CHAPTER 22 [ Jealous ]

17 1 0
                                    

Miko baru saja bangun setelah Nathalie membuka tirai jendela dan membiarkan matahari pagi masuk ke dalam ruang rawat itu. Semalaman Miko tertidur di sofa setelah menunggui adiknya selesai operasi.

Diregangkannya otot-otot tubuhnya yang tegang. "Krekk!!" Tanpa sadar bunyi itu timbul dari sendi-sendi di lehernya. "Astaga!!" Gerutunya kemudian sambil mengelus tengkuk lehernya pelan.

Ia melihat wajah Nathalie yang begitu lelah. Kantung matanya terlihat menghitam. Rambut yang terikatpun terlihat berantakan sekarang. Miko tertegun melihat kasih sayang Nathalie pada adiknya, padahal dia dan Kinal bukanlah anak kandung Nathalie.

"Kinal belum bangun?" tanya Miko berjalan ke arah Nathalie yang duduk di samping ranjang Kinal.
"Belum," jawabnya singkat dengan nada lemas.

"Aku kira mama gantian sama mbak Ratna setelah subuh tadi."

"Mbak Ratna mama suruh pulang buat masak dan bawa pakaian kotor ke rumah."

Miko diam menatap adik nya terbaring di atas ranjang dengan wajah pucat. "Ma, mending mama istirahat dulu. Pasti mama capek semalaman jaga Kinal. Biar Miko yang gantian jaga dia."

"Ngga usah. Mending kamu ke kampus aja!" ucap Nathalie mengeluarkan handuk kecil dari dalam tas jinjing hitam.

"Aku ngga ada kelas hari ini!"

"Kalau gitu mending kamu cari makan, kamu pasti lapar kan?" Suruh Nathalie tanpa menatap putranya.

"Ma, please!!" Ucap Miko memelas. "Ok ok. Mama akan istirahat nanti!"
Seperti mengerti maksud ucapan Miko, wanita itu mengiyakan permintaan anaknya.

"Eh ini infusnya udah mau habis, mama panggil suster sebentar."
Nathalie melangkah keluar kamar inap kelas VIP itu.

Miko mengambil alih kursi yang tadi diduduki Nathalie. Cowok itu mengusap pelan handuk kecil itu ke wajah Kinal yang berkeringat.

"Adik Miko ternyata udah besar sekarang. Makin cantik lagi," ucap Miko sendiri sambil tersenyum.

"Maafin kakak ya, ngga bisa jagain kamu dengan baik selama ini. Maafin kakak juga sering cuek sama kamu. Tapi kakak tetep sayang sama kamu kok."

Miko mengusap lembut punggung tangan Kinal lalu mengecupnya penuh kasih sayang. Menggenggamnya hangat seolah tak ingin melepaskannya.

"Kakak janji akan lebih memperhatikan dan menjaga kamu mulai sekarang."

Baru beberapa detik Miko mengajak adiknya mengobrol, tiba-tiba saja gadis di depannya itu terlihat gusar. Keringat dingin keluar dari pori-pori kulitnya, membasahi wajah pucatnya.

"Nal, kamu kenapa?"

"Ma.... Mama.... Jangan pergi, Ma." Air mata mengalir dari sudut mata Kinal. Ia mengigau dalam tidur sambil menangis.

"Nal. Bangun, Nal. Kamu kenapa?"
Miko panik, disentuhnya pipi dan dahi adiknya untuk mengecek suhu tubuhnya. "Astaga, kamu demam?"

Nathalie datang bersama seorang suster. "Miko ada apa?" Nathalie segera saja tergopoh-gopoh menghampiri Kinal yang terbaring di ranjang.

"Sus, adik saya tiba-tiba demam. Bagaimana ini?"

"Tidak usah khawatir. Hal ini biasa terjadi pada mereka yang baru saja melakukan operasi, suhu tubuhnya juga tidak drastis. Kalian tenang saja. Saya akan mengganti infusnya sekarang." Air muka Miko dan Nathalie menurun. Mereka menghembuskan napas lega.

Suster itupun memeriksa gadis itu sebentar lalu segera mengganti cairan infus Kinal dan menggantungkannya kembali pada tiang infus. "Sudah selesai, kalau begitu saya permisi." kata suster perempuan berseragam biru itu.

The Treason love "Ketika Cinta Tak Selamanya Tulus"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang