“Menunggu akan menjadi sangat menyenangkan, jika yang kau tunggu itu adalah seseorang yang kau cintai.”
Terbangun di tengah malam, Taehyung mengatur napasnya yang tersengal-sengal. Ini bukan tentang mimpi buruk, melainkan hal-hal aneh yang terjadi pada dirinya setelah menikah dengan Aeryn. Lebih tepatnya–semua terjadi ketika dirinya tengah menyentuh tubuh Aeryn, maupun sesudah menyentuh tubuh wanita itu.
Aneh? Memang.
Ketika kilasan yang masih samar itu muncul berkali-kali layaknya menghantui hidup Taehyung, tetapi setidaknya Taehyung sudah dapat menangkap presensi seorang gadis. Ia tidak dapat melihatnya dengan jelas sebab selembar kain tipis berwarna soft pink menutupi wajahnya.
“Menunggu akan menjadi sangat menyenangkan, jika yang kau tunggu itu adalah seseorang yang kau cintai.”
Kalimat itu berputar di dalam kepala Taehyung. Suaranya terdengar tidak asing, namun Taehyung tidak tahu siapa pemiliknya.
Sungguh. Ini semua membingungkan, sekaligus–merumitkan. Berkali-kali ia mencoba untuk membiarkan semuanya, namun sepertinya tidak bisa. Ketika dirinya menyentuh tubuh Aeryn, mencium tanda lahir wanita itu, melakukan segala sesuatu yang berhubungan layaknya suami istri–Taehyung seperti ditarik kembali oleh waktu untuk menyaksikan semua kejadian yang nampaknya masih terlihat samar.
Sebenarnya apa yang sudah terjadi?
Apakah ini semua ada kaitannya dengan Aeryn?
Taehyung bertanya-tanya sendiri dalam pikirannya. Menatap Aeryn yang tengah tertidur pulas setelah melakukan pergulatan panas tadi dengan dirinya. Sementara di luar hujan masih belum reda dan nampaknya akan menjadi semakin deras sehingga membuat Taehyung menyadari sesuatu.
Setiap kali dirinya melakukan pergulatan panas dengan wanitanya, hujan deras selalu turun.
Apakah ini sebuah kebetulan?
Ataukah ini semua memang sudah diatur oleh semesta?
Menghela napas panjang–Taehyung tidak tahu. Menebak-nebak sesuatu yang berhubungan dengan semesta itu membuatnya pusing. Merumitkan, sebab semesta terkadang bisa saja berjalan dengan kejam. Kita tidak akan pernah tahu hal apa selanjutnya yang akan terjadi dalam hidup kita, apakah itu hal baik atau buruk–yang hanya bisa dilakukan adalah menjalaninya.
“Cantik, apakah ini semua memang ada kaitannya denganmu?” Taehyung bertanya sendiri di tengah derasnya hujan, menatap penuh lekat wajah manis Aeryn. Mengusap surai wanita itu, mengecup dahinya lama, kemudian memperbaiki tata letak selimut wanita itu ketika belahan dadanya sedikit terlihat.
Melirik jarum jam yang masih menunjukkan pukul 12 malam, sebaiknya yang dilakukan Taehyung saat ini adalah melanjutkan tidurnya kembali. Sebab besok, ia harus melakukan rutinitas kewajibannya yaitu pergi bekerja.
***
Taehyung duduk di kursi kerjanya. Menatap sekaligus membolak-balikkan beberapa lembar berkas yang ada di tangan kanannya, kemudian ia menghela napas berat ketika menemukan beberapa tulisan yang masih salah.
Oh, ayolah. Taehyung benci ketika dirinya menemukan hal-hal seperti itu. Sudah berkali-kali ia menegur beberapa karyawannya agar tidak melakukan kesalahan saat melakukan penulisan. Namun sepertinya, kesalahan itu masih saja terus terulang.
“Suruh mereka untuk merevisi berkas-berkas ini lagi,” ia memberikan berkas-berkas itu kepada Hyena setelah tadi sempat memanggil gadis itu untuk datang ke ruangannya. “Masih banyak kesalahan yang mereka lakukan. Aku tidak mungkin, ’kan mengajari mereka bagaimana cara menulis yang benar? Mereka bukan anak berusia lima tahun lagi.”
KAMU SEDANG MEMBACA
PIECES | KTH
Fanfiction[𝐁𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐝𝐢𝐫𝐞𝐯𝐢𝐬𝐢] "Aeryn, mau menikah denganku tidak?" Berawal dari keisengannya yang bermain-main di tempat mewah milik Park Jimin hanya untuk menenangkan pikirannya, alasan klasik memang. Tetapi siapa sangka jika alasan klasik itu mamp...