Maunya apdet malming, tapi suka kelupaan. Keasikan ngejomlo LOL. Ya intinya mah updatenya weekend weh lah ya. Moga bisa tiap minggu, bikos semua kuliah dan bimbingan onlen ini membunuhqu~
BTW, kangen Juna? :)
-
Goodbye weekend, and hello workweek of hell.
Aku nggak bisa bohong kalau datang ke ulang tahun Tante Mira sebetulnya kesempatan yang menyenangkan. Bukan hanya karena aku bisa pulang kenyang, tapi aku juga berhasil membawa beberapa makanan juga camilan yang bisa kelihatan bisa jadi teman ngemil selama dua hari. Bukan hanya sepotong, tapi aku dikasih sepiring red velvet utuh yang belum dipotong.
Maaf nih. Aku nggak bungkus, ya. Dibungkusin. Tengsin juga kali kalau minta bawa pulang.
Intnya, Tante Mira memang top.
Hanya saya, ulang tahun Tante Mira hanya berjalan selama satu hari. Bahkan belum juga ganti hari—tepatnya jam 7 malam setelah aku dan Juna pulang dari rumah Tante Mira, Bang Jinan sudah merusuhiku dan bilang bahwa tim kreatif minta rough script untuk recording episode berikutnya dari tayangan soal Beat Up, karena untuk episode kali ini, harus ada script lain untuk voice-over di dalam tayangannya.
Masalah memberikan rough script itu sih bukan masalah, karena sebetulnya aku sudah menyiapkannya dari kemarin. Tapi aku baru tahu untuk episode kali ini yang jadi pengawasnya bukan Mas Andra, tapi Bu Vita. Hanya sementara sih, karena Mas Andra sibuk mengurus acara pertunangannya.
Dan aku baru tahu, kalau Bu Vita itu banyak mau, dan karena ide awal dari bagian kreatif diganti, itu berarti pertanyaan yang kusiapkan juga butuh penyesuaian. Pada akhirnya porsi red velvet yang kukira bisa untuk dua hari langsung habis setengahnya sebagai partner begadang.
Kelar revisi bisa-bisa aku diabetes kali. Sudah diabetes, kurang tidur lagi. Kelar hidup ini.
Seharian ini, pekerjaanku nggak lebih dari otak-atik script sekalian bolak-balik ke bagian kreatif. Semuanya jadi kejar-kejaran, terlebih karena jam 1 nanti akan mulai sesi recording pertama. Untungnya kali ini Beat Up yang datang ke redaksi, sekaligus untuk voice over. Kalau aku harus pergi ke agensi mereka, bisa-bisa tepar betulan badan ini.
"Aduh, kasihan banget adik kecil ini. Capek, hm, capek?"
Aku ogah menoleh dan meluruskan punggung. Aku betulan mau rebahan, sekalipun aku hanya bisa merebahkan punggung di meja kerja saja untuk saat ini. Lagi pula, aku sudah tahu suara ejekan itu pasti berasal dari satu orang.
Siapa lagi kalau bukan Bang Jinan?
Aku hanya menggeram pelan, sama sekali nggak beranjak dari kursi. "Lo lagi nggak ada kerjaan makanya gangguin gue, ya? Mending minta kerjaan sama Bu Vita gih. Enyah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Beat Up (✓)
ChickLit[Random Chapters Removed - ebook available.] Asya sebenarnya antusias untuk liputan dan wawancara eksklusif pertamanya, terlebih dia diberi kesempatan untuk meliput Beat-Up, band yang lagi naik daun dengan empat personil ganteng. Sayangnya yang Asya...