tujuh belas

174 17 4
                                    

Di pagi hari Sehun terlihat bersiap untuk berangkat kerja

"Aku berangkat dear"

"Heum hati-hati"

"Maaf aku harus buru-buru, kalau ada apa-apa segera hubungi aku, ingat"

"Heum"

Cup

Sehun melayangkan beberapa kecupan seperti biasanya sebelum berangkat

Setelah mengantar suaminya di depan luhan kembali masuk ke dalam untuk membereskan piring kotor di meja makan, hingga tiba-tiba terdengar suara dari wanita paruh baya dengan berjalan mendekat

"Biar saya saja nona"

"Ah tidak ahjuma, ahjuma lanjutkan pekerjaan lainnya saja"

"Tidak nona, sini biar saya saja, nona jangan melakukan pekerjaan berat"

"Tidak apa ahjumma, ini pekerjaan ringan"

"Huff baiklah nona"

"Emm...Ahjumma?"

"Iya nona, ada apa?"

"Maaf aku bertanya, ahjuma bekerja dengan keluarga oh sudah berapa lama?"

"Saya tidak menghitung berapa lamanya nona, tapi saya bekerja di rumah tuan Oh, awal nyonya Oh mengandung tuan muda, sama seperti anda nona"

"Astaga selama itu?, Wahh ahjumma sangat keren"

"Ah itu bukan hal yang hebat, saya juga masih tidak menyangka kalau hidup bersama keluarga tuan Oh sudah selama ini"

"Kalau begitu jangan panggil saya nona ahjuma, panggil luhan saja"

"...kamu seperti tuan muda oh"

"Kenapa ahjumma?"

"Dia dulu seperti mu, dia tidak mau dipanggil tuan muda, mau nya dipanggil sehun saja"

"Hehe jadi begitu ahjuma" tawa canggung Luhan dengan tersenyum kikuk

"Nona mau kubuatkan sesuatu?"

"Ih ahjuma, kok nona lagi"

"Baiklah luhanie"

"Aku lebih suka dipanggil seperti itu"

"Baiklah bibi akan memanggil mu seperti itu, jadi apa kamu menginginkan sesuatu?"

"Tida-ah!...iya, Sehun tidak membawa bekal makan siang nya"

"Baiklah nanti bibi bantu, sekarang luhanie istirahat saja hmm"

"Terima kasih bibi Lee" seru Luhan dengan tersenyum hingga membuat wanita paruh baya itu pun membalasnya dengan senyuman juga

Siang hari terlihat wanita paruh baya sibuk berkutat di dapur setelah menyelesaikan masakannya ia terlihat sedang memasukkan makanan ke dalam kotak makan, hingga tidak lama terdengar suara wanita dengan suara kecil menginterupsinya

"Bibi Lee"

"Iya luhanie, ada apa?"

"Emm, nanti aku saja ya yang mengantarkannya"

"Astaga, luhanie tidak boleh pergi sendiri, kalau ada apa-apa di jalan bagaimana?" Omelnya, hingga membuat Luhan mengerucutkan bibirnya

"Tapi aku ingin bibi~" ucapnya dengan nada merajuk

"Tidak, nanti kalau ada apa-apa padamu, bibi tidak bisa memaafkan diri bibi sendiri"

"Ih bibi jangan khawatir, aku akan naik taxi dengan selamat sampai tujuan kok, pliss~" ucapnya di akhiri dengan menampilkan wajah penuh permohonan

Surrender [HUNHAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang