dua puluh

125 13 5
                                    

"Sehun-ssi?" Ucap Sehun dengan raut penuh tanya, hingga membuat Luhan terbelak kaget

"S-sehun-sii...hiks..a-apa kamu tidak mengenaliku hiks.."

"Sssttt, maafkan aku luhanie"

"Hiks...kamu mengenaliku kan? hiks"

"Tentu saja sayang, maaf aku tadi hanya bercanda" ucapnya dengan senyuman

"Apa maksud mu hiks...jangan bercanda kamu baru bangun hiks"

"Aku kira kamu bakal manggil aku oppa, atau panggilan mesra lainnya, bukan memanggil ku dengan embel-embel 'ssi' lagi "

"Hiks...kamu membuatku takut hiks.."

"Sudah ya menangisnya, aku gasuka liat kamu begini" ucapnya dengan tangan masih menggenggam tangan Luhan dan Luhan pun segera menghentikan isakannya dengan tangan satunya menghapus air mata yang sudah membanjiri kedua pipinya, sedangkan sehun mengalihkan pandangannya ke perut besar istrinya

"Apa aegy baik-baik saja selama ini" tanya sehun dengan mengelus pelan perut besar istrinya

"Tidak hiks, dia tidak baik-baik saja hiks"

"Maafkan daddy aegy-a"

"Tidak hiks,..daddy jahat" saut luhan yang masih merasa kesal

"Kumohon maafkan daddy, daddy janji akan segera pulang dan memanjakan kalian hmm"

"Baiklah, daddy harus semangat penyembuhannya dan segera pulang ne?"

"Siap baby" jawab sehun tersenyum dengan mengelus pelan perut istrinya




Hari demi hari sudah terlewati begitu cepat, dan benar saja sehun sudah terlihat lebih baik, bahkan penyembuhannya tidak memakan satu bulan, seperti yang terlihat sekarang mereka bersiap untuk pulang kerumah nyaman mereka yang sehun rindukan.

"Selamat kembali kerumah tuan oh" sambut bibi lee senang dan tentunya dibalas pelukan hangat oleh sehun

"Terima kasih bibi lee"

"Bukan apa-apa nak, sudah cepat masuk dan istirahat, kasian istrimu kalau berdiri terus"

"Baiklah, kami ke kamar bi"

"Iya, nanti bibi panggil saat makan malam"

"Iya bi, terima kasih"

Di dalam kamar luhan memilih duduk bersandar dikepala ranjang, sedangkan sehun membaringkan dirinya dengan kepala berbantal paha istrinya dengan tangan mengelus pelan perut besar istrinya dengan sering kali memberi kecupan kupu-kupu

"Aegy perempuan atau laki-laki sayang?"

"Oppa ingin laki-laki atau perempuan?"

"Kalau itu aku tidak mempermasalahkannya sayang, laki-laki atau perempuan semua aku sayang, jadi?"

"Aku tidak mengeceknya oppa, agar menjadi surprise nanti" ucapnya dengan tersenyum bahagia

"Aku tidak sabar menantinya sayang"

"Aku juga oppa"

"Dan mulai sekarang kamu tidak harus bersusah payah melakukan aktivitas sendirian, kamu harus banyak istirahat, maaf aku baru menemani kalian" jelasnya dengan diakhiri mengecup sayang perut istrinya

"Sudah oppa jangan meminta maaf terus, yang terpenting oppa sekarang bisa pulang"

"Anni, aku tetap minta maaf sayang, aegy daddy minta maaf hmm"

"Heum daddy aku maafkan" seru luhan dengan nada seperti anak kecil hingga membuat sehun tertawa gemas dan berakhir menciumi seluruh wajah luhan

"Sudah oppa, lebih baik oppa istirahat"

Surrender [HUNHAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang