lima

263 37 5
                                    

luhan sudah tertidur dengan duduk menyembunyikan wajahnya di lipatan kaki nya

"bocah ini" guman sehun dengan mengangkat badan luhan untuk dipindahkan di ranjang nya
dan setelahnya sehun membaringkan tubuhnya di samping istrinya







pagi buta luhan sudah terbangun dari tidur nya

"eung....astaga" ucap luhan kaget dengan reflek menutup mulutnya karena sedikit berteriak

"kenapa aku bisa disini arkh"

luhan segera bangun dari ranjang sehun dengan hati-hati, dia pun kaget melihat sesuatu

(astaga, darah) batin luhan karena melihat bercak darah di seprai sehun

luhan segera masuk ke kamar mandi dan melihat keadaan nya

"datang bulan ternyata,tapi bagaimana nanti sehun melihat ini" gumam luhan panik di dalam kamar mandi

(bagaimana cara aku mengambil seprai ini, sehun belum bangun) pikir luhan panik ia pun segera mencari kain atau benda untuk menutupi sementara bercak darah di seprai sehun

hingga akhirnya luhan pun memutuskan berdiam diri dengan menutupi darah nya menggunakan tangan nya

"engh"

sehun terbangun dengan menggeliat pelan
dia melihat istrinya di sampingnya dengan kaki di bawah dan setengah badan di ranjang

"kamu sudah bangun dari tadi?"

"t-tidak, aku baru bangun sehun-ssi"

"kamu menutupi apa?"

"a-aku tidak menutupi apapun sehun-ssi"

"jangan berbohong lu!"

"m-maaf kan aku sehun-ssi aku berbohong" cicit luhan ketakutan

"katakan lu"

"s-seprai mu terkena darah ku, maaf sehun-ssi"

"kamu berdarah?"

"aniya, itu darah m-menstruasi ku, aku tidak mau sampai kamu melihat itu, maafkan aku sehun-ssi"

"astaga aku kira apa"

"maafkan aku sehun-ssi"

"sudah lepaskan tangan mu"

"tidak mau, aku malu" cicit luhan

"kenapa malu, kita kan sudah suami istri"

"aku tetap malu sehun-ssi, aku mohon bangunlah, aku akan mencuci seprai nya"

"baiklah" sehun bangun dari ranjang nya dan berjalan ke dalam kamar mandi nya

"astaga ini memalukan sekali" gumam luhan dan segera mengambil seprai untuk dicucinya

luhan menaruh seprai kotor di ranjang kotornya, dia akan mencucinya setelah memasak sarapan untuk suami nya

"maaf sehun-ssi aku hanya membuat nasi goreng"

"tidak apa"
setelahnya luhan berlalu dari meja makan

"mau kemana?"

"aku mau mencuci seprai nya"

"nanti saja, sekarang kamu makan"

"tidak apa se-"

"sudah diam, ikuti perkataan ku"

"b-baiklah"

mereka berdua sarapan dengan tenang, hanya suara dentingan piring yang meramaikan sarapan pagi mereka

Surrender [HUNHAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang