Pieces • Special Chapter - 0. 2 [END]

5.9K 369 234
                                    

🎵 Can't Help Falling in Love - Boyce Avenue [cover] | original by Elvis Presley

• • •

EunghhCantik, kau ingin kita melakukannya di pagi buta seperti ini?”

“Apa yang kau pikirkan, Taeya?”

Lagi dan lagi, panggilan itu benar-benar sudah akrab di telinganya. Taehyung tidak tahu sejak kapan Aeryn memulainya, memutuskan untuk memanggil dirinya dengan panggilan — yang katanya — itu adalah panggilan kesukaannya, pun lebih-lebih dia menambahkan bahwa panggilan itu terdengar cukup manis.

Tetapi Taehyung pikir, apapun atau bagaimanapun cara istrinya itu memanggil dirinya, semua akan langsung masuk ke dalam kategori manis tanpa diklaim terlebih dahulu.

“Kita sudah lama tidak melakukannya, bukankah kau ingin kita melakukannya? Itu yang aku pikirkan,” jawabnya kelewat jujur sambil menikmati usapan dari telapak tangan Aeryn yang bergerak lembut diantara surainya.

“Rupanya hormonmu benar-benar meningkat di waktu pagi buta seperti ini, ya.” Aeryn terkikik geli, kemudian melanjutkan, “Padahal aku, ‘kan hanya mengusapi rambutmu. Kenapa kau begitu terangsang?”

“Hei, Sayang, kau tidak hanya mengusapi rambutku, tau. Kau juga menciumi wajahku. Pria normal mana yang tidak terangsang?”

Taehyung memberengut lucu, dia tidak setuju dengan pernyataan Aeryn barusan. Bisa-bisanya dia hanya bilang — mengusapi rambut — sementara sedari tadi dirinya benar-benar merasakan bibir ranum wanita itu yang bergerak ke sana kemari, menyapahi setiap lekuk wajah tampannya dengan kecupan-kecupan memabukkan yang dapat membangkitkan gairahnya.

Tidak. Taehyung bukannya tidak menyukai setiap kecupan yang diberikan oleh Aeryn pada dirinya, dia menyukainya. Sangat-sangat menyukainya. Hanya saja semenjak kepulangannya yang sudah terhitung sejak empat bulan yang lalu, Taehyung merasakan bahwa jam tidurnya tidak benar-benar berakhir dengan baik. Dia terbangun pada saat pagi-pagi buta seperti ini lantaran merasakan pergerakan dari tangan Aeryn yang bergerak pelan mengusapi rambutnya, kemudian ketika dia membuka mata dan menemukan sepasang iris jelaga yang menatap penuh ke arah dirinya, saat itu juga pemiliknya bersuara, “Maaf, Tae, aku tidak berniat mengganggu tidurmu.”

Sumpah ya, seharusnya Aeryn tidak perlu meminta maaf, sebab Taehyung sendiri menyukai setiap perlakuan yang diberikan pada dirinya.

“Itu sebabnya kau tadi mendesah?” Aeryn bertanya, tangannya masih bertahan pada surai berantakan milik Taehyung.

“Mendesah tidak sengaja, kok. Bibirmu sih, nakal sekali.”

Eih, tanganmu juga nakal, kok. Sedari tadi bergerak memutari pusarku. Berniat merangsang, ya?”

Menggigit bibir bawahnya, Taehyung seolah-olah sedang tertangkap basah. Padahal sebenarnya dia sedang tidak tertangkap basah, serius. Hanya saja bagaimana, ya, cara menjelaskannya?

Ini adalah kebiasaan baru yang dimilikinya. Dia suka sekali menelusupkan tangannya ke dalam baju Aeryn, telunjuknya membuat gerakan memutar pada pusar kecil yang menggemaskan itu kendati acapkali mendapatkan rengekan geli dari pemiliknya.

“Tidak merangsang, Cantik. Perutmu sekarang sudah tidak membesar lagi seperti yang terakhir kali aku lihat,” dia bangkit dari posisi tidurnya kemudian sedikit memajukan wajahnya pada Aeryn yang sedari tadi tengah duduk bersandar pada dashboard ranjang. “Bagaimana jika aku membuatnya besar lagi? Kita habiskan pagi ini dengan gairah yang panjang dan saling bertukar keringat. Bukankah itu ide yang cukup bagus?”

PIECES | KTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang