"H-ha? Apaan? Gue Irene,ini gue kakak lo Wen!" Seru Irene tak terima ia sampai mendorong Wendy menjauh.Wendy tersenyum licik. "Kalo lo Irene. Bukti-in!" Tantangnya.
Irene menelan salivanya kasar.
"Apa sandi ruang senjata? Berapa cctv di rumah ini?" Tanya Wendy tanpa pikir panjang.
Irene terdiam.
Wendy tersenyum lagi,kali ini lebih meyakinkan. "Waktu habis,silahkan saudari Yerin keluar dari tempat persembunyian. Oh satu lagi,yang buat kakak gue gini juga silahkan keluar!"
Di dalam gudang,tepatnya di dalam kardus besar. Keluar seseorang dari dalam sana. Ia membersihkan pakaiannya yang terkena debu dan darah,berjalan mendekat ke arah Irene dan Wendy.
Yeri,Jennie,dan Seulgi melotot melihatnya. Mereka tak bisa berkata-kata,hanya bisa menyimak sambil memakan snack yang dibawa Seulgi tadi. Apalagi kalau bukan Pringles andalannya.
Wendy menatap Irene lagi. Ia melihat kakaknya ini langsung terlihat sangat polos. Maksudnya adalah wajah yang pucat,tatapan mata yang kosong,dan tangan yang lemah,serta kepolosannya karena bisa di kelabui seorang Yerin.
Kalian ingat Yerin? Dia juga anggota geng pembuat onar,malahan dia ketuanya. Saat tawuran itu ia hanya duduk di balkon sembari melihat saja. Ia orang yang selalu tertutup,tak banyak bicara,dan tak selalu bersama geng-nya.
Namun,perempuan ini juga di takuti. Karena dulu ia pernah membunuh teman sekelasnya,entah karena apa. Ah,satu lagi. Katanya Yerin ini temenan sama setan.
"Elo." Wendy menunjuk Yerin. "Suruh temen lo itu keluar dari tubuh kak Rene. Gue tau lo marah,tapi jangan pake cara setan-setan segala. Entar kalo ada kesalahan lo sendiri yang tanggung kan?"
Yerin menatap Wendy datar. "Kalo nggak mau gimana?" Tanya-nya agak mengejek.
"Nggak mau? Gue sendiri yang ngeluarin." Balas Wendy seraya memutar-mutar pisau yang ia pegang.
"Sejak kapan Kak Wen bawa pisau?" Tanya Yeri penasaran.
"Gue simpen Yer." Balas Wendy,lalu berbalik menuju arah Yeri,Jennie,dan Seulgi. Ia mengatakan sesuatu pada mereka. "Paham?"
Ketiganya mengangguk,langsung pergi dari tempat gudang itu. Menyisakan tiga gadis lainnya dan beberapa makhluk tak diundang yang tak bisa Wendy lihat. Hanya Rose yang bisa.
"Biar imbang. Suruh dia keluar dari Kak Rene."
"Gue keluarin,yang ada nggak seimbang lah."
"Lo cari mati?"
"Emang lo berani?" Balas Yerin tersenyum licik.
Wendy tersenyum lagi,ia berjalan mendekati Yerin. Melewatinya,oh enggak bukan melewati hanya mendekatkan ke telinga dan membisikkan sesuatu kepada nya. Yang membuat Yerin tertegun.
"Gimana? Mau lo lepasin Kak Irene atau kakak lo yang lo sayangi di bunuh?" Tanya Wendy licik.
"Ck,dasar..."
"Udah di bilang kan." Wendy menepuk-nepuk pundak Yerin
"Berani macem-macem,terima resikonya." Katanya lalu terkekeh. "Ini bukan cuma karena lo dan geng lo yang mau rebut cowok kita. Tapi ada masalah yang lebih gede,yang bikin gue sadar kalo gue harus hukum kalian." Jelasnya."M-maksud lo?" Tanya Yerin mulai takut.
"Lo dulu bunuh geng lo yang dulu kan? Oh kurang jelas. Mmm,lo dulu pernah berkhianat sama geng lo yang dulu kan? Dengan cara bunuh semuanya dan dengan bodohnya lo tinggalin di tempat. Berani banget ya? Pernah masuk penjara? Kalo belum mau gue buat lo masuk penjara deh. Kayaknya seru."

KAMU SEDANG MEMBACA
─❛devil ,blackvelvet [ꪜ ]
Fanfiction❛❛Berani macem-macem,terima resikonya.❜❜ Mereka beda dari perempuan biasanya. ᭄꥓〭┈Status : : End © Xixizy,2020