"Jadi bisa dijelaskan nyai?"Irene memejamkan mata sebentar. "Pertama-tama gimana lo bisa tau? Wendy? Rose?" Tanyanya menatap mereka berdua bergantian.
Wendy tertawa. "Lo lupa kak? Noh." Katanya menatap ke arah atas.
Irene dan yang lain sontak menatap ke atas juga,melihat apa yang di lihat Wendy. "Ahh.." Irene menepuk pelipis kepalanya. "Ck,gue lupa."
"Kenapa lo nutupin ini kak? Kita nggak di anggap?" Yeri angkat bicara.
"B-bukan gitu Yer..."
"Terus apa? Kenapa? Kenapa lo nggak ngasih tau aja rencananya kak? Lo kerja sendiri sama aja lo mati." Potong Yeri cepat.
"Jelasin aja napa sih kak,tinggal ngomong juga." Kata Lisa yang sudah tak tahan dengan suasana di ruang makan ini.
"Kak Jisoo sama Joy gimana?" Tanya Rose mengingat keduanya masih di sekolah.
"Biarin." Sahut Wendy.
Rose hampir saja tersedak saat ingin meneguk kopinya."what?!"
"Suttt,udah biarin. Sekarang fokus ke kak Rene dulu." Wendy bertatapan langsung dengan Irene. "Bisa jelaskan masalah dan maksud dari semua ini,nyai?" Katanya sok formal,walau kata akhirnya nggak ada formal-formalnya.
Irene mengambil cangkir kopi,meneguknya sedikit. "Gatau." Katanya enteng.
"Gue serius kak." Kata Wendy dengan nada yang sangat dingin.
"Gue juga Wendy." Balas Irene menatap Wendy dan tersenyum miring. "Reflek tadi."
"Terus apa hubungannya sama Kak Nayeon?!" Tanya Yeri berteriak saking kesalnya.
"Dia make topeng Yeri. Topeng." Balas Irene menekankan kata terakhirnya.
"Gue nggak ngerti njir. Jelasan satu-satu. Dari awal ampe akhir bisa nggak?!" Potong Jennie yang bingung.
"Ck." Irene menggebrak meja,membuat semuanya kaget. Ia lalu tersenyum lagi. "Minta penjelasan yang detail? Oke." Irene melenggang pergi,sontak yang lain mengikutinya. Kecuali dua orang di antaranya
■/■
"Menurut lo ada yang aneh nggak?" Tanya Jisoo setelah mendengarkan percakapan saudari -saudarinya itu dari hape.
"Iya. Kak Irene kayak beda gitu." Balas Joy.
"Mau masuk sekarang?" Tanya Jisoo.
"Ayo kak,kekamar lo aja ya. Sekalian cari info." Balas Joy. Ia membuka pintu dan langsung berlaro takut ketahuan yang lain.
Kayak di kejar maling aja.
"Tuh anak..." Jisoo geleng-geleng melihat kelakuan Joy. Ia pun menyusul masuk,kali ini lebih santai. Karena yaaa,ini rumahnya apa yang harus ia takutkan? Tak ada,mungkin.
Joy buru-buru mengunci pintu setelah Jisoo memasuki kamar. Mereka sekarang lesehan di karpet bulu lembut,dibandingkan rebahan di kasur empuk. Karena situasinya beda,mereka tak busa santai-santai.
"Lo ganti baju dulu gih. Gue nyiapin laptop sama yang lainnya. Pake baju gue dulu." Kata Jisoo seraya mengambil berbagai peralatannya.
Joy menurut. Ia berjalan menuju lemari,mengambil baju asal dan langsung masuk ke kamar mandi. Jisoo menatapnya heran. Kenapa harus ke kamar mandi juga? Bukannya mereka sesama cewek ya? Mana saudara lagi,kan gapapa juga saling liat.
KAMU SEDANG MEMBACA
─❛devil ,blackvelvet [ꪜ ]
Fanfiction❛❛Berani macem-macem,terima resikonya.❜❜ Mereka beda dari perempuan biasanya. ᭄꥓〭┈Status : : End © Xixizy,2020