CHAPTER 24 [ Siapa Kamu Sebenarnya? ]

6 1 0
                                    

"Aku yakin kamu adalah kepingan puzzle hidupku yang akan melengkapi kisah ini menjadi kisah yang utuh."

— Narendra Chandra Arganta—

—————

Tiba-tiba saja suara kenop pintu terdengar ditekan, spontan semua mata di ruangan itu tertuju pada sosok yang muncul dari balik pintu. Sejenak mereka semua diam, ruangan itu hening.

Bukan, orang itu bukan Reta. Melainkan Miko, kakak Kinal. Sorot matanya amat tajam dan dingin. Seolah tatapannya bisa membekukan seseorang. Dalam satu detik sepasang mata itu bertemu dengan kedua mata Rendra. Tatapan mereka saling bertaut.

Rendra tersentak melihat siapa orang yang kini berdiri di depan pintu. Kedua kakinya melemas. Ia tak pernah membayangkan bahwa kakak laki-laki Kinal adalah teman sepermainan Irham, kakaknya.

——————————————————

"Ada apa, Mik? Kok balik lagi?" tanya Nathalie ketika melihat putranya berdiri di ambang pintu. "Dompet aku ketinggalan."
Miko segera menyibukkan diri mencari dompetnya yang tertinggal tadi. Ia membuka tasnya dan menyibakkan jaket miliknya.

"Oh ya Miko, ini Rendra temannya Kinal. Dia yang nolong Kinal kemarin. Dan Rendra, itu Miko kakaknya Kinal!" Nathalie memperkenalkan mereka berdua. Bahkan ketika Miko tak peduli akan kehadiran cowok itu.

Namun seolah ia mendengar bisikan Nathalie untuk bersikap sopan kepada teman Kinal, Miko mengangkat wajahnya dan mengangguk bersamaan sebuah senyuman terukir di kedua sudut bibirnya.

Rendra membalas anggukan Miko dengan senyuman, meski terlihat canggung.
Miko mendapatkan dompetnya kembali dan memasukkannya ke dalam saku celananya. "Gimana, udah ketemu?" tanya Nathalie. "Udah ma, kalau gitu aku permisi!" Atmaja yang duduk di samping Kinal jelas melihat raut wajah Miko yang tengah tak bersahabat sekarang. Namun laki-laki itu hanya bisa diam tanpa ingin ikut campur dalam kehidupan cucu laki-laki nya itu.

Atmaja memang dibilang tak terlalu dekat dengan cucu laki-laki nya ini dibandingkan dengan kakek pada umumnya. Justru ia lebih dekat dengan Kinal.

Hal itu karena sejak kecil Miko memang tipikal orang yang sulit didekati. Hatinya terlalu batu. Bahkan ia bisa dibilang pembangkang lebih dari Kinal. Namun di titik tertentu, hatinya juga bisa luluh, seperti pagi tadi.

Miko keluar kamar buru-buru karena ia harus membayar makanan yang baru dipesannya tadi di kantin. Di tutupnya pintu kamar rawat itu pelan.

Tak lama berselang, pintu itu kembali diketuk dan seorang wanita paruh baya berjilbab hitam mengucap salam dan masuk ke dalam ruangan.

"Oh, jadi ini ibunya Rendra. Ya ampun cantik banget," puji Nathalie mendekat ke arah Reta dan saling cipika-cipiki. "Biasa aja, Bu!" balas Reta.

"Biasa gimana. Orang cantik paripurna gini kok!" Puji Nathalie sekali lagi. " Mamanya Kinal juga cantik kok. Oh iya terima kasih untuk baju yang Jeng kirim tempo hari. Saya suka," ucap Reta.

"Sama-sama. Buat calon besan apa sih yang ngga. Eh keceplosan, maaf!"
Sungguh, Nathalie memang sengaja mengucapkannya untuk menggoda Kinal. "Ahh, ngga apa-apa. Semoga aja kesampaian," balas Reta hingga keduanya pun tertawa puas.

The Treason love "Ketika Cinta Tak Selamanya Tulus"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang