"Mas Nuno...", suara Zaina membuat Nuno tersadar setelah dia menatap lekat pria yang berdiri di samping gadis berhijab itu.
Nuno lalu melangkah mendekat dengan tatapan tajamnya. Sementara cowok yang berdiri di samping Zaina balas menatap dengan tak kalah tajamnya.
"Emm mas Nuno kenalin ini bang Rey", ucap Zaina memperkenalkan setelah menangkap ekspresi tanya yang terpancar di wajah Nuno. Dia bingung bagaimana bisa Zaina kenal dengan Rey?
"Kami sudah kenal koq Zaina", jawab Nuno datar yang disambut dengan wajah melongo Zaina.
"Iya mbak Zaina, kebetulan tempat saya bekerja pernah bekerja sama dengan kantornya mas Nuno", cowok yang ternyata adalah Rey itu ikut menimpali dengan seringaiannya. Entah apa yang ada di pikirannya saat ini.
"Wah kebetulan banget yah...," ucap Zaina polos.
"Iya, btw ini udah malam Zaina, kita pulang yah...", ucap Nuno sambil melirik jam tangannya.
"Iyah mas...". Zaina lalu menoleh ke Rey.
"Bang Rey kami duluan yah, ngomong-ngomong sekali lagi makasih lho atas bantuannya tadi sore."
"Jangan pernah sungkan mbak Zaina, aku senang bisa membantu. Semoga liburannya menyenangkan bersama.... calon imamnya", ucap Rey dengan memasang senyum semanis mungkin. Namun seakan ada nada sarkas saat dia menyebut "calon imam".
"Pak Rey kami jalan dulu", pamit Nuno dengan mengulas senyum tipis yang terkesan terpaksa.
"Assalamu'alaikum...", pamit Zaina dengan mengucap salam dan langsung dibalas oleh Rey.
Setelah mobil Nuno berlalu, ekspresi wajah Rey pun otomatis berubah.
"Brengsek...!!! Ternyata cowok yang kamu sukai gak lebih baik dariku Win...!!!", umpat Rey dengan nada emosi. Dia yang tadinya ingin masuk ke restoran Jepang itu akhirnya mengurungkan niatnya dan malah kembali naik ke mobilnya dan memacunya dengan cepat.
Sementara dalam perjalanan pulang ke hotel tempat Zaina menginap suasana dalam mobil begitu hening. Nuno nampak fokus menyetir, namun tanda tanya di benaknya terkait Zaina yang mengenal Rey begitu mengganggunya.
"Ehmm...Zaina koq bisa kenal sama Rey yah?", akhirnya pertanyaan itu terlontar juga dari bibir Nuno.
"Iya mas, kenalnya juga baru tadi sore koq. Jadi ceritanya tuh tadi pas Zaina tiba di bandara sempat kerepotan bawa koper dan tanpa sengaja malah nabrak bang Rey. Eh setelah kenalan dan sempat ngobrol, bang Rey malah bantuin buat bawain barang-barangnya Zaina. Bahkan dia menawarkan untuk mengantar Zaina sampai ke hotel yang dia rekomendasikan."
Nuno hanya diam menyimak cerita dari Zaina. Gadis itu terdengar antusias menceritakan perkenalannya dengan Rey. Namun justru berbanding terbalik dengan Nuno. Dia malah gak suka dengan sikap Rey yang sok baik, apalagi mengingat setiap kali dia ke radio menjemput Winny, cowok itu selalu memasang tampang yang kurang bersahabat. Sangat berbeda ketika pertama kali Nuno ke radio untuk kepentingan talkshow.
Nuno lalu mulai resah ketika tiba-tiba nama Winny muncul dibenaknya. Apa kabar dengan gadisnya itu? Eh, gadisnya??? Lalu Zaina...???!!!
"Bang Rey baik banget lho mas. Tadi juga sempat menyemangati ketika Zaina cerita kalau kesini itu karena...ehmmm mengejar calon imam", ucap Zaina lagi dengan wajah tersipu. Nuno bisa melihat ekspresinya itu lewat kaca di depannya.
"Calon imam...?", Nuno menaikkan alisnya sebelah.
"Iyah kan sekarang mas Nuno resmi jadi calon imamnya Zaina."
Sontak Nuno meremang ragu mendengar pernyataan Zaina barusan. Kini kegamangan kembali menyerangnya. Dia mengutuk dirinya sendiri yang tidak mampu menentukan sikap. Dia lemah dan terkesan pengecut karena tidak berani memilih untuk jujur. Namun semua berlangsung begitu cepat dan ini diluar dari keinginannya. Dia yang sudah hopeless karena digantung selama 5 bulan oleh Zaina, dan ketika dirinya mulai menjalin hubungan dengan gadis lain yang membuatnya nyaman, Zaina tiba-tiba muncul dan menerima lamarannya yang sudah tidak diharapkannya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menangkan Hati
RomanceKisah cinta yang rumit seorang gadis penyiar radio sekaligus sekertaris dengan pria posesif, sementara cinta sang mantan yang belum kelar hadir kembali. Persahabatan, orang ketiga dan mantan terindah menjadi warna warni kehidupannya. Akankah dia men...