CHAPTER 12 [ Satu Hari Bersama Rendra ]

15 2 0
                                    


Sesampainya di kelas Kinal langsung menanyakan pada Diana siapa gadis yang tadi melerai Jessica dan Erin.

“Yang tadi itu namanya Syifa, apa dia Syifa temennya Rendra?”

“Iya, dulu dia sahabatnya Rendra. Dia satu paket sama Arjuna dan cecunguk tadi.”, bercerita penuh emosi. “Cecunguk itu maksudnya cewek rambut ikal itu.”, ujar Diana memperjelas.

Kinal mengakui bahwa gadis itu memang cantik, tinggi semampai dan fashionable. “Kalau emang terjadi cinta segitiga antara mereka itu ngga aneh. Tapi apa bener ya, Rendra pernah suka sama Syifa?”, batin Kinal.


💎💎💎


Seperti sebelumnya sepulang sekolah Rendra menjemput Kinal dan mengantar pulang gadis itu. Kemudian keesokan paginya ia akan menitipkan sekotak susu ultra milk rasa coklat dan sebungkus sari roti di pos satpam.

Satu Minggu telah berlalu, Kinal masih belum menemukan jawaban semua pertanyaan yang ada di benaknya. Ia tak berani menanyakan kebenaran cerita Diana dan teman-teman kelasnya tentang Rendra karena takut menyalahi privasi Rendra.

Sabtu pagi Kinal bertandang ke rumah Rendra, hanya untuk silaturahmi dengan Reta dan mengantarkan bingkisan baju rancangan Nathalie, ya Nathalie seorang desainer dan ia membuatkan khusus baju itu untuk Reta karena ia yakin bahwa keluarga Retalah yang berhasil meluluhkan hati Kinal hingga mau berdamai dengannya.

Ia percaya bahwa keluarga mereka adalah keluarga yang membawa pengaruh baik untuk keluarganya.
“Rendra di mana, Bu?”, tanya Kinal berjalan mengikuti Reta ke dapur. Ini adalah kali ketiganya ia bertandang ke rumah Reta karena dua hari lalu ia juga datang kemari untuk belajar dengan Rendra.

“Dia di paviliun belakang. Kayaknya lagi buat video.”, kata Reta seraya menyiapkan minuman dan camilan. “Ke sana saja. Sekalian tolong bawakan ini ya untuk kamu sama Rendra. Ngga apa-apa kan?”, menyodorkan nampan berisi orange juice dan dua toples camilan.

“Ngga apa-apa. Kalau gitu aku ke sana ya, Bu.”, membawa nampan itu ke paviliun belakang rumah dekat taman. Rendra tengah duduk di depan paviliun memangku gitarnya di depan kamera yang tengah menyala.

Ia memetik gitar itu penuh perasaan, membuat sebaris nada yang indah dan enak didengar. Menyadari Kinal berdiri di sampingnya, ia berhenti memetik gitar itu dan membiarkan kameranya tetap menyala.

“Sejak kapan di sini?”, tanya Rendra gugup. “Ehmm sejak kapan ya?”, pura-pura berpikir seraya duduk di samping Rendra. “Heheh..”, Rendra tertawa kecil.

“Bagus kok permainan gitarnya, kenapa ngga coba sekalian nyanyi? Kamu buat video ini untuk diupload di YouTube?”, tanyanya bersemangat. “Suaraku biasa-biasa aja, ngga bagus. Cuma iseng aja sih coba di upload di Instagram.”, jawab Rendra.


“Ooh. Tapi aku bener-bener penasaran pengen denger suara kamu.”


“Yakin??”, Rendra mengukir senyum tipis di sudut bibirnya. Gadis itu mengangguk mantap mendengar pertanyaan Rendra. Rendra langsung memetik gitarnya membentuk sebaris nada kemudian mulai mengeluarkan suaranya.


“Kutuliskan kenangan tentang caraku menemukan dirimu. Tentang apa yang membuat ku mudah berikan hatiku padamu.”, Kinal seketika tercengang mendengar suara Rendra. Ia ingin segera menutup telinganya agar tak bisa mendengarkan suara Rendra yang sangat sember.

Namun ia juga tak enak hati karena ialah yang meminta Rendra menyanyi meski cowok itu sudah mengatakan bahwa suaranya tak begitu enak didengar.


Meski Rendra menyanyikan lagu itu tak sesuai dengan nada yang dihasilkan petikan gitarnya, Kinal tetap bisa mengenali lagu itu.


“Telah habis sudah cinta ini tak lagi tersisa untuk dunia. Karena telah kuhabiskan sisa cintaku hanya untukmu.”, Kinal menyanyikan lirik lagu berikutnya.


Rendra memandang wajah gadis itu semakin dalam, melihat kelopak matanya yang menutup sambil menghayati lagu yang tengah disenandungkannya.


“Aku pernah berpikir tentang hidupku tanpa ada dirimu. Dapatkah lebih indah dari yang kujalani sampai kini?”, bersenandung mengikuti Kinal, dengan tatapan hangat.

Kinal berhenti menyanyi ketika suara merdu Rendra mengambil alih. Cowok di sampingnya tengah menatapnya dalam-dalam, bahkan tatapan mata mereka bertemu cukup lama. Ia terkejut sekaligus gugup, tapi kemudian mereka menyanyikan bait selanjutnya bersama.


“Bila habis sudah waktu ini tak lagi berpijak pada dunia. Telah aku habiskan sisa hidupku hanya untukmu. Dan telah habis sudah cinta ini tak lagi tersisa untuk dunia. Karena telah kuhabiskan sisa cintaku hanya untukmu.”


Kinal menatap kesal cowok itu, “Kamu nge-prank aku gitu.”, memanyunkan bibirnya.

“Ya, nggak gitu juga. Aku cuman bercanda, Nal.”, melihat Kinal mulai mengambek, Rendra mencoba meminta maaf padanya.

“Kita jalan-jalan aja gimana?”, Kinal yang sejak tadi cemberut menekuk wajah sambil menyilangkan tangan di depan dada, kini tersenyum gembira mendengar ajakan Rendra.

So, setelah itu Rendra meneguk habis orange juice yang dibawa Kinal tadi dan segera mengganti kaos hitamnya dengan kaos putih dibalut kemeja biru dongker. Dan mengganti celana pendeknya dengan jeans panjang.


💎💎💎


“Kita mau pergi ke mana?”, tanya Kinal seraya memasang seat belt. “Ke Dufan.” Kinal senang mendengar kata “Dufan”, karena belum pernah sekalipun dia pergi ke Dufan selama hidupnya. “Ok.”, jawabnya riang gembira.


“Seneng banget, kaya belum pernah ke Dufan aja.”, ledek Rendra sambil menyetir. “Aku emang belum pernah ke Dufan.”, jawab Kinal kembali menyilangkan tangannya di depan dada. “Seriously??”, mendengar ucapan Kinal, Rendra justru semakin meledek gadis itu dengan tawanya dan membuat gadis itu kesal bukan main.


“Kenapa?”, sewot Kinal.
“Dari kecil aku emang jarang banget keluar rumah. Ada aja alasan papa ngelarang aku keluar, takut aku diculik lah, takut saingan bisnisnya nyakitin aku lah, takut aku kecapekan lah. Tapi untungnya sekarang papa udah bisa ngertiin kemauan ku.”
Rendra lega mendengar Kinal dan papa nya kini saling memahami dan pengertian, pasalnya sebelumnya Kinal menceritakan sosok ayahnya yang over protective.


💎💎💎

Senin, 26 Agustus 2019

The Treason love "Ketika Cinta Tak Selamanya Tulus"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang