empat belas

227 20 5
                                    

"kumohon sehun-ssi, kamu sedang mabuk"

"aku akan mengatakan semuanya pada mu"

"..."

"benar apa kata mu bahwa aku mencintai perempuan lain, bahkan saat kita sudah menikah hati ku tetap mencintai nya dan saat kamu melihat ku bersama wanita waktu di acara teman ku, kamu benar....
aku menyatakan cinta ku pada nya......
dan aku juga mencium nya, tapi setelah nya kamu pergi tidak mendengar kelanjutannya bahwa aku di tolak oleh wanita yang aku cintai, aku sempat tidak terima dia menolak cinta ku, dan aku masih mengejarnya,......dan waktu dulu kamu masuk rumah sakit hingga dirawat inap, aku melihat kondisimu seperti itu hati ku terasa sangat sakit dan rasa sangat menyesal tidak menjaga mu dengan baik...
mulai dari itu aku mencoba membuka hati ku untuk mu hingga sekarang.... aku sudah jatuh hati pada mu luhan, hati ku yakin memilih mu sebagai pemiliknya"

"..." luhan pun hanya bisa diam terkejut setelah mendengar ucapan dari suaminya hingga tidak terasa air terasa di pipinya

"aku serius luhan, aku tidak bersandiwara, aku merasa bahagia bersama mu, jangan meninggalkan ku luhan, aku sudah tidak punya siapa-siapa lagi, jebbal jangan pergi, maafkan aku luhan" ucap sehun dengan memeluk erat dengan menyembunyikan wajahnya di perpotongan leher luhan

"....maafkan aku sehun-ssi hiks....
aku tidak akan meninggalkan mu"

"benarkah lu?, kamu berjanji?"

"iya sehun-ssi aku janji"

"terima kasih luhan, aku berjanji akan memperbaiki sifat ku dan aku pastikan tidak ada air mata lagi, maaf membuatmu menahan rasa sakit selama ini" ucap sehun dengan penuh penyesalan

"terima kasih sehun-ssi dan lebih baik kamu segera beristirahat kekamar mu"

"Tidak, aku ingin terus memelukmu"

"Sehun-"

"jangan takut lu, aku tidak akan menyentuhmu saat keadaan seperti ini"

bluss

wajah luhan semakin memerah setelah mendengar ucapan dari suaminya sendiri, ia pun semakin meremat erat selimut di sampingnya

"good night luhan"

"...good night sehun-ssi"

setelah mendengar balasan dari luhan, sehun membawa tubuh mungil istrinya kedalam dekapannya dengan memeluknya posesif

Sedangkan di tempat lain terlihat pria berbadan tinggi duduk diam dengan memandangi gambar di ponselnya

"Aku tidak menyangka kamu tumbuh dengan cantik lu, aku sangat merindukanmu luhan"






"sehun-ssi" gumam luhan terbangun dan merasakan tubuhnya terasa berat karena lengan kekar suaminya masih melingkar di perutnya

"hmm"

"bangun sehun-ssi ini sudah pagi, aku akan menyiapkan sarapan untukmu"

"nanti saja lu, hari ini hari libur dan aku masih mengantuk"

"baiklah, tapi tolong lepas tangan mu sehun-sii"

"tidak"

"jebbal, ini terlalu erat sehun-ssi" ucap luhan dengan bergerak-gerak

"sebentar lagi lu, aku masih ingin memeluk mu"

luhan akhirnya menyerah memilih berdiam diri dengan menahan rona merah dipipi karena merasa malu karena sehun masih betah memeluk tubuhnya

setelah pengakuan malam hari di kamar luhan, sehun sudah mulai memperhatikan penuh pada luhan, bahkan setiap hari sehun selalu pulang sore dan selalu menghubungi luhan kalau ada pekerjaan lembur atau hal yang lainnya. Di sore hari luhan sedang sibuk membuat makanan untuk makan malam seperti biasanya

Surrender [HUNHAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang