TIGA

231 21 1
                                    

CERITA BELUM DI REVISI !
TERDAPAT BANYAK TYPO DAN PUEBI YANG BERTEBARAN

•••


Semua murid sudah mengumpulkan kertas ulanganya kepada ibu letta tetapi lain dengan naila ia masih sibuk membolak balik kertas membaca soalnya.

"Naila, Mana kertas mu kumpulkan!" Titah ibu letta.

"Sebentar buk," jawab Naila.

sedangkan liza dan ketty menyemangati nya untuk lebih cepat mengisi ulangan.

"Ah berisik lo pada," Balas naila sedangkan liza dan ketty menahan senyumnya ketika melihat wajah gugup Naila.

"Naila, ibu hitung Satu sampai tiga! Ayo kumpulkan kertas kamu!" Ujar bu letta tak sabaran.

"Sebentar buk! Semuanya itu butuh proses," balas naila."jangan cuma lihat dari hasil nya doang," Lanjut nya Sambil memberikan kertas ulanganya ke ibu letta.

Letta hanya mengusap dadanya pelan. Murid nya yang satu ini seperti noda membandel. Sikapnya tidak akan pernah berubah.

10.40

Surga dunia bagi murid Sma Nusantara Ketika mendengar seruan bell istirahat Sejak lima menit yang lalu.

Naila, Liza dan ketty berada dikantin sekolah untuk menyantap bakso milik mbak yanda. Tetapi lain dengan Naila ia malah memanggil mbak yanda dengan panggilan mbak Janda.

"Mbak janda pesen Baksonya tiga kayak biasa ya, " ujar naila dan dibalas anggukan kecil oleh mbak Yanda.

Mereka menyantap bakso yang mereka pesan dengan lahap sesekali juga bercanda-canda dengan tawa receh mereka.

Tetapi tiba tiba naila merasakan perutnya sedikit bergemulai dibawah sana. Sehingga naila sedikit bergerak ke kiri kekanan meresakan perutnya yang ingin mengeluarkan sesuatu.

"Lo kenapa Nai?" Tanya Ketty.

"Ko gue rasa kayak mau BAB deh!" Ujar Naila sambil memegangi perutnya.

"Kebanyakan makan cabe sih lo!" Timbal liza.

"Aduh! Udah diujung tanduk. Bentar yah!" Tinggal Naila sambil berlari keluar kantin

Liza dan ketty saling pandang lalu menggeleng bersamaan.

"Ada-ada aja si, Naila!"

Naila pov

Perut ku rasanya benar benar sakit. Sungguh sakitnya ia ingin mengeluarkan sesuatu dari bawah sana. Karena rasanya sudah tidak tahan aku berlari keluar kantin dengan buru buru.

Aku keluar kantin tidak melihat jalan lagi karena mataku terpejam merasakan sensasi ingin buang hajat gara gara makan makanan mbak Janda tadi. Hingga aku menabrak seseorang.

Bruk!

"Astaghfirullah" gumam seseorang itu.

Aku pun langsung menunduk kebawah sana ketika mendapati seseorang yang aku tabrak tadi terjatuh bersama buku- buku yang ia bawa.

"Aduh sorry sorry gue gak sengaja," ujarku sambil ikut berjongkok membantu nya menata kembali buku bukunya yang berjatuhan.

"Iya tidak apa apa" jawabnya dengan bahasa yang sama dengan Liza. Terlalu baku.

"Duh Sorry yah! Gue buru buru," balas ku dan berlari ngacir ke WC meninggalkan seseorang yang tadi ku tabrak.

Beberapa menit aku didalam wc mengeluar kan semua sisa makanan yang ku makan harini kemarin dan kemarin nya lagi. Mungkin. Aku pun keluar Toilet dengan lega tidak merasakan lagi sensasi untuk buang hajat.

"Huh, lega." ujarku sambil mengelus-elus perutku.

Aku melirik ke arah benda bulat yang melingkar di tangan kiri ku. Jarumnya menunjuk kearah 10.58

"Masih dua belas menit lagi masuk" gumam ku sambil berjalan menyusuri koridor sekolah.

Tujuan ku ingin ke ruang Musik saja bermain game online disana karena ruangan itu sepi dan menghabiskan waktu sebelum masuk kekelas dan bertemu dengan pelajaran matematika.

Boleh jujur?

Matematika adalah pelajaran kedua yang tidak aku senangi setelah geografi. Menurutku untuk apa kita belajar matematika?

Yang dominannya hanyalah menghitung dengan berbagai macam cara trik agar mendapatkan hasil yang lebih cepat Apalagi sekarang zaman sudah berkembang bisa menggunakan kalkulator untuk menghitung hal yang lebih cepat.

Lagi pula, hidup di bumi tidak semua dapat dihitung menggunakan rumus matematika. jadi sifatku jangan ada yang ditiru yah.

Aku pun berjalan dikoridor sesekali menyapa siswa yang aku kenal dan beberapa juga teman temanku yang selalu mengajak ku mabar.

Kakiku hendak membuka pintu yang bertuliskan Room Musical. Aku pun hendak membukanya memastikan tidak ada siapa siapa didalamnya tetapi aku malah latta dan kaget karena seseorang menepuk bahuku.

"Kak Nai?" Serunya.

Yang memanggil ku barusan adalah adik kelas ku namanya Ayumi  yang juga sering ikut mabar dengan ku.

"Aih. kaget njir, Kenapa?"Balasku dan berbalik kearahnya.

"Kak dipanggil ibu letta keruanganya sekarang," ujar Ayumi dengan menunjuk kan lesung pipinya yang manis itu.

"Oh thanks," ujarku dan berlenggang pergi dari tempat itu. aku menyumpah serapahi ibu letta karena panggilan darinya aku tidak bisa bermain game kesukaan ku

•••

Mencintai atau dicintai semuanya akan sama sama meyakitkan jika tidak berani mengungkapkan.


M O H O N    V O T E -

[G2] Gamer GirlsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang