Extra Part : 3

5.8K 281 46
                                    

Note's ; bacanya pelan-pelan ya! Soalnya ada 3000 kata lebih 🤣 jangan lupa tekan bintang ya. Jangan diskip kalau bisa. Nikmatin aja partnya.

•••


Mau ditaruh di mana ... muka kamu, Senja?

Jika kau telah berlaku absurd, di depan orang yang asing?

Sungguh, ini kali pertama untuk Senja bertemu dengan orang yang setampan ini. Kali pertamanya juga, dia berlaku buruk di depan laki-laki. Wow! Luar biasa, bukan?

Nah, yang yang jadi topik utamanya sekarang ... mukanya mau ditaruh di mana? Diselipin di ketiak ibunya? Mana bisa, ibunya kan ada di rumahnya. Pakai jurus tak kasat mata? Mana bisa pula, Senja bukan ninja apalagi hantu berwujud manusia. Eh, atau Senja pura-pura pingsan saja ya, agar si pria tampan tidak bertanya macam-macam padanya.

Ide yang bagus. Yuk mari dipraktekkan!

Yang pertama tutup mata kamu, tahan napas kamu jangan sampai kelihatan kalau pingsannya hanya tipu-tipu. Oke, mata sudah tertutup, napas sudah teratur khas orang pingsan. Tinggal tunggu kelanjutannya saja bagaimana.

Satu detik, tidak terjadi apa-apa.

Dua detik, angin berhembus pelan menerpa wajahnya.

Tiga detik, terdengar helaan napas dari pria yang menggendongnya.

Empat detik, ini yang luar biasa.

Brakk!!

Nah, loh. Di detik kelima, dengan tidak etisnya pantat Senja menubruk paving di bawahnya.

"Akhhh!!"

Jeritan gadis terdengar sangat merdu sekali di kala senja ini. Gadis itu lantas membongkar kedok pura-pura pingsannya dengan segera. Kedua bola matanya terbuka, dengan berkaca-kaca. Ia meringis, meratapi nasibnya yang luar biasa sialnya.

Apa salah dan dosanya, Tuhan? Lagi-lagi dirinya meratapi hal itu pada Tuhan yang ada di atas sana. Gadis itu meremas rambut kecoklatannya dengan pelan, menatap sendu langit yang menjadi saksi bisu kesialannya.

Ia lantas beralih menatap pria yang begitu tidak sopan menjatuhkan tubuhnya, "Kejam sekali," gumamnya sembari mengepalkan kedua tangannya. Gadis itu tidak berani mengumpat dengan keras atau menegur pria itu. Wajahnya seram sekali astaga, walaupun begitu tampan ekspresinya benar-benar menakutkan.

Tak mau terlalu lama menatap manik si pria yang benar-benar luar biasa tajamnya, Senja memilih menundukkan kepalanya. Sembari berpikir apa yang harus dilakukannya selanjutnya.

"Anda, maling?"

Suara serak si pria yang terdengar begitu menggoda menyapa telinganya. Gadis itu melotot tajam, maling? Hellaw, maling bukan profesi yang terpuji. Tentu dia tidak akan melakukan profesi yang dosanya banyak itu.

Senja langsung berdiri tegak walaupun dengan patah-patah, pinggang dan pantatnya masih merasakan bekas rasa sakit. Gadis itu menatap si pria dengan berani. Enak sekali dia menuduhnya maling hanya karena memanjat pagar rumah orang tanpa izin.

"Maaf ya sebelumnya, bukannya saya tidak menghormati Anda. Maling bukan pekerjaan saya. Saya hanya ingin mengantarkan brownies yang salah satu dari anggota rumah ini pesan. Karena tidak ada respon dari dalam, dan hari sudah mau magrib. Saya memutuskan memanjat pagar saja agar pekerjaan saya tuntas dengan segera. Kalau saya benar-benar maling, tidak mungkin saya menampakkan wajah saya. Oh ya, pikiran Anda sempit sekali. Hanya karena saya memanjat pagar, Anda menuduh saya maling," ujar gadis itu dengan penuh keberanian.

Naga Senja (Segera Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang