Kepulangan Taehyung disambut dengan beberapa barang belanjaan yang berserakan di atas meja ruang tamu, membuatnya bertanya-tanya siapa yang melakukan hal ini, sebab ia pikir tidak mungkin Bibi Ahn yang melakukan ini semua karena wanita itu pasti akan meletakkan semuanya sesuai pada tempatnya.
“Sayang, kau tadi pergi berbelanja?” dia bertanya saat tidak sengaja melihat Aeryn yang saat ini sedang duduk di sofa ruang tengah sambil menonton televisi.
Wanita itu menoleh ke arah sumber suara. “Kau sudah pulang? Aku pikir kau akan pulang terlambat lagi.”
“Aku sudah menyelesaikan semua pekerjaanku kemarin, aku tidak memiliki alasan lain lagi untuk pulang terlambat, Sayang.” Taehyung mengambil duduk tepat di samping Aeryn, jaraknya sangat dekat, bisa dibilang itu adalah posisi intim sebab pria itu yang tiba-tiba saja mencuri kecupan di pipi kiri wanita itu.
Aeryn segera menghindar meskipun Taehyung benar-benar sudah melakukannya. Mengingat kembali apa yang telah ia lihat tadi siang, rasanya itu benar-benar menjijikkan ketika bibir pria itu berhasil menyentuh kulitnya.
“Hey, ada apa Sayang?” dan tentu saja Taehyung langsung bertanya ketika wanita itu dengan terang-terangan menunjukkan penolakan untuk dirinya.
“Aku hanya sedang tidak ingin dicium.”
Taehyung mengernyit bingung. Ini tidak seperti Aeryn. Selama ini wanita itu selalu menempel ke arah dirinya, dan dia akan sangat suka jika pipinya sedang dicium. “Kau masih marah padaku?”
Aeryn mematikan televisinya. Ia memperbaiki posisi duduknya sambil menoleh ke arah Taehyung yang saat ini juga ikut memperbaiki posisi duduknya. Keduanya sama-sama saling menatap sebelum Aeryn berujar. “Jangan gila, untuk apa aku marah padamu?”
“Jangan berbohong, Aeryn. Kau tidak bisa menipuku karena sikapmu benar-benar menunjukkan bahwa saat ini kau seperti sedang marah padaku.”
Aeryn mendengus kentara jika Taehyung memang benar-benar bisa melihat dirinya yang seperti itu. Ia cukup bersyukur karena setidaknya pria itu adalah tipe pria yang cukup peka untuk menyadari semuanya.
“Kalau aku tidak bisa menipumu seperti apa yang sudah kau bilang barusan, seharusnya kau mengatakan semuanya kepadaku, Taehyung.”
Ucapan Aeryn kali ini membuat Taehyung bingung. “Mengatakan apa? Seharusnya kau bisa bilang padaku secara langsung, jangan bersikap seperti ini.”
Astaga, Aeryn akan menarik semua pikirannya yang menganggap bahwa Taehyung adalah tipe pria yang cukup peka. Pada kenyataannya saat ini, pria itu sama sekali tidak menunjukkan sikapnya yang seperti itu. Yang paling membuatnya muak adalah ketika Taehyung yang bersikap seolah-olah mengetahui semuanya, tapi kenyataannya dia hanya berpura-pura seolah-olah tidak tahu apa yang sedang terjadi saat ini.
“Aku sudah pernah bilang dan kau tidak pernah menjawabku. Lalu untuk apa aku bilang lagi kepadamu? Jangan membuatku seperti wanita yang terlihat bodoh.”
Taehyung menekan pelipisnya yang mendadak terasa pening. Tunggu dulu, dia masih belum mengerti semuanya dengan begitu jelas. Dia tidak tahu apa yang diinginkan oleh Aeryn saat ini jika wanita itu tidak menjelaskan semuanya.
“Aeryn, dengar. Aku tidak akan mengerti jika kau–”
“Senira dan Lee Wang Tae! Siapa mereka berdua sebenarnya?!” Aeryn tidak tahan lagi, dia berhasil membentak Taehyung hingga membuat wajah pria itu membeku kaku.
“Jadi, karena hal itu kau marah padaku?” suara Taehyung terdengar cukup lirih, namun Aeryn masih bisa mendengar semuanya dengan sangat jelas. Dia mengalihkan pandangannya sejenak, tersenyum asimetris karena lagi-lagi Taehyung hanya bisa berkata seperti itu dan tidak langsung menjawabnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PIECES | KTH
Fanfiction[𝐁𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐝𝐢𝐫𝐞𝐯𝐢𝐬𝐢] "Aeryn, mau menikah denganku tidak?" Berawal dari keisengannya yang bermain-main di tempat mewah milik Park Jimin hanya untuk menenangkan pikirannya, alasan klasik memang. Tetapi siapa sangka jika alasan klasik itu mamp...