tiga

307 41 5
                                    

pagi buta luhan sudah terbangun dari tidur nya, dia pun segera membereskan kamar nya dan setelahnya dia berjalan ke kamar mandi



15 menit luhan habiskan untuk mandi, dan melihat jam masih sangat pagi akhirnya luhan memilih membuka jendelanya untuk melihat pemandangan luar, karena luhan tidak akan berani keluar kamar sebelum dipanggil oleh pemilik rumah

"huff...bosan sekali, apakah mereka akan bangun siang?" pikir luhan dengan memandang luar jendela kamar nya

30 menit luhan berdiam diri di kamar akhirnya dia mendengar suara ketukan dari pintu nya

tok tok...

"luhan kamu sudah bangun sayang?"

clek

"sudah eomma"

"ayo ke meja makan, kita sarapan bersama"

"iya eomma"
luhan mengikuti langkah nyonya oh yang menuju ke meja makan, sampai nya disana dia melihat banyak makanan sudah tersaji di meja

"kamu duduk saja, eomma harus membangunkan yang lain nya"

"iya eomma"

(rumah nya bagus) batin luhan dengan memandangi sekitar hingga terdengar suara yang menyapanya

"selamat pagi luhan"

"selamat pagi appa" ucap luhan sopan ke tuan oh dengan senyumannya

"sebentar sayang, kita tunggu sehun"

"iya eomma"

"pagi appa, pagi eomma" sapa sehun yang baru datang dengan pakaian sudah rapi

"pagi sayang"

sehun berjalan mendekat dan mendudukkan pantatnya di kursi depan luhan dengan mata mengarah ke luhan, luhan yang tau kalau dia sedang diperhatikan oleh pria didepannya dia memilih untuk menunduk tidak berani menegakkan wajah nya setelah melihat wajah datar dan dingin pria itu

"sayang kenapa kamu menunduk, sini eomma ambilkan makanan nya"

"iya eomma terimakasih"

"jangan menunduk sayang"

"maaf eomma"

luhan mengangkat kepala nya dengan pandangan mata ke arah lain selain menuju ke pria dingin didepan nya

"eh iya, dia anak eomma namanya sehun, eomma hampir lupa lalau ini pertemuan pertama kalian"

"salam kenal saya xi luhan" ucap luhan pelan dengan tidak meninggalkan logatnya yang belum fasih berbahasa korea

"iya"

"sehun, jangan seperti itu dia calon istri mu"

(jadi dia calon suami ku?, astaga aura nya sangat menakutkan, apakah dia suka memukul?) pikir luhan panik

"yasudah memang nya kenapa?"

"bertingkah lembut padanya dan sapalah dengan baik"

"sudahlah eomma, aku berangkat"

"yasudah hati-hati"

"iya eomma" ucap sehun dengan berjalan menjauh dari sana, tanpa melirik kearah luhan

"maafkan dia sayang, jangan takut dia memang irit bicara, dan seperti itu perilaku nya"

"iya eomma luhan mengerti"

"syukurlah, yasudah lanjutkan makan mu, makan yang banyak sayang"

"iya eomma, terimakasih"

setelah sarapan pagi bersama luhan diajak berkeliling ke rumah keluarga oh dan mengajak pergi untuk berbelanja













Surrender [HUNHAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang