enam belas

178 15 3
                                    

Pagi buta luhan terbangun dengan melihat suaminya masih tertidur di samping nya dengan memeluk pinggangnya, setelahnya ia dengan pelan menyingkirkan lengan suaminya dan ia segera turun ke bawah untuk membuat sarapan

Tiga puluh menit ia menyelesaikan masakannya, ia kembali ke atas untuk membangunkan suaminya

"Sehun-ssi bangun" ucap luhan dengan mengelus rambut sehun pelan

"Engh...dear" gumamnya dengan suara berat khas orang bangun tidur

"Sehun-ssi bangun, aku akan menyiapkan baju mu"

"Hmm"

Sehun terbangun dan berjalan ke arah kamar mandi, sedangkan luhan menyiapkan baju, dan setelah nya ia keluar menuju meja makan,
Saat ia akan membuat kopi tiba-tiba suara dari suaminya mengintrupsinya

"Sayanggg" teriak sehun dari kamar, Luhan pun segera mendatanginya

"Kenapa sehun-ssi?"

"Jangan pergi dulu"

Dan bisa kita lihat sekarang, ternyata sehun dari hari ke hari tidak hanya menempel padanya tetapi juga bersikap manja padanya

(Astaga ternyata sikap mu sebenar nya seperti ini) batin luhan yang mengancingkan baju suaminya dengan tersenyum dan setelahnya ia juga akan memakaikan dasi

"Sudah selesai, ayo makan"

Cup

"Sudah, kamu nanti akan kesiangan"

"Kalau kesiangan, lebih baik tidak berangkat sekalian"

"Astaga, ayo cepat kita sarapan"

"Aku berangkat dear"

"Iya hati-hati sehun-ssi"

Sebelum berangkat, sehun tidak lupa memberi kecupan di dahi dan terakhir kecupan lembut pada bibir tipis istrinya dengan penuh cinta

"Kenapa akhir-akhir ini aku merasa cepat lelah" gumamnya menyadari akhir-akhir ini ada yang aneh pada tubuhnya, mengingat beberapa Minggu yang lalu ia melakukan hubungan intim dengan suaminya
(Ah aku hanya kelelahan saja) batinnya, setelahnya ia segera membereskan meja makan dan mencuci piring kotor di sana, selanjutnya ia memilih menuju ke ruang tv untuk beristirahat dengan menonton tayangan yang ada di tv

Sedangkan di kantor terlihat pria tampak sedang fokus menyelesaikan pekerjaannya, hingga suara telepon mengganggunya

"Ada apa?"

"..."

"Suruh masuk"

Saat ia sedang melanjutkan pekerjaan nya, ia mendengar pintu terbuka dan suara mengintrupsinya

"Bagaimana kabar mu teman ku?"

"...Tidak perlu basa-basi, katakan apa tujuan mu kemari"

"Santai man, aku hanya mengajak mu menjalin bisnis bersama, hanya soal pekerjaan"

"Cepat katakan sialan"

"Aku sudah bilang, aku kesini hanya untuk pekerjaan man"

"Aku menolak, pergilah"

"Ayolah man, hanya pekerjaan"

"Pergi sialan!"

"Baiklah aku akan pergi, tapi....kau akan menyesal karena sudah menolak ku"

"Apa maksud lo sialan!"

"Emm..mungkin 'dia' "

"Jangan berani menemui istri ku lagi sialan!!"

Surrender [HUNHAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang