18. Flashback 1

2.1K 158 3
                                    

3 tahun yang lalu saat dimana Blackvelvet masih di latih untuk menjalankan misi-misi yang akan mereka lakukan. Tepat di kediaman keluarga mereka,terjadi sebuah tragedi yang bisa dianggap tidak di sengaja atau mungkin hanya tipuan yang licik.

Malam itu Blackvelvet berkumpul di luar rumah,tepatnya di halaman belakang bersama dengan ke-dua orang tuanya. Mereka ingin berkumpul karena kebetulan kedua orang tuanya pulang ke Korea. Ya,Blackvelvet memang sering ditinggal di rumah sendiri. Orang tuanya sibuk dengan bisnis di luar negeri.

Tapi ada untungnya juga untuk mereka. Mereka jadi lebih mandiri,berani,dan dapat leluasa di rumah. Memang pada dasarnya Blackvelvet kalau dirumah selalu berbeda jika di luar rumah. Memperlihatkan sosok aslinya saat membuka topengnya.

"Taraaa! Satenya dah jadi!" Seru Jennie berjalan ke arah meja serta kursi yang sudah du siapkan di dekat tempat bakar-bakaran, kedua tangannya membawa piring yang berisikan sate dengan temannya.

Rose yang sedang asyik berbincang dengan Joy langsung menoleh ketika mendengar-emm,lebih tepatnya mencium bau sate yang datang mendekat. Ia langsung berlari ke arah Jennie dan mengambil salah satu piring yang dibawa kakaknya itu. Jennie sampai ingin menjatuhkan kedua piring itu,untung saja ia bisa menjaga keseimbangan. Joy hanya bisa menghela nafas ketika Rose lebih memilih makanan daripada bergosip ria dengannya.

"Bunda duduk manis aja. Biar Wendy yang bakar dagingnya." Kata Wendy melihat bundanya mendekat,berniat ingin membantu anaknya ini.

Bunda tertawa kecil. "Kamu tuh ya,nggak berubah sama sekali. Dari dulu masih suka masak sendiri,nggak mau di ganggu."

Wendy juga ikut tertawa. "Bunda tuh kalo ketawa suka nular ya,kayak happy virusnya Jisoo." Katanya,langsung membuat Jisoo yang kebetulan ada di sampingnya langsung menoleh.

"Ha? Gue kenapa?" Tanya Jisoo sok gatau.

"Gapapa,sana kalian lanjut masak. Bunda ke dalem dulu ya,mau ambil hape." Kata Bunda kemudian pergi menuju dalam rumah.

"Gamau Wendy temenin bun?!" Seru Wendy sebelum bundanya benar-benar masuk ke rumah.

Bunda otomatis berbalik lagi. "Hmm? Bunda bukan anak kecil lagi! Udah sana lanjutin lagi!" Katanya juga berseru. Dan benar-benar masuk ke dalam rumah.

Rose yang melihatnya,langsung menghampiri Wendy. "Kak Wen." Panggilnya berbisik.

"Lo juga ngerasa?" Tanya Wendy langsung.

Rose mengangguk mantap. "Ikut masuk yuk?" Ajaknya.

"Tapi bunda nolak di temenin." Balas Wendy jujur.

"Iya tau. Tapi kalo ada apa-apa gimana? Gue takut kak." Rose memegang pucuk baju kakaknya,mengeratkan pegangan sambil memperlihatkan wajah yang memohon.

Wendy membuang muka. "Gue.... gatau." Katanya menelan.

"Ck,lo milih Bunda atau perintah Bunda?" Tanya Rose mengubah suaranya jadi serius.

Wendy terdiam. Sebenarnya daritadi saat Bunda-nya pergi,Wendy sudah ber-firasat buruk. Begitupun dengan Rose. Bisa di sebut cenayang mungkin?

Tetapi Wendy berpikir lagi sebelum ingin menyusul Bundanya. Ada sebuah aturan dari Bunda,bila ia menolak anak-anaknya harus bisa memahami dan tak membantah,tetapi bila ia meng-iyakan Blackvelvet bisa maju. Entah itu menemani,membantu,ataupun yang lain. Jika tidak? Entahlah mereka juga tidak tahu kenapa bisa se-taat itu.

"Oke,gue sendiri aja kalo gitu. Percuma ngomong sama lo kak,keburu Bunda kenapa-kenapa." Rose langsung berlari pergi.

"Eh Kak Wen,dagingnya gosong!" Teriakan Jisoo membuat Wendy teesadar dari lamunannya. Bukannya mengurus daging yang gosong,Wendy malah berlari pergi.

─❛devil ,blackvelvet [ꪜ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang