enam

259 33 4
                                    

sehun sampai dirumah dia sedikit terkejut melihat rumah nya ternyata juga padam
diapun segera memasuki rumah nya

"luhan!" sehun mencari luhan di meja makan dan dia tidak menemukannya akhirnya dia berjalan ke arah kamar luhan

clek!

sehun melihat gundukan selimut yang didalamnya luhan sedang sembunyikan tubuhnya bawah selimut, dia pun menghapiri istrinya

"sudah tidur?" gumam sehun melihat istrinya terlihat sudah memejamkan matanya

(apa dia baru menangis?) pikir sehun melihat bekas air mata yang mengering di pipi luhan karena sehun sedikit mengarahkan lampu handphone nya pada luhan

setelahnya sehun memilih kembali ke kamar nya untuk membaringkan badannya istirahat dan menenangkan pikirannya








pagi buta luhan terbangun dengan langsung melihat lampu kamar nya yang masih menyala terang, luhan pun keluar kamar untuk mematikan lampu yang masih menyala

"sehun kemarin makan tidak ya?" gumamnya dan segera memasak sarapan pagi



tok tok!

"sehun-ssi"

clek

"sudah siap sarapan nya"

"aku langsung berangkat"

"tapi kamu belum makan sehun-ssi, aku bawakan bekal saja ya?"

"baiklah"

luhan segera berjalan ke dapur untuk menyiapkan bekal suami nya diikuti sehun dibelakang

"kemarin kamu menangis?"

"t-tidak"

"jujur, aku tidak suka pembohong"

"maaf sehun-ssi"

"kenapa"

"k-karena...perut ku sakit, hanya masalah perempuan"

"sudah meminum obat?"

"sudah kok, sudah tidak sakit lagi"

"yasudah aku berangakat"

"iya hati-hati sehun-ssi"

seperti biasa nya luhan mengantar sehun berangkat bekerja sampai halaman













siang hari dikantor terlihat sehun sedang menghubungi seseorang saat jam istirahat

"baek"

"iya ada apa hun?"

"mau makan siang bersama?"

"maaf hun aku baru saja selesai makan bersama chanyeol"

"yasudah, kalau begitu"

"maaf sehun-ah mungkin lain waktu kita makan siang bersama chanyeol juga"

"iya baek, jaga kesehatan mu"

"makasih sehun"

"iya baek"

pip

"sial, chanyeol lagi"



"bagaimana bee?"

"sehun menurutku semakin gila, bagaimana ini chan?"

"jangan takut, apa perlu aku nikahi kamu besok agar dia berhenti mengejar mu"

"enak di kamu!"

"itukan jalan keluarnya bee"

"sudah cepat makan"

Surrender [HUNHAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang