sembilan belas

169 22 3
                                    

Di pagi hari tepatnya di kantor terlihat pria bertubuh tinggi sedang berkelut dengan tumpukan map tertata rapi di mejanya hingga terdengar suara ketukan pintu dari luar yang menggangu dirinya

"Masuk"

"Maaf tuan wu, ini berkas yang tuan wu inginkan"

"Kerja bagus"

"Terima kasih tuan" ucapnya penuh dengan kesopanan dan setelahnya pria itu berjalan keluar dari ruangan atasannya

Sedangkan Kris langsung berganti membaca map yang baru saja ia terima dengan mata menelisik penuh

"Jadi dia teman Sehun, tapi kenapa dia salah satu pelaku penembakan Sehun?, Ada Yang aneh" gumamnya dengan penuh tanya, setelahnya ia langsung menghubungi seseorang

"Lakukan bagaimanapun caranya agar WU corp menjadi pemegang saham terbesar OH corp"

"Baik tuan wu"


Sedangkan di rumah sakit terlihat Luhan sedang berbicara dengan seseorang

"Bagaimana keadaan Sehun?"

"..belum ada peningkatan kai-ssi" jawab Luhan dengan raut sedih yang masih menyelimutinya

"Luhan...aku minta maaf"

"Ada apa kai-ssi?"

"...Aku ingin berpamitan pada kalian"

"Apa?"

"Aku berhenti dari pekerjaan ku Luhan, maaf aku tidak bisa mendampingi Sehun lebih lama"

"Ada apa kai-ssi?, Kenapa tiba-tiba?"

"Maaf karena ada hal penting yang harus ku urus lu, dan jangan khawatir aku sudah menemukan orang yang akan menggantikan ku"

"Kalau itu hal penting di hidup mu tidak apa kai-ssi, tapi apa kamu sudah punya pekerjaan pengganti?"

Seketika kai terdiam sebentar karena mendengar perkataan Luhan yang dilontarkan untuknya

(Bagaimana kau bisa sebaik ini Luhan?, Sekali lagi maafkan aku sehun, Luhan)

"Hmm, aku sudah menemukan pekerjaan pengganti lu"

"Baiklah kalau itu memang keputusan mu kai-ssi"

"Terima kasih Luhan, terima kasih"

"Iya, tidak apa kai-ssi"

"Dan semoga Sehun segera lekas siuman"

"Amin, terima kasih doanya kai-ssi"

"Jaga baik-baik dirimu dan aegi Luhan"

"Heum"

"Baiklah aku pergi, maaf tidak bisa lebih lama disini Luhan"

"Iya dan aku titip salam untuk Kyungsoo eonni"

"Iya luhan"

Beberapa bulan terlewati dengan cepat dan setelah kepergian kai pula membuat Luhan semakin sering mendapat panggilan dari sekertaris baru suaminya yang membicarakan tentang masalah yang ada di perusahaan, Luhan memaklumi akan hal itu, kalau tidak dia siapa lagi yang harus di hubungi oleh karyawan dari suaminya tentang perusahaan milik suaminya, mengingat suaminya adalah orang yang hidup sebagai anak yatim piatu sama dengan dirinya.

Di pagi hari Luhan sudah rapi dengan penampilan memakai dres bewarna biru cerah terlihat longgar dengan kondisi perutnya yang sudah terlihat membesar, ia memiliki jadwal untuk check up bulanannya sekaligus menemui suaminya

"Bi, aku berangkat"

"Bibi temani luhanie"

"Tidak apa bi, aku bisa naik taxi seperti biasanya"

"Kamu jangan pergi sendiri Luhan"

"Aku baik-baik saja bibi, baiklah aku berangkat"

Sampainya di rumah sakit, ia langsung menuju ruang check up kandungan, selesainya dari sana dan baru beberapa langkah keluar dari ruangan tersebut, tiba-tiba satu dokter berperawakan tinggi menghentikan langkahnya

"Nyonya Oh"

"Iya dokter Na"

"Anda mau menuju ke ruangan suami anda?"

"Iya dokter, ada apa?"

"Ada yang ingin saya sampaikan, dan lebih baik kita bicarakan disana"

"Iya dokter Na"

"Bagaimana dokter?"

"Syukur tuan Oh sudah melewati masa kritis nya, mungkin beberapa hari kedepan suami nyonya segera sadarkan diri"

"Terima kasih banyak dokter" ucap Luhan dengan penuh kebahagiaan yang meluap, setelah mengetahui berita baik tentang suaminya

"Iya nyonya, dan nyonya bisa mengurangi jam besuk, nyonya juga harus merawat kondisi nyonya" jelas dokter itu pada Luhan karena sudah 2 bulan lebih melihat luhan yang setiap hari berkunjung disana, hingga membuatnya lumayan mengenal luhan

"Iya dokter Na, sekali lagi terima kasih"

Dokter itu hanya membalas dengan anggukan disertai senyuman, setelahnya ia berjalan keluar dari sana

Tanpa ia sadari tiba-tiba matanya kembali menumpahkan air mata yang kesekian kalinya, ia tidak bisa berkata apa-apa lagi saat melihat suaminya yang selama ini masih memejamkan matanya akan segera sadar dari tidur panjangnya

"Hiks...terima kasih tuhan.. hiks.. engkau sudah mengabulkan doa ku hiks terima kasih"

"Aku pulang dulu sehun-ssi, besok kita bertemu lagi, bye papa.. aegi pulang dulu ya" ucap luhan dengan mengelus perutnya yang membesar dengan tersenyum bahagia setelahnya ia memeberi kecupan di dahi suaminya untuk berpamitan seperti biasanya








Keesokan harinya, tepatnya di pagi pagi luhan terlihat bersiap untuk segera ke rumah sakit setelah sarapan bersama bibi lee

"Bibi aku berangkat" teriak Luhan dengan segera keluar dari rumah untuk mencari taxi, sedangkan bibi Lee kembali menghela nafasnya berat karena tidak bisa menghentikan Luhan

"Astaga anak itu,....cepatlah sadar tuan Oh, kasihan nyonya Luhan"

clek !

"Pagi sehun-sii, hari ini cuacanya sangat cerah sekali, cepatlah bangun ya, nanti kita jalan-jalan lagi seperti dulu, aku tidak sabar menunggu mu sehun-ssi" ucap luhan dengan tangan menggenggam tangan Sehun seperti biasanya hingga tiba-tiba ia merasakan sedikit pergerakan dari jemari suaminya

"Sehun-ssi"

"Sehun-ssi kamu dengar aku?" panggil Luhan dengan perasaan amat sangat bahagia, tidak lama sehun membuka mata nya perlahan dan langsung membuat Luhan menumpahkan air mata kebahagiannya yang tidak bisa ia bendung

"Hiks..sehun-ssi hiks, terima kasih tuhan hiks" Isak bahagia Luhan sedangkan sehun terlihat diam dengan menyesuaikan pandangannya

"Sehun-ssi hiks.., akhirnya kamu sadar hiks..."

Sehun masih tidak menjawab ucapan luhan dan memandangi Luhan dengan pandangan menelisik

"Sehun-ssi ada apa?"

"Kenapa aku bisa disini?"

"Kamu tidak baik sehun-ssi"

"Sehun-ssi?"















Akhirnyaaaaa update.... meskipun dikit hehe

Maap yorobun baru update 🙏🙏

Btw apa masih ada yg nungguin cerita tijel ini?

Kalau ada i want to say thank you so much masih stay disini😭 lope banyak buat kalian.

Surrender [HUNHAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang