CHAPTER 10 [ Teka-teki tanpa Bukti ]

20 3 0
                                    

Kinal dan Nathalie duduk berdampingan di ruang kepala sekolah, mereka tengah menunggu pak kepala selesai menyampaikan pidatonya di upacara  awal semester dua ini.

Seorang laki-laki dengan jas hitam dan dasi merah masuk ke dalam ruangan didampingi seorang wanita berjilbab merah yang berperawakan tinggi kurus.

“Maaf lama menunggu.”, ucapnya kemudian duduk di depan mereka.
Cukup banyak hal yang mereka obrolkan sampai akhirnya laki-laki itu meminta seorang wanita yang datang bersamanya untuk mengantarkan Kinal ke kelas barunya.

“Mari Kinal ibu antar.”, ajaknya merangkul gadis itu. Mereka berempat keluar dari ruang kepala sekolah bersama.

“Nanti mau mama jemput?”, tanya Nathalie sebelum pulang. “Ngga usah ma, aku bisa pulang sendiri kok.”, jawabnya berdiri di samping seorang guru wanita.

“Ok. Take care ya.”, pesan Nathalie. Kinal berjalan mengekor di belakang guru bernama Bu Ayu yang ternyata adalah wali kelas barunya.

Suara hak sepatu Bu Ayu terdengar jelas membelah kesunyian lorong kelas sebelas yang kini tengah dilewati mereka. “Biasanya suara anak-anak kelas kamu itu bisa terdengar sampai ruang guru loh. Tapi ini tumben tenang. Nanti jangan kaget ngadepin temen-temen kelas barumu, ya.”, cerita Bu Ayu, Kinal berusaha menyamakan langkah kaki nya dengan Bu Ayu yang berjalan cukup cepat.

Sampainya di ujung koridor, pintu kelas itu dalam keadaan tertutup. Bu Ayu meraih kenop pintu berpelitur coklat sambil menarik napas panjang dan membuangnya cepat seolah ia tahu apa yang akan terjadi.

“Kreekkk...”, dan ketika pintu itu dibuka, benar saja semua anak riuh seketika sambil menyanyikan lagu selamat ulang tahun dengan kompak.

“Selamat ulang tahun kami ucapkan. Selamat panjang umur kita kan doakan. Selamat sejahtera sehat sentosa. Selamat panjang umur dan bahagia..”, Kinal mengerutkan alisnya bingung.

Ia bertanya-tanya dalam hati apakah Bu Ayu tengah berulang tahun hari ini?

Karena hanya dia dan Bu Ayu di depan kelas itu, sementara hari ini bukanlah hari ulang tahunnya.
“Sudah cukup, kalian ini memang sukanya buat ramai saja. Baik anak-anak kita kedatangan anggota keluarga baru yang akan menemani kalian satu semester ke depan. Silakan perkenalkan diri kamu.”, Bu Ayu mundur ke belakang dan mempersilakan Kinal maju ke depan memperkenalkan dirinya.

“Hai.. Perkenalkan nama aku Kinalia Surya Atmaja. Temen-temen bisa panggil aku Kinal.”, bersamaan dengan itu beberapa anak perempuan mengucapkan nama panggilan Kinal persis seperti gayanya ketika opening YouTube channel nya, “Kinallia”.

Kinal tersipu melihat teman-teman barunya mengikuti gayanya, “Aku tinggal di Grand Permata Indah Blok B Nomor 5. Salam kenal.”, ucapnya tersenyum.

“Kinal, kamu bisa duduk sama Diana.” Gadis yang dipanggil Diana itu tersenyum bahagia menyambut teman sebangkunya yang baru. “Hai aku Diana.”, menjulurkan tangan kanannya mengajak berjabat tangan. “Kinal.”, meraih tangan Diana.

Bu Ayu yang masih berdiri di depan kelas berpamitan karena harus kembali ke kantor untuk mengikuti rapat awal semester. Sebelum ia pergi, ia berpesan agar anak-anak tidak gaduh dan mengganggu kelas lain. “Kalau begitu ibu pergi dulu. Reno titip kelas ya.”, memberi amanat kepada cowok yang duduk persis di depan Kinal.

“Siap, Bu.”

“Terima kasih.”, ucap anak-anak kompak bersamaan Bu Ayu keluar kelas.

“Hyeee...”, sorak soraipun dimulai. Beberapa anak langsung mengumpul di meja Diana, mereka saling berkenalan dengan Kinal. “Oh ya, emang hari ini Bu Ayu lagi ulang tahun ya?”, tanya Kinal polos.

The Treason love "Ketika Cinta Tak Selamanya Tulus"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang