Irene berhenti di depan kulkas minuman yang terpampang jelas dihadapannya. Ia pun membuka pintu kulkas dan langsung mengambil soda. Berjalan lagi mengelilingi rak-rak sambil mencari cemilan yang cocok untuknya di minimarket ini.
Ya,Irene merasa bosan dirumah sendiri. Adik-adiknya pergi semua. Tapi gak untuk Wendy,dia memilih dirumah aja. Sebenernya tadi Irene udah ngajak Wendy,tapi orangnya ga mau. Yaudah mau gak mau Irene pergi sendiri.
"Pringles? Hm,boleh juga." Kata Irene melihat snack dengan wadah berbentuk tabung,kesukaan Seulgi. Ia pun langsung mengambil Pringles itu.
Merasa sudah cukup,Irene beranjak menuju kasir. Ingin membayar apa yang ia beli,juga ingin cepat-cepat pulang. Ga tega ninggalin Wendy sendirian.
Baru saja Irene ingin menyerahkan uang untuk membayar,seorang pemuda dari belakang mendahuluinya.
"Sekalian sama saya mbak." Kata pemuda itu seraya menyerahkan uang berwarna merah. "Rokok satu mbak. Kayak biasanya."
"Ngapain disini,No?" Tanya Irene basa-basi sambil menunggu mbak penjaga kasir menaruh barang-barang ke plastik.
"Beli rokok sama soda. Lo sendiri?" Jawab Mino sambil meraih plastik yang di berikan mbak penjaga kasir dan menepi. Melihat di belakang mereka ada yang mengantri.
"Sama,tapi rokoknya ganti cemilan." Kata Irene,mengambil soda dan Pringles yang ada di kantong plastik. "Thanks,duluan ya." Baru saja ingin beranjak pergi,Mino mencegahnya.
"Eh tunggu." Kata Mino menarik tangan Irene dan berjalan keluar. "Temenin gue."
"Ga bisa."
"Kenapa?"
"Wendy ada dirumah sendiri,gu-"
"Suga disana." Balas Mino cepat. "Jadi,bisa?"
Irene mengangguk. "Yaudah ayok. Tapi,kemana?"
Mino tersenyum girang. "Tempat biasa. Ayok Nyai Irene yang terhormat?" Katanya sambil mengulurkan tangan.
■/■
Seulgi berjalan di trotoar dengan kesal. Kesal karena dirinya ditinggal Jennie pergi. Seharusnya sekarang Seulgi pulang bersama Jennie menggunakan mobil. Tapi saat tiba ditujuan,yaitu di ATM pas Seulgi ngambil uang,Jennie dengan seenak jidat ninggalin Seulgi. Jadinya sekarang cewek itu berjalan sendirian menuju rumahnya.
"Jennie bangke." Kata Seulgi kasar sambil menebang batu kerikil di trotoar.
Saat Seulgi ingin menendang batu kerikil lagi. Seseorang datang menggunakan motor balapnya. Berhenti di depan Seulgi lalu membuka helm yang dikenakannya.
Seulgi merasa mengenali orang itu."Loh Kai?"
Kai tersenyum. "Mbaknya kok jalan sendirian malem-malem? Mana muka ditekuk lagi. Habis ditinggal saudaranya ya?"
Seulgi terbelalak. "Kok tau? Oh,jangan-jangan lo yang nyuruh Jennie pergi ya? Biar gue jalan sendirian di malem-malem gini? Iya?"
Kai tertawa. "Udah ah,mau bareng ga?" Tawarnya.
"Gak."
KAMU SEDANG MEMBACA
─❛devil ,blackvelvet [ꪜ ]
Fiksi Penggemar❛❛Berani macem-macem,terima resikonya.❜❜ Mereka beda dari perempuan biasanya. ᭄꥓〭┈Status : : End © Xixizy,2020