bagian6

31 8 1
                                    

"jangan terlalu mengekang
Ingat, hidupku urusanku"

_____

Yang di sana i love you",

Kedengaran Shyra mereka sedang kaget karena tadi ada gerakan terkejut dan handphone nya seperti jatuh.

Shyra langsung mematikan handphone memblok nomor nya, jujur saja itu sangat memalukan bagi Shyra harus kah seorang Shyra yang cool dan cuek bilang seperti itu, sungguh keputusan yang salah .

Shyra menghabiskan makanan nya , tinggal eskrim yang belum dia habis baru juga dua suap.

Pundak Shyra di tepuk oleh seseorang, siapa dia?.

"Heyyy", panggil orang itu.

"Lo!!,sial banget gua ketemu Lu",gumam Shyra.

"Ngomong apaan lu,",

"Nggak ada",balas Shyra.

Mereka saling diam Shyra sudah tak betah di sana lagi pula makanan nya sudah habis ia harus segera pulang ini hampir jam enam lebih.

Shyra berdiri tapi orang itu menghadang nya.

"Paan sih vyn".

Iya galvyn orang yang membuat darah Shyra naik dengan teman teman nya rean dan wiliam.

"Pertanyaan gua yang di sekolah belum di jawab!"

"Pertanyaan apa?",Shyra mengelak.

"Lo itu ya pertanyaan tentang ini",galvyn menarik tangan Shyra yang di perban Shyra meringis masih perih memang.

"Kepo Lo kaya manusia",balas Shyra

"Jawab gak!!",galvyn menggenggam tangan Shyra lebih keras Shyra hampir menangis tapi dia harus kuat Shyra malah diam tak menjawab ia menunduk.

Semua orang yang di cafe tak terganggu karena suara musik yang keras.

"Vin kita kayanya terlalu maksa deh",Rean mulai iba dengan Shyra sementara galvyn masih menggenggam tangan shyra.

"Gak peduli gua cuma mau jawaban nya",balas galvyn.

"Tapi Vyn...",belum sempat rean menyelesaikan ucapanya, galvyn langsung menyela
"gua bilang terserah gua ya terserah gua jangan ngelawan Lo yan",potong galvyn.

Shyra menghempaskan tangan galvyn , Shyra menatap mata galvyn tangan kiri nya sudah mengepal amarah nya sudah dashyat bisa bisa nya seorang Shyra di perlakukan seperti ini.

Shyra melayangkan tinjuan nya ke arah belakang galvyn dan mengenai tembok seketika cafe hening melihat kearah mereka berempat musik di pun pelan kan.

Tangan kiri Shyra meneteskan darah kembali kini dua tangan nya yang terluka ,sungguh kuat bukan, seorang perempuan mana yang bisa melukai tangan nya dengan keadaan tidak stabil.

"Lo mau jawabanya kan, tadi ada orang yang buat gua kesal dan ini lah yang gua lakukan, untung gua pelesetin gak tau kalo kena muka orang itu,heehhh",Shyra berbisik lalu ia menghembuskan napasnya berat.

Galvyn ,Rean ,dan liam terdiam kaku shock juga mana mungkin bisa seorang Shyra melakukan itu gadis yang dingin dengan pipi tembam nya mempunyai sisi gelap seorang psikopat.

Galvyn merasa bersalah yang dia ingin kan hanya jawaban bukan tindakan.

Apa yang harus dia lakukan setelah kejadian ini?.

"Gua udah bilang kita terlalu maksa",ucap rean.

"Kita pasti jadi sungkan kalo ketemu dia",balas Liam

Sedangkan galvyn hanya diam memandang Shyra yang sudah berlalu.

"Kita harus minta maaf?",tanya rean.

________

Shyra pov

"Emosi gua"
Shyra langsung pergi setelah membayar di kasir.

"Kapan sih gak ada orang gak terlalu ikut campur urusan gua, setau gua ,gua gak pernah ikut campur urusan mereka".

"Tadi star sekarang galvyn nanti siapa apa gua bakal tabrakan langsung , biar cepat mati",

Shyra langsung menaiki motor nya ia langsung jalan dengan kecepatan tinggi di jalan ia hanya diam memikirkan kejadian tadi, tak sadar air mata nya jatuh.

"Tuhan kapan cobaan ini berhenti, apa kah harus hamba yang hentikan. Hamba juga ingin bahagia seperti anak lain"

"Aku hanya seorang gadis yang mengharapkan kebahagiaan, hanya kebahagiaan,
Tapi mengapa ujian nya sangat berat,
Apa aku tidak berhak bahagia,
Jika tidak mengapa,
Apa aku hanya anak yang terlahir sengsara,
Ataukah kebahagian itu datang saat aku sudah mati,
Jika begitu aku ingin mati sekarang
Supaya aku bisa bahagia"

Air mata Shyra kembali menetes ia sudah sampai di depan rumah nya sebelum masuk Shyra mengusap air mata nya.

Tunggu ada yang terlupakan bagaimana dengan tangan nya, Shyra terlalu mengeluh  hingga ia lupa pada luka tangan nya sendiri.

Shyra memasukan motor sport ayah nya kedalam garasi, ia membuka helm nya dan masuk kerumah mata Shyra merah entah apa yang harus ia bicara kan kepada ibu nya nanti.

"Shyra pulang",teriak Shyra.

"Eh non Shyra udah pulang nyonya sama tuan belum pulang katanya tadi telepon mereka pulang agak maleman"ujar bibi

"Iya"balas Shyra.

"Ya ampun non tangan non kenapa ada bekas darah nya abis berantem ya?",tanya bibi

"Enggak Shyra cuman gak sengaja aja mukul tembok lagi emosi hehehe",tawa palsu Shyra keluar.

"Ya ampun, mau bibi obatin!"

"Gak papa nanti Shyra obatin sendiri".

Shyra langsung pergi kekamar nya di sana ia bisa mengeluarkan semua emosi nya dan meluapkan semua nya.

______
Vote ya
Part ini lebih pendek maaf
Soalnya bikinya di sekolah
Pas ga ada guru hehe
Tetep next guys
Vote
Vote
Vote
Vote😉

This Is Me (TIM)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang