"Dobrak aja Kak?"
Irene menatap pintu gudang itu. "Bentar deh." Katanya,lalu mengecek pintu tersebut. "Dobrak aja,tapi pas kebuka jangan kaget."
Lisa mengernyit tak mengerti. "Emang kenapa?"
Irene tersenyum saja. Lisa pasrah,ia langsung saja mendobrak pintu gudang itu. Setelah 3 kali cobaan akhirnya pintu terbuka. Dan benar saja apa yang dikatakan Irene.
"I-itu a-pa?" Tanya Lisa gelagapan.
"Penasaran? Sana liat sendiri." Irene mendorong Lisa masuk.
Lisa yang terdorong,takut-takut untuk maju. Ia berjalan pelan-pelan sesekali berbalik menatap Irene yang berdiri di depan pintu menatapnya seakan mengatakan 'gapapa' kepada nya.
Pelan-pelan Lisa membuka kain putih yang berlumuran darah itu. "KAK RENE BANGKE!"
Irene tertawa melihatnya,lalu menghampiri Lisa. Mengambil isi didalamnya dan langsung dilempar.
"Lo kira tadi apaan?" Tanya Irene.
"Ya kek gitulah!" Kesal Lisa.
"Astaga Lis,cuma tikus mati aja lo takut." Kata Irene sambil tertawa ria.
Iya yang Lisa temukan tadi tenyata hanya tikus mati. Harusnya kan baunya langsung dikenali ya? Ini kok ga ada baunya. Malahan pas Lisa buka jadi bau wangi. Dikasih parfum kali ya?
"Coba idupin lampu Lis." Pinta Irene.
Dengan cepat Lisa menghidupkan lampu.
"Astaga Yeri,Rose!" Seru Lisa saat mendapati Yeri dan Rose terikat tangan dan tergeletak tak berdaya tertutupi kardus.
Keduanya dengan cepat menghampiri mereka,melepas ikatan tali dan membuang kardus yang menghalangi. Dan dapat dilihat keadaan Rose yang berlumuran darah sedangkan Yeri hanya lebam-lebam.
"Rose,Yer cukup sandiwaranya. Gue tau kalian pura-pura kalah." Kata Irene sambil nabok Yeri sama Rose.
Yeri langsung bangun tapi dengan tatapan sendu."Kak Rene,Rose...." Katanya lirih menatap Rose yang masih belum sadar juga.
"Gagal ya?"
■/■
"Ini mencar apa gimana?" Tanya Wendy yang berhenti mendadak ditengah jalan.
Orang-orang yang berada di belakangnya juga berhenti dengan mendadak dan menabrak depannya. Sampai akhirnya malah tumbang semua. Tumpuk-tumpukan lagi.
"Anjing badan gue remuk woi!" Kesal Suga yang berada paling bawah,tertindih oleh yang lainnya.
Wendy? Langsung menyingkir,sudah menduga akan terjadi ini.
"BERDIRI LO PADA!" Seruan Wendy membuat semua orang dengan cepat langsung berdiri. "Gue mau ke gudang,ada yang mau ikut?" Lalu semuanya angkat kaki.
Angkat tangan maksudnya.
Berjalanlah mereka ke gudang dengan berbaris rapi mengikuti Jisoo yang memimpin.
"Eh kok gudangnya kebuka ya? Apa itu Kak Rene sama Lisa?" Tanyanya menyipitkan mata melihat gudang.
"Mungkin,udahlah ayok!" Jennie dorong Jisoo biar cepet.
"Yuhuuuu ada orang tidak?" Kata Seulgi menerobos orang orang didepannya dan langsung masuk ke gudang itu. "LOH LOH?!" Seulgi kaget.
Mendengar seulgi berteriak aneh,lainnya jadi penasaran lalu mengintip gudang.
"KAK RENE,LISA KALIAN NGAPAIN ROSE SAMA YERI WO-" Jisoo langsung mendekap mulut Joy yang kayak toa itu.
"Bukan mereka yang ngelakuin itu goblok." Kesal Jisoo.
Jaehyun dan Sehun dengan sigap menggendong pasangannya masing-masing.
"Bawa mereka ke rumah sakit." Perintah Irene.
■/■
"Jadi Nyai Irene,bisa jelaskan ini?" Tanya Mino menatap Irene seperti mengintimidasi.
Sekarang mereka berkumpul di rumah Blackvelvet,meninggalkan Yeri dan Rose yang sudah dijaga oleh pawangnya.
"Kak Rene,maksudnya apa coba? Lo bikin kita bingung kalo lo ga mau jelasin." Timpal Seulgi.
Irene menghela nafas. "Sebenernya gue sama Rose,Yeri udah tau ini bakal terjadi. Akan ada yang diculik dan disiksa sama mereka."
"Siapa?" Tanya Taehyung cepat.
"Cewek-cewek tengil. Iya kan Kak?" Sahut Jennie melirik Irene yang mengangguk.
"Jadi kemarin gue sama Rose,Yeri baru balik dari taman belakang,terus kita lewat jalan pintas buat bolos. Ngelewati gudang sama ruang sains. Pas lewat ruang sains kita ga sengaja denger orang lagi ngomong gitu. Jadinya kita mundur,sembunyi dibalik tembok sambil nguping sama ngintip orang yanh ada didalam dari balik jendela. " Irene berhenti dulu,meminum air putih. "Oke lanjut. Ada 4 orang disana,Sejeong,Eunha,Krystal,yang satunya ga tau. Orangnya pake hoodie terus duduk belakangi kita. Dan gue denger mereka ngomong mau jebak kita terus dikunciin digudang dan disiksa."
Irene menghela nafas. "Dan dari situlah gue buat rencana sama Rose,Yeri. Sebenernya gue mau ngomongin ke kalian,tapi mereka cegah dan mereka mau jadi sukarelawannya. Sebenernya gue dah tau kalau mereka bakal ilang,gue cuma akting. Sorry." Ia menunduk. "Sebenernya dari awal rencana gue udah feeling buruk duluan. Eh ternyata kejadian. Yeri sama Rose udah bawa alat pelindung dan senjata lipat yang tajam. Tapi kayaknya kota kalah telak." Terlihat Irene mulai terisak,Mino yang berada disampingnya langsung memeluk kekasihnya ini.
"Keluarin aja gapapa." Kata Mino sembari menepuk-nepuk pundak Irene.
"Kenapa Kakak ga kasih tau kita? Kita ga berhak tau ya? Kalau kak Irene kasih tau kita,ini ga bakal terjadi." Kata Joy menyinggung Irene.
"Yang Kak Rene lakuin itu salah besar Kak." Kata Jennie langsung berlari meninggalkan ruang tengah. Taehyung langsung menyusulnya.
"Gapapa,mereka syok kayaknya,nanti juga baikkan lagi." Kata Mino menenangkan Irene.
"Kak. Kenapa harus ngikutin rencana mereka? Kenapa harus diikuti? Apa alasannya?" Tanya Jisoo berusaha tidak emosi.
"Gue kira dengan kita ngikutin rencana mereka,kita bisa timbal balik. Eh ternyata gue salah,malah buat Yeri sama Rose jadi korban." Jawab Irene sesekali terisak.
"Jangan karena satu masalah,keluarga kita terpecah kak." Kata Wendy lalu pergi keluar rumah.
"mau kemana lo?"
Wendy tersenyum tipis menatap Seulgi yang berkerut kening dan berlalu pergi.
"Jangan sampe kelewatan!"
-
Penulisnya sedang dalam masa bingung ingin ini atau itu.
Aliasnya PLIN-PLAN.iya tau gajelas.
Chap berikutnya ganti alur cerita kok,tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
─❛devil ,blackvelvet [ꪜ ]
Fanfic❛❛Berani macem-macem,terima resikonya.❜❜ Mereka beda dari perempuan biasanya. ᭄꥓〭┈Status : : End © Xixizy,2020