CHAPTER 8 [Batin Part 1]

13 2 0
                                    


"Bu, saya pamit dulu.", ucap Kinal pada ibu Rendra.

"Ngga usah seformal itu pakai kata saya. Ngga apa-apa kok. Oh ya ini ada kue untuk kamu sama keluargamu. Salam ya untuk mereka.", ucap Reta ramah.

"Iya nanti aku sampaikan. Makasih ya, Bu."
Rendra turun dari kamarnya buru-buru sambil membawa paper bag bergambar batik.

"Buat kamu, bukanya di rumah aja.", menyodorkan paper bag itu pada Kinal.
"Bu, Rendra antar Kinal ke depan dulu ya.", kata Rendra meminta izin.

"Iya. Hati-hati ya, Nal.", pesan Reta. "Iya, Bu. Assalamu'alaikum.", mencium punggung tangan Reta sopan.

Di depan rumah..

"Oh ya aku sampai lupa, aku belum minta nomor rekeningmu untuk transfer uang pinjaman tadi.", ujar Kinal merogoh tasnya mencari hp untuk menulis nomor rekening Rendra.

Rendra menepis hp Kinal pelan. "Ngga usah. Aku belikan semua itu untuk kamu. Aku ngga akan minta uang itu kembali.", tolak cowok berhidung mancung itu.

"Kalau aku ngga mau gimana?", tanya Kinal sedikit sewot.

"Aku hanya ingin mendapatkan pahala dan berkah bila kamu menggunakan buku-buku itu dengan baik. Jangan sampai ilmu yang kamu dapatkan berhenti di satu titik.", pesan Rendra dengan suara datar.

Kinal terdiam untuk kesekian kalinya karena ucapan Rendra.
"Makasih. Kalau gitu aku pulang dulu.", Kinal berjalan menuju mobilnya masih tersenyum takjup pada cowok itu. Ia masuk ke dalam mobil mercy hitamnya dan membawanya keluar dari garasi rumah Reta.

Di rumah Kinal..

"Assalamu'alaikum..", ucapnya ketika membuka pintu utama. Masuk ke dalam rumah, ia mendapati mama, papa, dan kakaknya tengah menikmati makan malam di meja makan.

"Kamu baru pulang, Nal. Dari mana saja kok sampai malam?", tanya Surya.
Kinal berusaha menahan segala emosi yang mungkin akan timbul tiba-tiba. Ia berusaha mencoba untuk tersenyum dan menerima kenyataan yang terjadi dalam hidupnya.

Kinal duduk di meja makan, tepat di samping Nathalie.
"Mampir rumah temen tadi. Oh ya ini ada kue dari ibunya Rendra.", ucap Kinal.
"Ada salam juga dari mereka.", seraya membalik piring di depannya.

Meskipun ia belum lama mengisi perutnya, kali ini ia tak enak hati untuk menolak makanan buatan Nathalie. Ia tahu, wanita itu sengaja memasak makanan kesukaannya, rendang daging sapi dan gudeg.
Makanan khas yang selalu mamanya masak dulu sewaktu ia masih hidup, tiap kali mood Kinal jelek.

Kinal menyodorkan piringnya ke arah Nathalie, memintanya menuangkan nasi ke piringnya.
"Mam, aku mau nasinya.", Nathalie merasa terkejut mendengar Kinal memanggilnya dengan sebutan 'mama' untuk pertama kalinya, namun kemudian ia mengukir senyum pada gadis itu.
Dengan semangat dan perasaan bahagia, Nathalie menyendokkan nasi kemudian menuangkannya ke piring yang disodorkan Kinal.

Bukan hanya Nathalie saja yang masih diselimuti rasa aneh karena terkejut Kinal memanggilnya dengan sebutan 'mama'. Surya dan Miko yang tengah menikmati makan malamnya sontak menghentikan tangannya memasukkan makanan ke dalam mulut.

"Makasih, mam.", ucap Kinal menunjukkan senyuman tulusnya.

"Nal. Kamu lagi sakit?", tanya Miko. Kinal menyendok rendang dan meletakkannya di piring nasinya. "Aku sehat, bahkan sangat sehat.", jawab Kinal antusias.


💎🎶💎


Mbok Ratna dan Mang Ojo tengah membawa koper-koper milik Kinal ke kamarnya. Si pemilik kamar tengah merapikan lemari baju yang sudah lama tak ia pakai.

The Treason love "Ketika Cinta Tak Selamanya Tulus"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang