mungkin aku mengajukan semua pertanyaan yang sebelumnya kusiapkan tanpa menanyakan satu pertanyaan itu, kemudian sesi rekaman interview selesai, berganti ke room tour.
Untungnya kali ini ada Bang Jinan yang membuat suasana lebih enak ketimbang jadi kaku, paling tidak kru lain—termasuk aku—bisa diajak tertawa daripada tegang karena takut salah-salah sama Juna. Dan sebenarnya, cara bicara Juna saat interview maupun saat menjelaskan ruangan-ruangan di apartemennya cukup asik sih, kalau saja aku melihat ini di televisi, aku nggak akan berpikir bahwa Juna yang asli ini lagi mode siap terkam.
Yah, banyak hal terjadi di balik layar dan nggak diketahui pemirsa di rumah.
Begitu selesai, kami masih memeriksa hasil rekaman dan memeriksa ulang semuanya sekaligus membereskan set yang dibuat untuk interview, bahkan ada juga yang masih melihat-lihat sekeliling studio sambil makan roti. Yah, aku nggak menduga Juna akan menjamu kami seperti di apartemen Taran kemarin sih, tapi ternyata Juna menyiapkan beberapa bungkus roti di ruang makan untuk para kru.
Dan ternyata, bukan hanya aku yang merasa studio ini lebih luas. Beberapa kru masih membeo dengan wah-wah kecil selagi memandangi studio pribadi Juna yang bisa dibilang cukup lengkap ini. Maya bahkan sampai bisik-bisik padaku, "Ini ceritanya Juna tuh anak tajir atau memang penghasilannya lebih gede atau gimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Beat Up (✓)
ChickLit[Random Chapters Removed - ebook available.] Asya sebenarnya antusias untuk liputan dan wawancara eksklusif pertamanya, terlebih dia diberi kesempatan untuk meliput Beat-Up, band yang lagi naik daun dengan empat personil ganteng. Sayangnya yang Asya...