Pengakuan

230 8 0
                                    

"Aku...ingin kita putus..."

Kedua mata sembab Winny membulat, dia kaget mendengar ucapan Nuno barusan. Dia bahkan sempat tidak mempercayai pendengarannya tadi.

Nuno sendiri pun sangat berat untuk mengucapkan kata-kata itu karena dia tahu kalau itu akan menyakiti Winny, tapi dia harus melakukannya.

"Winny..."

Winny masih tak berkedip, dia hanya sanggup menggeleng pelan dan air bening itu kembali luruh di pipinya.

"Winny dengarkan aku dulu..."

"Tidak, tidak...!!! Untuk apa aku harus mendengarkan jika itu menyakiti diriku??", sentaknya penuh kesakitan.

"Bukan maksudku untuk me..."

"Hentikan mas, aku tidak mau dengar lagi..." ucap Winny histeris sambil menggelengkan kepalanya.

Nuno kembali meraih wajah Winny, menangkupnya lalu menatap mata indah itu dengan penuh kelembutan.

"Dengarkan aku dulu, pelase... Aku belum selesai sayang.."

Winny semakin bingung dibuatnya. Bagaimana tidak, sejak tadi pria di hadapannya ini mengungkapkan kalau dirinya sangat berarti namun dengan mudahnya mengucapkan kata putus!.

"Jangan mempermainkan perasaanku mas!"

"Aku tidak pernah berniat mempermainkan perasaanmu, percayalah. Semua ini terjadi tiba-tiba dan menjadi di luar kuasaku."

Nuno berusaha meyakinkan Winny dengan tatapan intensnya.

"Aku suka kamu, aku sayang dan...aku tersadar kalau aku benar-benar sudah jatuh dalam dirimu. Aku mencintaimu..."

"Lalu apa artinya ini mas? Kamu ingin kita putus!!"

"Iya, maaf jika aku harus melakukan ini. Tapi ini untuk kebaikan hubungan kita. Aku ingin memulainya dari awal lagi...tanpa ada sisa cinta pertama..."

"Maksud mas...??", tanya Winny ragu.

"Aku minta kita putus dan setelah ini aku pun akan bicara baik-baik ke Zaina terkait hubunganku dengannya dan hubungan kita juga."

Winny mengenyitkan keningnya, dia semakin bingung mendengar penjelasan Nuno.

"Win, aku memutuskan kamu dan begitu pun Zaina. Aku akan mengatakan kalau lamaran aku 5 bulan lalu terhadapnya sudah aku anggap tidak berlaku lagi karena sikapnya yang menggantungkan aku tanpa kejelasan. Dan kini, aku hanya ingin menjalani hubungan serius denganmu".

Senyum maut Nuno dan tatapan lembutnya sanggup membuat Winny meleleh.

"Kamu mau kan menerima aku lagi setelah semua ini aku clear'kan?"

Winny hanya mampu menganggukkan kepalanya pelan. Dia masih saja shock dengan tingkah Nuno yang sanggup membuat hatinya seperti roller coaster. Beberapa saat lalu cowok itu membuat hatinya sakit, namun setelah itu dia mampu membuatnya kembali berbunga-bunga.

Nuno lalu merengkuh tubuh Winny, menghangatkannya dalam dekapannya. Kini dia sudah bisa sedikit bernafas lega, tinggal bagaimana caranya dia akan menjelaskan hal ini ke Zaina.

"Lalu bagaimana dengan Zaina...?"

Nuno melepas dekapannya dan kembali menatap Winny.

"Aku kesini selain untuk menjelaskan semuanya ke kamu sekalian juga mau pamit."

"Mas...", seru Winny terkejut.

"Dih, sabar dong sayang. Kamu kalau begini bikin aku tambah gemes", Nuno mencubit pelan hidung Winny yang memerah karena kebanyakan nangis.

Menangkan HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang