"Winny tunggu...!", cegah Rey saat Winny baru saja keluar dari ruang siar. Ternyata cowok itu dengan sengaja menunggunya selesai.
Winny menoleh dan melihat raut wajah serius milik Rey, bahkan terlihat sedikit gusar.
"Ada apa...??"
"Aku mau jelasin soal pembicaraan kita tempo hari".
"Kalo itu soal Nuno aku tidak ingin dengar lagi".
"Win, dengerin aku dulu...", pinta Rey sedikit memaksa.
"Apa lagi sih yang mau kamu jelasin? Mau ngejelekin mas Nuno lagi??!!!", ucap Winny sinis.
"Okay, aku mungkin keliru tapi tolong dengerin aku dulu. Setelah itu terserah kamu".
Winny melihat intens wajah Rey. Sepertinya dia harus mendengarkan cowok itu bila dirinya tidak ingin dirongrong terus terkait Nuno.
"Baiklah, tapi aku gak bisa lama", Winny melirik jam tangannya lalu duduk di sofa ruang depan yang diikuti oleh Rey yang duduk di depannya.
Rey menarik napasnya pelan, dia pun sebenarnya ragu untuk mengatakan ini pada Winny. Dia takut akan menyakiti hati gadis yang masih sangat dia cintai itu.
Namun seakan tidak ada pilihan lain, dia harus mengatakannya sebelum semuanya terlanjur.
"Aku memang tidak punya hak atas dirimu, tapi aku rasa aku wajib mengatakan ini. Dan maaf jika ini akan menyakitimu."
Winny mengernyit sinis, dia sudah bisa menebak kemana arah pembicaraan Rey.
"Nuno, tidaklah sebaik yang kamu bayangkan Win."
"Maksud kamu apa?? Mau menjelek-jelekkan dia lagi??!!!"
"Win, dia itu memiliki wanita lain!"
"REY...!!!", tanpa sadar Winny meninggikan suaranya. Dia merasa Rey mulai keterlaluan omongannya.
"Percaya sama aku Win, ini kenyataan. Dan aku tahu perempuan itu".
Winny memicingkan matanya.
"Sebelum bertemu kamu Nuno pernah melamar seorang gadis. Perempuan yang dia cintai sekian lama. Dan beberapa hari yang lalu gadis itu datang kemari untuk menerima lamaran Nuno itu".
Winny terperangah mendengar kalimat yang baru saja meluncur dari mulut Rey. Dia tidak sanggup menyela, dia hanya berusaha tenang dan menunggu kelanjutan cerita dari Rey.
"Dan kamu tahu kan artinya apa? Tidak lama lagi mereka akan menikah Winny...!!!"
"STOP...! Hentikan Rey, aku tidak mau dengar omong kosong dari kamu lagi". Winny spontan berdiri dan berusaha menahan dirinya untuk tidak mendamprat Rey.
"Winny aku gak bohong, ini fakta!".
Winny menggelengkan kepalanya tak mau percaya dengan omongan Rey. Dia memalingkan wajahnya dari tatapan intimidasi Rey lalu berjalan cepat keluar studio sambil menghempaskan pintu dengan keras.
Emosinya tersulut, bisa-bisanya Rey mengarang cerita seperti itu, pikirnya. Dia mengepalkan kedua tangannya, dan matanya pun memanas. Air matanya mulai menyembul dari kedua mata indahnya.
Dia lalu teringat kejadian beberapa waktu lalu di rumah Nuno. Dimana dia mendapati Nuno sedang membohonginya. Dan perempuan lain itu, apakah benar...???
"Oh Tuhan, aku berharap ini hanyalah kebohongan belaka", lirihnya dalam hati.
*****
Winny mendekap ponselnya dengan dada yang berdegup kencang. Dia baru saja menerima telepon dari Nuno yang meminta untuk bertemu. Bahkan Nuno mengungkapkan kerinduannya selama sepekan tak bertemu. Dan Winny tak mampu membohongi hatinya kalau dirinya pun begitu merindukan Nuno walau ada nyeri yang menyelinap karena kebohongan Nuno tempo hari dan juga karena cerita Rey kemarin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menangkan Hati
RomanceKisah cinta yang rumit seorang gadis penyiar radio sekaligus sekertaris dengan pria posesif, sementara cinta sang mantan yang belum kelar hadir kembali. Persahabatan, orang ketiga dan mantan terindah menjadi warna warni kehidupannya. Akankah dia men...