waktu sudah menunjukkan petang dan sehun masih diam menunggu luhan sadar karena sehun sangat ingin melihat luhan bangun, tetapi nihil luhan pun sampai malam belum juga membuka mata nya,
。
。
。
tengah malam luhan membuka mata nya dan melihat sehun ternyata tertidur di samping nya"maafkan aku sehun-ssi" ucap luhan lirih
"aku memaafkan mu"
luhan pun terkejut sedikit melebarkan matanya setelah mendengar sehun membalas ucapan nya
"s-sehun-ssi"
"kenapa?"
"k-kamu tidak tidur?"
"tidak"
"aku kira kamu tidur.......
pulanglah sehun-ssi""kenapa mengusir ku?"
"b-bukan begitu, a-aku hanya khawatir saja, maafkan aku sehun-ssi"
"kenapa mengkhawatirkan kondisi ku?"
"maaf sehun-ssi"
"kamu sebenarnya kenapa bisa seperti ini?"
"maaf sehun-ssi aku merepotkan mu"
"jawab lu, kenapa kamu bisa seperti ini?"
"aku tidak tau..."
"jujur lu!"
luhan tidak menjawab ucapan sehun, dan memilih berbaring membelakangi sehun sedangkan sehun yang melihat tingkah luhan yang mengacuhkan nya dia geram dan menarik paksa badan luhan agar kembali menghadap nya,
"akh" ringis luhan yang merasakan sakit di tangan nya
"katakan lu!" ucap sehun geram, dengan memandang dingin ke mata luhan sedangkan luhan hanya bisa diam ketakutan menatap mata sehun yang memberi tatapan lebih dingin dari biasa nya
(mama luhan takut) batin luhan merasa ketakutan dengan mata sudah terlihat berkaca-kaca
"a-aku..t-tidak tau sehun-ssi"
"jujur luhan!"
"hiks....s-sakit sehun-ssi"
mendengar ringisan luhan sehun melihat kearah tangan kanan nya sudah terdapat bercak darah yang berasal dari lengan luhan dimana tempat infus yang sudah terlepas"m-maaf lu" gugup sehun dengan bergegas keluar guna memanggil perawat
"hiks mama hiks... luhan mau pulang hiks" tangis luhan yang merasakan sakit ditangan dan hati nya
tidak lama perawat pun masuk ke ruangan nya, tanpa sehun"astaga nyonya kenapa bisa seperti ini" ucap perawat yang sedang mengobati luhan dan membenarkan infus nya
"hiks maaf sus"
"tahan sebentar nyonya, saya akan membersihkan darah nyonya dan memasangkan infus lagi"
"iya suster hiks"
sedangkan diluar sehun masih memandang tangan nya yang masih terdapat bercak darah dari luhan
(argh! apa yang aku lakukan) pikir frustasi sehun dengan menunggu perawat selesai mengurus luhan di dalam dan tidak berselang lama
clek!
"bagaimana sus?"
"saya mohon jangan sampai terulang kembali kejadian tadi, untung nya anda segera memberi tahu"
"iya sus, terimakasih"
suster berjalan pergi meninggalkan sehun duduk sendiri di luar karena sehun belum berani bertemu dengan luhan setelah kejadian tadi
hingga akhirnya sehun memilih untuk menidurkan badan nya di bangku tunggu depan kamar luhan