bagian 25

13 5 0
                                    

Malam pukul satu, pintu kamar terbuka kuro memperhatikan Shira yang sedang tertidur dia sesekali tersenyum.

"Dia gadis mana kenapa bisa malam malam di tengah taman, semoga saja dia tidak gila sangat di sayangkan jika dia memiliki gangguang jiwa"gumam kuro

Pukkkk.... Ada yang menepuk pundak kuro ia terperanjat kaget,"mama bikin kaget aja,ada apa ma?" Ucap kuro sambil mengelus dadanya.

"Kamu mau ngapain hemm?"ucap mama kuro sambil melipat tanganya.

"Gak ngapa-ngapain,cuma liat dia!"

"Kenapa liat liat?"

"Mama posesif ya maklum aja lah dia kan tamu aku yang bawa dia kesini takutnya dia emm...gila.."kuro mempelankan kata terakhir

"Hah gila maksud kamu apa?"mama kuro memicingkan matanya.

"Tadi aku temuin dia di tengah taman sepi dia teriak teriak gak jelas dan kalo gak salah dia itu pengen mati terus kepala nya juga banyak darah kuro takutnya dia setress",kuro melihat kearah Shira sekejap lalu kembali menatap ibunya.

"Kamu yakin?"

"Entahlah,kuro juga takut nya dia berbahaya tadinya sih aku juga gak akan bawa dia kesini tapi entah kenapa aku tiba tiba ngajak dia begitu aja kasian juga sih kepala nya penuh luka"

"Semoga dia baik baik aja ,dan semoga sangkaan kamu salah tapi kalo mama liat dia kaya lagi banyak masalah"

"Ya maka dari itu aku berpikiran kalo dia gila ma"

Pembicaraan semakin memanas Shira sedari tadi sedang terjaga dia mendengarkan semua percakapan kuro dan mama nya, saat kuro dan mama nya akan pergi Shira bangun.

"Maaf Tante,"

Semua terperanjat melihat Shira begitu juga kuro wajahnya memerah dia tidak tau kalo Shira menguping pembicaraan nya tadi.

"Loh kok udah bangun"ucap mama kuro untuk menghilangkan rasa canggung.

"Saya dari tadi belum tidur, mungkin karena banyak pikiran"Shira berusaha tersenyum

"Kalo kamu butuh teman cerita,cerita aja ke Tante boleh kok anggap aja Tante ini sebagai mama kamu"ia lalu tersenyum,Shira menatap nya dengan sayu ,

"Ekhemmm gimana kalo di ruang keluarga aja ma"ajak kuro

Mereka pergi menuju ruang tamu, sangat nyaman semuanya sudah duduk, Shira tertunduk mengingat semua peristiwa peristiwa menyebalkan yang ia alami tadi.

"Nak Shira, perkenalkan nama ibu chianci-tomaru panggil aja ibu ya gak usah tante, ibu udah tau nama kamu dari kuro dia udah nyeritain awal pertemuan kamu sama kuro tadi"ucap chian sambil tersenyum,"oh ya ibu dari Jepang,dan ayah nya kuro dari Indonesia kita  pindah ke sini  baru  jadi maaf kalo bahasa Indonesia kami masih belum fasih apa lagi Umaru dia belum biasa manggil mama dia biasa manggil ibu dengan sebutan okasan dia juga biasa manggil perempuan yang lebih tua seperti kamu dengan sebutan nee-chan jadi maaf kalo agak asing ya"lanjut nya.

Shira mengangguk"pantas aku juga baru liat kuro,dan soal di taman tadi aku emang sering kesana entah malam siang pagi sore kalau keadaan nya sedang kacau seperti sekarang pasti aku akan kesana di sana tempat nya tenang"

"Kamu ada masalah apa cerita ke ibu itupun kalo kamu gak keberatan ibu gak akan maksa kok"

Shira tersenyum"aku kurang sopan ya baru kenal udah nyusahin,tadi di obatin kuro sekarang malah berbagi masalah "senyum fake dia sebenarnya sedang menahan air mata.

Chian dan kuro di buat kaget betapa kuat nya dia sampai tak mau bercerita,"masalah sebaiknya di ceritakan jangan di pendam siapa tau kita bisa bantu"giliran kuro yang bicara.

"Aku punya masa lalu yang sangat bahagia,sangat bahagia aku juga punya teman bukan teman mereka seperti saudara ku sendiri,kita selalu bersama hingga akhirnya ada suatu tragedi yang tidak bisa di jelaskan dari situ orang tua ku mengekang bahkan sesekali mereka memukul ku memarahiku, dan saat itu kehidupan ku berubah orang tua ku lebih mementingkan perkejaan nya di banding anak nya mereka selalu pulang larut malam mereka bahkan jarang menyapaku atau pun bertanya tentang sekolah seolah mereka tidak peduli, mereka mengubah sikap ku menjadi yang tadinya aku adalah gadis nya ceria,tak pernah mengeluh,selalu tertawa, peduli kepada orang lain,dan sekarang aku menjadi gadis yang murung,tidak punya arah hidup,hidup dengan emosi,tidak peduli dengan semua orang,bersenang senang dengan kesepian, berbeda dengan anak anak seumuran ku..aku berbeda di usia ku saat ini aku melihat kuro sangat bahagia dari sorot matanya saat di taman,dan saat Umaru tadi menyapanya...."Shira tak tahan menahan air mata dia memberhentikan bicara hanya untuk mengambil napas dan mengeluarkan air mata.ia melanjutkan pembicaraan nya "dia terlihat sangat bahagia, sedangkan aku pulang kerumah bukan sapaan yang ku terima malah semua amarah  sebuah luka,aku sedang menunggu malaikat maut menjemput ku saat ini aku sudah lelah".
Chian memeluk tubuh Shira yang sedang menangis, Shira menangis di pelukan chian.

"Orang tua mu seperti itu karena dia sayang Shira,mereka mengekang mu karena mereka takut anaknya terluka oleh orang lain",Shira melepas pelukan nya.

Ia menarik napas dalam lalu mengelap air matanya"cara mereka yang salah!",semua terdiam kuro hanya bisa terdiam ini urusan perempuan atau kah dia juga harus ikut bicara?.

"Ya itu benar cara mereka salah, seharusnya mereka lebih memperbanyak waktunya untuk mu namun mereka berpikir bahwa jika mereka sudah tidak ada kamu tidak akan hidup kesusahan karena mereka telah memberikan segalanya dengan uang dan harta jadi kamu tidak akan kesusahan itu pikir mereka dan itu pikir kebanyakan orang tua, dan tanpa mereka sadari bahwa anak 60% lebih butuh kasih sayang dari pada harta saat usia mereka seperti mu, jadi maklum lah orang tua seperti itu ibu juga kadang seperti itu namun ibu membagi tugas dengan ayah kuro, sekarang ayah kuro yang bekerja ibu yang memberikan merekakasih sayang lebih ayah kuro dan Umaru memang jarang pulang setahun sekali pun belum  tentu, saat di Jepang pun seperti itu Ayah kuro dan Umaru jarang pulang,kamu masih anak yang beruntung orang tua mu selalu pulang setiap hari"chian tersenyum

"Ibu juga kadang suka sedih karena Umaru selalu bertanya tentang ayah nya saat Umaru menginjak 2 tahun ayah nya pergi untuk berkerja dan sekarang pun saat Umaru menginjak usia 7 tahun Umaru belum pernah bertemu ayah nya lagi karena perkerjaan,"

"Bisa di bilang kami sudah 5 tahun belum bertemu dengan ayah",kuro melanjutkan perkataan mamanya.

Chian tertawa untuk menghilang kan suasana sedih"Shira ini sudah hampir pagi sebaik nya kamu istirahat ya",Shira mengangguk ia bergegas ke kamarnya sebelum itu chian mencium kening Shira dengan penuh sayang Shira tercengang ini yang dia ingin kan dari Erina ibu nya bukan hanya sebuah janji.

Shira di antar kuro mereka sampai di depan pintu kamar"tidur nyenyak ya",kemudian kuro mengacak ngacak lembut rambut shira, Shira memicingkan sontak kuro tertawa.

Shira mulai merebahkan tubuhnya ia bergumam"ibu kuro bilang gua beruntung karena suami atau ayah kuro dan Umaru sangat baik dan penyayang,sedangkan gua ketemu setiap hari tapi di sapa pun jarang,ya begitulah keluarga ada masalah masing masing,"

"Kapan gua mati ya?!"

¶¶¶

Wajah orang yang kehilangan tujuan hidup haha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wajah orang yang kehilangan tujuan hidup haha.

Mon maaf ya kalo banyak typo

Maaf juga jadi ada jejepangan emang maklum we kan wibu😂

VOTE

This Is Me (TIM)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang