Masih inget chap 'penjelasan'?
Ini lanjutannya,lebih ngarah ke Wendy. Kalo lupa,disarankan baca itu lagi,pas bagian terakhir.Sesudah Wendy pergi,Seulgi berbalik untuk kembali masuk ke rumah. Saat berbalik dirinya di kagetan oleh Irene yang sudah berdiri di belakangnya. Seulgi hamlir saja mengumpat kasar,saking kagetnya.
"Astaga kak. Ngagetin aja lo!" Kata Seulgi kesal.
Irene menatap Seulgi tajam. "Wendy mau kemana?" Tanya-nya masih memberi tatapan tajam yang membuat Seulgi terintimidasi. Seperti di interogasi saja oleh nyai.
"Ngga tau." Kata Seulgi cepat,langsung pergi. Namun di cegah oleh Irene.
Tangan Irene menarik rambut panjang Seulgi,membuat sang pemilik menjerit kesakitan. "Mau kemana lo? Jawab dulu pertanyaan gue Kang Seulgi."
Seulgi meringis kecil. "Adaw! ini lepasin dulu kek."
"Kasih tau dulu." Kata Irene tetap kokoh.
"Yang pasti balas dendam." Balas Seulgi dengan suara kecil,takut yang lain tahu.
Irene langsung melepas tangannya yang menjambak rambut adiknya itu. Dan terdiam sebentar. "Lo tau kan..."
"Wendy itu orangnya bodo amat,tapi kalo udah ngga bisa di tahan dia bisa nyiksa musuhnya sampe koma. Atau bahkan dibunuh." Potong Seulgi cepat.
Seulgi dan Irene saling bertatapan.
"Tapi kalo dibunuh ngga mungkin juga kan?" Tanya Seulgi menatap penuh arti ke Irene.
"Gue gatau."
■/■
Wendy berjalan di gang sempit yang sepi dan lumayan kotor. Sepatunya sampai terkena pasir yang becek,membuatnya mengumpat di setiap langkah. Wendy menutupi wajahnya dengan topi dan masker hitam yang ia bawa diam-diam. Ia juga menyiapkan sebuah benda yang sedang di pegang tangannya sekarang.
Wendy berhenti di depan bangunan tua. Ia menatap bangunan itu sambil tersenyum miring. Tangannya merogoh sesuatu di kantong celana dan mengambilnya. Setelah di atur,ia memasukkannya lagi.
Dengan sepatunya yang sudah kotor,kakinya mendobrak pintu besar yang menghadang dirinya. Wendy memasuki bangunan lama itu,yang ia lihat sekarang hanyalah barang-barang yang berantakan dengan debu yang banyak.
Ia berjalan ke dalam,lebih tepatnya menaiki tangga. Sepertinya gadis itu ingin pergi ke atap.
"Aloha kalian!" Sapa Wendy bersamaan suara pintu yang terbuka secara paksa. Pelakunya? Siapa lagi kalau bukan Wendy.
Yaaa,masa semut.
"Siapa lo?!" Seru Suran sudah siap dengan golok yang sekarang ia pegang.
Wendy berjalan mendekat. "Orang yang akan cabut nyawa kalian." Katanya lumayan sadis.
"Bercandanya nggak main-main ya." Celetuk Yeonwoo yang duduk di atas balkon,sambil mengunyah permen karetnya.
"Kok cuma berdua? Yah sayang banget. Padahal mau gue bunuh semuanya." Kata Wendy,mengangkat kedua tangannya mengarah ke Suran.
KAMU SEDANG MEMBACA
─❛devil ,blackvelvet [ꪜ ]
Fanfiction❛❛Berani macem-macem,terima resikonya.❜❜ Mereka beda dari perempuan biasanya. ᭄꥓〭┈Status : : End © Xixizy,2020