26. Hopeless

5K 339 16
                                    

"Harapanku tidak mungkin bisa tergapai untuk selamanya. Apalagi kau jelas-jelas lebih bahagia bersamanya. Mungkin, lebih baik aku mundur saja."

•••♥•••

Dari kemarin Senja selalu diliputi kegalauan yang tidak ada habisnya. Sekarang Senja ingin melepaskan segala kegalauannya untuk sementara, yaitu dengan menyenangkan hati kecilnya yang terluka.

Gadis itu nampak sedang menata diri di depan cermin yang tergabung dengan meja rias yang ada di dalam kamar kosnya. Ia memoleskan bedak pada pipi tirusnya, tak lupa juga dengan lip balm berwarna peach yang mencerahkan bibir pucatnya.

Senja tersenyum menatap pantulan wajah cantiknya yang nampak lebih cerah dari biasanya. Gadis itu memang mencoba menata kehidupannya untuk lebih baik lagi, tentunya mulai dengan menata hatinya yang remuk karena kepedihan.

Untuk sekarang, mari lupakan masalah hati. Kita bersenang-senang dulu dengan menatap indahnya dunia yang terbentuk karena adanya bahagia. Untuk masalah hati, nanti kita ingat kembali kalau benar-benar sudah terasa sakitnya.

"Cantiknya."

Senja tertawa pelan saat Claris tiba-tiba datang memujinya. Claris memang suka berlebihan di balik sikapnya yang bodo amat dan agak cerewet itu. "Coba kamu ngaca, Ris. Lebih cantikan kamu atau aku?" Senja tak bermaksud apa-apa dia hanya ingin membuat candaan yang sesuai dengan dirinya.

Claris tampak mengikuti perkataan Senja, gadis itu mendekat ke kaca sambil memperhatikan wajahnya. Senyum Claris nampak tersungging dengan begitu lebarnya, saat melihat bagaimana cantiknya pantulan wajahnya. "Wow, Ja. Ternyata lebih cantik gue."

Senja mau tak mau harus tertawa mendengar lelucon Claris yang terdengar lucu itu. "Ya udah kalau gitu ... yuk berangkat!" Tak mau lama-lama bermeditasi di dalam kamar, Senja langsung menarik lengan Claris.

"Eh ... bentar, Ja!" seru Claris menghentikan langkahnya.

Senja menatap Claris bingung, kenapa dengan gadis itu? Claris malah tanpa santai-santai saja merogoh sling bag-nya. Keanehan Claris memang tidak ada duanya. Senja menepuk jidatnya pelan. "Kenapa?" tanyanya sedikit malas.

Claris cengengesan tanpa dosa, gadis itu mengambil sebuah ponsel dengan casing Doraemon dari dalam sling bag-nya. "Gue tadi belum selfie, gue mau selfie dulu. Soalnya sayang banget wajah cantik gue kalau tidak diabadikan."  

"CLARIS!!"

Claris hanya tertawa mendengar teguran Senja. Kalau balas dendam sekali-sekali, tidak papa, 'kan?

•••♥•••

"Kalian dateng juga akhirnya!"

Riana berseru girang saat melihat Senja dan Claris akhirnya datang juga, gadis itu memeluk keduanya dengan perasaan bahagia yang membuncah. Seperti orang yang sedang dilingkupi kerinduan, akibat lama tak jumpa. Padahal kenyataannya, mereka bahkan dapat berjumpa setiap harinya.

Senja mencoba melepas pelukan Riana yang begitu erat mengungkung tubuh mungilnya, gadis itu mengeluh pelan merasakan sesak akibat pelukan Riana yang terlampau kuat. Riana memang benar-benar kelewat hyperaktif orangnya, Senja sendiri kadang bingung menghadapinya bagaimana.

Naga Senja (Segera Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang