bagian 27

21 4 0
                                    

Shira melihat pintu gerbang rumahnya ada mobil asing yang terparkir, itu milik siapa? Pertanyaan yang muncul di benak Shira.

Shira membuka pintu rumahnya ia melihat banyak orang, tidak bukan banyak tapi hanya  beberapa orang saja,shira  masih berdiri memegang gagang pintu tiba tiba Erina langsung memeluk Shira sambil menangis,

Ia bicara"Maafin mama nak ,mama udah gagal jadi ibu maafin mama ,mama memang salah  lain kali mama gak akan ngekang kamu lagi mama akan berubah kali ini mama berjanji" Erina melepas pelukan Shira ia memegang lembut kedua pipi Shira "kamu maafin mama kan?" Tangis Erina pecah.

Shira menarik napas nya ia mengingat ngingat apa yang di katakan ibu nya kuro bahwa seorang ibu melakukan hal itu hanya karena khawatir anak nya salah jalan, Shira memeluk tubuh Erina , Erina yang sedang di peluk kaget ini yang dia rindukan pelukan ini.

"Shira maafin mama" ucap Shira "Shira mau ke kamar dulu ya , jangan khawatir ma Shira gak papa kok ada keluarga baik di luar sana yang mengerti keadaan Shira" lanjut nya.

Ia melihat ada Andra di dekat ayah shira, Shira tersenyum " apa kabar dra?, Sepertinya lu baik baik aja haha, syukur lah"

"Ra Lo baik baik aja kan?"tanya Andra, tatapan nya sangat khawatir.

"Seperti yang lu liat gua baik baik aja kok benturan yang semalam kurang keras jadi gua baik baik aja,"

"Benturan?" Gumam Andra

" oh ya ayah liat Shira sekarang udah kuat,tamparan semalam memang sakit tapi lain kali Shira akan lebih kuat Shira gak akan nangis  lagi, Shira gak akan cengeng yang di tampar sedikit langsung nangis hahaha" Shira tertawa?? why??  Apa dia sudah gila??.

"Shira sayang maafin ayah ,ayah semalam...."

"Stttt"Shira menempelkan jari telunjuknya  di bibir "jangan ungkit yang semalam  kita lewati hari ini dengan damai aku mohon" Shira menempelkan kedua tangannya memohon.

"Kalian boleh larang Shira ,kalian  boleh tampar Shira ,kalian juga boleh membentak Shira ,kalian boleh menyakiti  Shira sepuas kalian, lagi pula juga Shira udah gak peduli pada akhirnya juga manusia akan mati hahaha" Shira tertawa dengan mata yang berkaca kaca, Erina yang mendengar tak tahan ia menangis se jadi jadi nya.

"Nak kamu baik baik aja kan kita psikiater sekarang ya!"ajak Sutja.

"Shira hanya ingin tidur bukan ke psikiater, Shira juga tidak gila mungkin!,ayah jangan khawatir ya ayah pokus bekerja saja mama juga biar Shira yang tanggung rasa sakit nya"

"Ra kenapa lu jadi gini? Lu ok kan? Apa Lo sakit kita ke rumah sakit sekarang!" Andra khawatir kesehatan Shira terganggu.

Shira kembali tertawa" kalian terlalu berlebihan" nada Shira berubah menjadi dingin dan sumbang "gua lagi gak mau marah marah  tolong kalian mengerti"tatapan Shira yang tadinya berkaca kaca menjadi tajam dalam sekejap  ia berjalan melewati mereka bertiga ia masuk ke dalam kamarnya.

"Om" panggil Andra ke Sutja

"Maaf Andra kita udah ngerepotin kamu nyuruh datang ke sini , om kira dengan adanya kamu sikap Shira akan kembali ke yang dulu ternyata sama aja maaf ya om udah ngerepotin kamu sekali lagi maaf"

"Gak papa om ,Andra  yang jadinya gak enak Andra gak bisa balikin sifat Shira yang dulu"

"Mungkin memang sekarang sifat sekarang akan seterusnya begitu" Sutja mulai menyerah.

"Andra juga  pikir begitu, begitu Andra sampai di sekolah Shira dan resmi jadi murid di SMA galaksi , Andra gak ngeliat setitik pun kebahagiaan di mata Shira mungkin dia udah gak sesenang dulu melihat andra"

"Kita ikuti aja kemauan dia bagaimana om juga tidak akan melarang karang nya lagi om juga tidak akan memarahi nya lagi om dan Tante  akan biar kan dia sebebasnya sekarang jika itu yang dia mau"

Andra terdiam" kalo begitu Andra pulang dulu om Tante nanti Andra akan main lagi"

"Baiklah"
•••
Pagi yang cerah menyambut Shira yang sudah bangun ia terlihat memakai baju rapih sambil menyisir rambut panjang nya, pantulan dirinya di cermin tampak murung  Shira menatap dirinya yang di cermin ia tersenyum lalu berkata"kamu beruntung hanya sebuah bayangan tidak merasakan sakit , sekali kali mari kita bertukar"

Shira keluar dari kamarnya, menuruni tangga dan menghampiri  orang tuanya.
"Pagi mama, pagi ayah  kalian semua baik kan??" Sapa Shira"semangat ya kerja nya Shira sayang kalian" lanjutnya, sikap nya aneh  dengan seketika.

"Yah Shira kenapa, mamah jadi khawatir" ucap Erina.

"Dia pasti baik baik aja mah, mamah tenang aja"Sutja tersenyum lalu melihat kearah Shira yang sudah menjauh"kamu kenapa nak seberat ini rasa sakit kamu maafin ayah sayang"gumam Sutja

Shira menaiki mobil nya hari ini sopir nya yang bawa mobil  Sutja yang menyuruh nya Sutja khawatir dengan keadaan putri.

Mereka sampai di sekolah,ia turun dari mobil tiba tiba ada teriakan yang menyambut nya "shiraaaaa queen ice, semalem kemana aja handphone lu gak aktifffff"

"Ehh dhebi apa kabar lu baik kan?"ucap Shira dengan senyuman, dhebi yang datang dengan ralia terheran sejak kapan Shira yang sifat nya dingin menanyakan kabar nya."dia Shira kan?"bisik ralia.

"Iya tapi tumben dia nanyain kabar biasa nya juga cuek"bisik dhebi

"Woyy, kok pada bisik bisik sih hahaha gue gak di ajak nih?"ucap Shira dengan nada senang, dhebi merasa takut ia memegang kening Shira mengecek apa suhu nya normal atau panas"tapi ini  normal kok, lu sakit ya?" Tanya dhebi.

"Gila lu ya gua baik  kok"balas Shira masih dengan senyumannya" yuk masuk" Shira berjalan paling depan ia masih stay dengan senyuman nya.

Di kelas ia masuk dan "pagi semua"teriak shira antusias dhebi dan ralia begitu juga dengan yang lain hanya bisa melongo kebingungan  mana mungkin seorang Shira yang tadinya tidak peduli dengan siapapun menjadi se ceria ini.

"Kok diem?? Oke lah belajar yang semangat ya" ucap nya lagi.

Siswa yang lain hanya bisa mengangguk kebingan begitu juga dengan galvyn cs dan Andra.

"Vyn itu  Shira kan??"tanya Liam
"Kok sifat nya beda perasaan Shira itu paling anti sama senyuman deh kenapa sekarang tiba tiba dia seceria ini?"rean kembali menimpali.

Galvyn hanya bisa diam melihat gadis yang bersifat es mencair  sedangkan Andra malah terlihat lebih khawatir dari biasanya ia mengambil ponsel nya dan mengirimkan pesan kepada seseorang.

"Ra tumben kamu nyapa teman sekelas?" Tanya lindia yang mendekati shira.

"Loh emang nya kenapa aneh ya bukan nya nyapa itu wajar ?" Savage kenapa dia baru sadar sekarang!.

"Iya sih tapi, ahh gak...serah dehh lu baik baik aja kan Lo sakit ??" Lindia masih membeo.

"Ssttt gua baik baik aja"

Galvyn memerhatikan  dari kejauhan ia bergumam"itu anak kenapa sikapnya gak kaya biasanya!"

Pelajaran pertama lancar waktu nya istirahat Shira tak lepas dari senyuman nya yang mengerikan sampai sampai teman temannya mengindik ngeri.

¶¶¶
Vote guys
Harusnya sampai part berapa ya ??
Rekomendasi dong



This Is Me (TIM)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang