Pagi hari pasangan suami istri masih terlelap karena aktivitas kemari malam yang dilakukannya, tapi tidak lama terlihat Sehun perlahan membuka matanya, dan ia langsung menatap wajah istrinya yang sekarang berada di dekapannya, ia puas memandang wajah teduh istrinya yang masih tertidur dengan bibir kecilnya sedikit terbuka
Cup
Beberapa kecupan ia layangkan
"engh..." gumam luhan karena merasa ada yang mengganggu tidurnya dan setelahnya ia membuka matanya pelan
"Se-sehun-ssi" kaget luhan dan langsung menjauhkan badanya dari sehun, hingga ia tidak sadar kalau selimutnya terlihat turun dan memperlihatkan setengah dadanya
Sret
"Hmmm, tidur lah" gumamnya dengan menarik tubuh istrinya untuk di bawa ke dekapannya
"Sehun-ssi" cicit luhan
"Hmm"
"J-jangan memeluk ku seperti ini"
"Kenapa?"
"A-aku malu sehun-ssi, aku tidak berpakaian" gumam luhan dan sehun pun hanya tersenyum mendengar ucapan yang di lontarkan istri mungilnya yang terdengar begitu polos, hingga ia melontarkan ucapan
"Kalau begitu hilangkan rasa malu mu...., karena aku akan sering melakukan hal ini pada mu"
Seketika luhan terdiam kaku, karena mendengar ucapan dari suaminya yang begitu frontal sekaligus seperti sedang menakutinya? Apa?...Menakutinya?
Ayolah luhan, sehun itu suami mu, kenapa kau begitu takut kalau suami mu kembali menyentuhmu?
"Kenapa terkejut?, dan mulai sekarang jangan lagi memanggil ku sehun-ssi"
"Kenapa, bukankah itu nama mu?" Tanya luhan begitu polos hingga membuat sehun kembali tersenyum gemas
"Iya benar, tapi itu panggilan untuk orang lain sayang, jadi kamu harus memanggil ku oppa"
"...Tapi aku tidak terbiasa memanggil mu seperti itu sehun-ssi"
"Baiklah, panggil aku sesuka mu" ucap sehun datar, sedangkan luhan yang mendengar nada bicara suaminya berbeda dari sebelumnya ia langsung mengarahkan pandangan ke atas
"K-kamu marah?,....m-maafkan-"
"Sstt, siapa yang marah pada mu sayang"
"Tadi kamu terdengar seperti sedang marah"
"Aku hanya sedikit kesal, kenapa istriku keras kepala sekali hmm" ucap sehun dengan memeluk luhan gemas dan memberikan beberapa kecupan di bibirnya dan hal itu juga membuat wajah luhan kembali memanas,
"lu..."
"K-kenapa sehun-ssi?"
"Aku mencintai mu luhan, kumohon jangan meninggalkan ku" ucap sehun dengan menatap penuh ke mata luhan yang indah
"Heum, a-aku juga mencintai mu" cicit luhan yang memberanikan dirinya untuk mengatakan perasaannya selama ini
Cup
Sehun kembali mencium bibir merah milik istri mungilnya dengan lembut, luhan pun membiarkan bibir nya dikerjai suaminya yang mulai melumat dan menyesap seolah bibir luhan adalah permen manis
"eunghh" desah luhan keluar karena tangan sehun tidak diam melainkan mengelus pelan punggung hingga pinggang luhan yang polos
Merasa suaminya semakin dalam menciuminya, ia memilih menepuk bahu suaminya sebagai isyarat untuk menyudahi aksinya