"Nanti sore aku jemput yah...", ucap Nuno setelah mereka berada di depan meja kerja Winny.
"Ok deh mas...", jawab Winny dengan seulas senyum manisnya.
Nuno lalu melepaskan genggaman tangannya dan berjalan menuju ruangan Pak Arie. Seperti yang dia katakan tadi kalau dia hendak menemui beliau untuk berpamitan pindah ke rumah yang baru dia beli itu.
Sudah hampir 2 bulan setelah membelinya namun karena kesibukannya akhirnya baru sekarang dia bisa merencanakan kepindahannya itu.
Dia pun merasa berat untuk lebih lama tinggal menumpang gratis di kamar 1001 yang walaupun dia sanggup membayarnya namun pasti akan membuat mas Arie tidak akan membiarkannya melakukan itu.
Hampir 30 menit Nuno mengobrol dengan mas Arie membicarakan perihal rencananya untuk pindah dan pastinya nyerempet juga ke hubungannya dengan Winny.
Dan setelah berpamitan dia pun keluar ruangan itu dan berjalan kembali menuju meja kerja Winny.
Sementara berjalan perlahan dia memperhatikan Winny yang berjarak beberapa meter dari hadapannya.
Menyimak segala gerak-gerik Winny yang entah sejak kapan seakan benar-benar menjadi candu baginya. Rasanya sesaat saja tak melihat wajah gadis itu seperti ada yang kurang dari dirinya.
"Oh Tuhan, ingin rasanya kumerengkuhnya sekarang juga", gumam Nuno.
Namun dia berusaha menghalau rasanya yang mulai membuncah itu. Dia sudah bertekad akan menjaga Winny.
"Ehemm...serius amat neng", goda Nuno yang kini sudah berada di depan meja kerja Winny.
Saking seriusnya dengan pekerjaannya Winny sampai-sampai tidak memperhatikan suara langkah kaki Nuno yang berjalan perlahan mendekatinya.
"Eh mas Nuno... Sudah selesai sama Pak Arie...?"
"Yup, dan besok aku butuh kamu", ucap Nuno mantap.
"Heh...maksudnya???" Winny malah bengong dengan perkataan Nuno barusan.
"Iyah, kan besok mau pindahan. So bantuin yah..."
"Besok??? Koq dadakan???
"Mumpung weekend. Jadi keberatan nih...???"
"Eh, gak gitu. Hanya saja mas kan baru kasih tahu. Ok deh, in syaa Allah yah..."
"Ya udah, aku cabut dulu yah...Jangan kangen, biar aku aja....", ucap Nuno kemudian berlalu dari hadapan Winny.
Sementara Winny hanya terdiam dengan muka cengonya mendengar ucapan Nuno barusan.
*****
Keesokan harinya Winny, Evin, Tiara dan Karen kini sudah berada di rumah baru Nuno.Tadi pagi Nuno sudah jemputin mereka di hotel yang kebetulan pada janjian libur dan berkumpul di hotel untuk kemudian berangkat bersama ke rumah Nuno.
Mereka sudah bersedia untuk bantuin Nuno pindahan atas permintaan Winny.
Selain mereka berempat, tampak juga 3 orang tukang yang masih melakukan pengerjaan untuk beberapa bagian yang direnovasi atas keinginan Nuno dan juga buat membantu mengangkat furniture yang masih akan ditata.
"So kita mulai dari mana neh...?", tanya Tiara saat mereka baru saja memasuki ruang depan.
"Gimana kalo kita bagi tugas ajah", usul Evin yang diangguki oleh yang lain.
"Ok, kalian bertiga benahin di ruangan ini dulu, aku dan Winny di kamar utama", jelas Nuno dengan mimik gokilnya.
"Yeee...yang ada kalian cuman pacaran ajah jadinya kalo gitu", balas Evin sewot.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menangkan Hati
RomanceKisah cinta yang rumit seorang gadis penyiar radio sekaligus sekertaris dengan pria posesif, sementara cinta sang mantan yang belum kelar hadir kembali. Persahabatan, orang ketiga dan mantan terindah menjadi warna warni kehidupannya. Akankah dia men...