Terlambat : Lima Belas

1K 129 8
                                    

Hari ini suasana tampak masih kondusif. Kedua sejoli itu sudah kembali lengket. Namun, tujuan mereka telah berubah. Dari yang biasa menghabiskan waktu di atap, menjadi perpustakaan. Maklum, sebentar lagi musim ujian.

Keduanya tampak kompak mengerjakan soal-soal yang mereka cari di internet. Namun, tidak hanya berdua. Ada Felix yang ikut nimbrung meski terlihat seperti obat nyamuk di antara Jisung dan Hyunjin. Tapi, sahabat Hyunjin itu terlihat bodo amat. Yang terpenting adalah dia kecipratan kepintaran pasangan yang memang di akui pintarnya.

Untungnya, Hyunjin tak segan membantu sang sahabat. Ketiganya kini tampak khidmat mengerjakan soal-soal.

"Oh iya, pulang sekolah nanti mau belajar bareng lagi gak?" Tawar Felix. Jisung menoleh pada Hyunjin. Menunggu jawaban sang kekasih.

"Gue sih ikut aja." Felix melihat ke arah Jisung.

"Ya udah gue juga Lix. Mau belajar dimana?" Tanya Jisung.

"Di rumah gue aja gimana?" Tawar Hyunjin. Kali ini dua orang yang bersamanya mengangguk setuju.

"Boleh. Di rumah lo aja Jin." Ucap Felix.

Kembali ketiganya menciptakan suasana hening dengan mengerjakan soal-soal. Hingga jam istirahat berakhir, barulah ketiganya menghentikan kegiatan. Kali ini mereka tak lantas langsung menuju kelas. Mereka berbelok ke deretan loker untuk menyimpan buku.

Jisung membuka lokernya.

Blam!

Namun baru saja ia melihat ke dalam loker, ia membanting pintu lokernya. Jisung menutup mulutnya dan berjalan keluar ruangan loker.

"Han! Kamu mau kemana?" Hyunjin lantas membuka loker Jisung, ia terkejut melihat isi di dalam loker tersebut.

Sebuah tangan mainan yang berlumur darah.

"Bangsat!" Hyunjin menutup hidungnya, bau anyir darah itu terasa menyengat. Namun, ia masih bisa menahannya. Dan sekarang dia jadi khawatir dengan Jisung. Tapi, untuk sementara Hyunjin membersihkan tangan mainan itu dari loker Jisung.

"Lix, tolong lihat Jisung di toilet. Gue mau ke ruangan guru." Felix menyanggupi permintaan Hyunjin, ia menyusul Jisung yang terlebih dulu berlari ke toilet. Sementara Hyunjin mengantarkan tangan itu menuju ruangan guru.

Ruangan guru itu tampak heboh dengan datangnya Hyunjin. Rata-rata dari mereka menutup hidung karena anyir dari darah di tangan mainan itu.

"Saya mohon untuk memperbaiki segera cctv yang ada di sekitar loker. Ini bisa saja terjadi lagi." Mohon Hyunjin dengan sungguh-sungguh. Guru-guru di sana hanya bisa menyetujui usul Hyunjin. Meminta Hyunjin menyimpan barang bukti itu, untuk sementara waktu. Jika sewaktu-waktu di butuhkan, kemungkinan barang bukti itu bisa di gunakan untuk membantu pihak berwajib. Ya, jika sampai pada masanya.

Selesai menyimpan barang bukti, Hyunjin kembali ke kelasnya. Disana ia telah melihat Jisung yang merebahkan  kepalanya di atas meja. Anak itu tampak kembali tak bersemangat.

Hyunjin berjalan menghampiri guru mereka, menjelaskan keterlambatannya. Ia juga meminta izin guru yang mengajar untuk pergi sebentar saja. Ya, Hyunjin kembali keluar kelas. Berlari secepatnya untuk membeli minuman.

Setibanya di depan kelas, guru yang tengah mengajar menyuruh Jisung untuk keluar terlebih dulu. Jisung yang tak mengerti apapun, hanya menuruti permintaan gurunya. Ia berjalan dengan langkah gontai.

Di luar ia di sambut senyum khawatir kekasihnya. Tangannya di tarik untuk menyingkir dari depan kelas. Hyunjin mengajaknya untuk duduk tak jauh dari kelas mereka. "Minum dulu Han." Hyunjin menyerahkan minuman yang tadi di belinya.

Terlambat [HyunSung] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang