13. Kegilaan Ria

6.2K 464 36
                                    

"Marah, itu biasa aja. Murka? Bisa saja."

--Seseorang--

•••♥•••

Kegiatan perkuliahan Senja usai sudah untuk hari. Berhubung hari ini adalah hari yang paling menyenangkan, dikarenakan Pak Naga tidak datang alias absen. Itu, sangat-sangat menyenangkan hati Senja.

Itu luar biasa, apalagi kalau untuk mahasiswa yang mendeklarasikan kebencian pada dosen maut yang satu itu. Karena Senja adalah salah satunya, ia dan kelima temannya merayakan itu semua dengan berkumpul dan nge-game bersama di kosan-kosan Senja.

Senja juga sudah menyiapkan berbagai macam camilan dan juga minuman untuk teman-temannya, ia juga sudah memperkenalkan Claris pada keempat teman dekatnya.

Mereka saat ini sedang ngobrol heboh dan bergurau satu sama lain tanpa beban. Rasanya funny sekali bisa berkumpul dalam keadaan yang super baik, dan masih bisa tertawa bersama-sama. Senja bahkan lupa, kapan terakhir dirinya bisa sebahagia ini dengan teman-temannya.

"Gue seneng banget deh, gara-gara Pak Naga absen. Kita pulangnya duluan," celetuk Riana yang super bahagia.

"Gue juga," sahut Azzura.

Glessy yang tak sekelas dengan mereka juga mengangguk keras. Sementara Ria di sampingnya tampak murung, soalnya belahan hatinya sedang tidak ada. Ria memang plin-plan anaknya, kemarin saja dia ingin Pak Naga get out dari YIU. Eh, sekarang malah rindu.

"Emang Pak Naga kenapa? Kalian kelihatan seneng banget beliau enggak dateng," tanya Claris bingung. Yah, walaupun sedikit demi sedikit Senja telah menjelaskan tentang kelakuan Pak Naga. Ia juga ingin mendengar langsung bagaimana komentar yang lainnya.

"Lo nggak tahu luar biasanya dia kayak gimana, Ris." Riana yang menjawab, "kehadiran beliau itu bagai malaikat Izroil tahu—yang bisa mencabut nyawa kita dengan kata-katanya."

"Apalagi kalau angry mode on, dia nggak segan-segan jejelin kita dengan serentetan umpatan penuh materi, Ris." Azzura ikut menambahi bagaimana kebejatan Pak Naga dan mengajar.

"Gue paling sebel disuruh cari-cari mulu yang namanya fonem. Padahal fonem nggak perlu dicari udah muncul-muncul sendiri. Heran deh gue sama dia."

Claris menutup mulutnya, ia tak menyangka jika teman-teman Senja sekocak ini. Bahkan, bagaimana perilaku buruk Pak Naga pun tak ada menarik-menariknya sama sekali. "Terus-terus?" Claris mengompori mereka, merasa sangat asik dengan bahasan yang satu ini.

"Pokoknya, Pak Naga itu ajaib orangnya. Gue nggak bisa ungkapin dengan kata-kata," Glessy menyerukan pendapatnya. "Mending tanya aja sama Senja, dia itu paling banyak di-dzolimi sama Pak Naga."

Mata Senja terbuka lebar, "Aku?"

Keempat temannya kecuali Ria mengangguk kepala sambil tersenyum jahil. Niat sekali mereka mengerjainya. Senja kan tak mau jika harus menggosipkan dosennya yang satu itu, ia takut durhaka atau kena karma nantinya.

"Udah, cerita aja. Kita mau denger keluh kesah lo." Claris menepuk pundaknya, memberi semangat pada Senja untuk bercerita. Selama ini Senja tidak terbuka padanya, dan ini kesempatan yang langka dan tidak patut untuk dilewatkan.

Naga Senja (Segera Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang